Jakarta, Kanker hati merupakan penyebab kematian
terbesar kedua di Asia Pasifik. Jumlah kasusnya di Indonesia terus
meningkat, sebagian besar terdeteksi di rumah sakit dalam kondisi sudah
stadium lanjut.
"60 persen datang pada stadium non-kuratif,"
jelas Ketua Perhimpunan Peneliti Hati, Dr Rino A Gani, SpPD-KGEH dalam
temu media yang digelar Bayer di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa
(26/8/2014).
Dengan jumlah penderita sebanyak 13.238 orang,
kanker hati telah menyebabkan 12.825 kasus kematian di seluruh
Indonesia. Dari angka tersebut, sebagian besar disebabkan oleh infeksi
virus hepatitis, baik B maupun C. Sisanya karena sebab lain, seperti
konsumsi alkohol.
Tantangan terberat yang dihadapi adalah bahwa
penyakit ini tidak menyebabkan gejala pada stadium awal. Munculnya
gejala seperti nyeri di ulu hati, dan sebagainya, baru terasa setelah
kanker hati memasuki stadium lanjut, yang artinya peluang sembuhnya
menipis.
Tidak hanya itu, sebagian besar kanker hati berawal dari
sirosis atau pengerasan hati. Artinya pengobatan kanker hati tidak
berhenti di kankernya itu sendiri, tetapi masih dilanjutkan dengan
memperbaiki fungsi hati yang sudah rusak.
"Kanker hati ini unik,
karena sebagian besar berawal dari hati yang memang rusak. Lain dengan
kanker paru misalnya, jaringan yang lain masih sehat," kata pakar
hepatologi dari RS Cipto Mangunkusumo, Prof Dr L.A Lesmana, SpPD-KGEH.
Salah
satu pencegahan yang bisa dilakukan adalah vaksin hepatitis B.
Sedangkan untuk kanker hati karena sebab selain hepatitis, diet rendah
lemak dan rendah karbohidrat serta rajin olahraga bisa mencegah
perlemakan hati, yang juga bisa menjadi kanker.
"Skrining juga
perlu dilakukan kalau mempunyai penyakit hepatitis. Juga kalau dalam
keluarganya ada riwayat kanker hati," pesan Dr Rino.
Sumber : http://health.detik.com/read/2014/08/26/173233/2673306/1301/pasien-kanker-hati-meningkat-kebanyakan-datang-sudah-stadium-lanjut
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete