Monday, August 24, 2009

10 Cara Hindari Keracunan Makanan

Ada beberapa jenis sakit yang disebabkan keracunan makanan. Kadang kita tak pernah tahu bagaimana mulanya, tapi setelah menyantap makanan baru menyadari kalau telah keracunan. Sebenarnya ada beberapa cara terbaik untuk menghindari sakit akibat keracunan makanan seperti ini.
1. Cuci tangan dengan bersih sebelum mengolah atau menyantap makanan. Cuci tangan ini khususnya sangat penting setelah Anda memegang binatang atau organik, seperti binatang peliharaan atau mencuci binatang.
2. Pastikan segala peralatan yang digunakan untuk memotong, pisau, peralatan memasak dan semua peralatan untuk meletakkan makanan disterilkan dengan sabun anti bakteri.
3. Cuci bersih semua buah dan sayur sebelum dimakan mentah.
4. Pastikan semua makanan yang bersumber dari hewan (daging, telur, susu) telah disterilkan atau dimasak dengan matang sebelum dikonsumsi. Jika Anda makan di restoran dan mendapati makanan belum matang, minta kembali masakan matang dan periksa kembali sesuai permintaan.
5. Jangan letakkan makanan dari hewan (daging, telur dan produk susu) di ruangan dengan temperatur biasa baik dimasak atau tidak. Masukan dalam kulkas dalam temperatur beku.
6. Simpan segera makanan sisa di kulkas. Untuk mencegah terkena bakteri, panaskan dengan layak semua makanan sisa sebelum memakannya.
7. Periksa terlebih dahulu sebelum memasak jenis ikan dan kerang. Pilih produk yang masih segar saat membelinya. Ikan jenis makanan yang biasanya jadi penyebab keracunan.
8. Atur peletakan makanan di kulkas, jangan sampai tetesan jus, darah dari daging mengenai makanan lainnya. Letakkan daging di tempat penyimpanan daging di kulkas. Letakkan daging yang berbeda secara terpisah, jangan menumpuknya, misalnya daging sapi, daging ayam dan ikan secara diletakkan secara terpisah.
9. Pahami cara pengalengan di rumah saat Anda memutuskan membuat selai, jelly, asinan atau jenis makanan kaleng lainnya.
10. Selalu baca label sebelum membeli atau memakan makanan. Ikuti instruksi yang ditulis dilabel untuk memasak atau cara memakan jenis makanan yang Anda beli. Pastikan selalu melihat tanggal kadaluarsanya.
Keracunan makanan tidak dapat dianggap remeh. Sebagian kasus keracunan makanan disebabkan bakteri yang dapat menyebabkan kecacatan atau bahkan kematian, khususnya pada anak-anak, orang dewasa, wanita hamil dan orang-orang yang memiliki kekebalan tubuh kurang. Jadi, kalau Anda mengalami keracunan makanan, segeralah mencari pertolongan dokter.

Sunday, August 23, 2009

Glomerulonefritis Penyebab Terbesar Penyakit Ginjal Tahap Akhir

Glomerulonefritis (radang ginjal) merupakan penyebab terbesar penyakit ginjal tahap akhir, selain hipertensi, penyakit ginjal polikistik, dan penyakit ginjal obstruksi infeksi. Penyakit ini mengenai bagian glomerulus akibat reaksi antigen dan antibodi. Antigen yang membentuk kompleks antigen-antibodi ikut mengalir dalam darah dan mengendap dalam ginjal. Akhirnya, terjadi reaksi inflamasi yang menyebabkan kerusakan ginjal.Glomerulonefritis yang rusak menyebabkan kebocoran protein atau adanya sel darah merah dalam urin. Berdasarkan data, penyakit ini mengenai sekitar 39,64% dari seluruh penyebab penyakit ginjal tahap akhir. Deteksi dini kelainan ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan proteinuria dan hematuria. Demikian ulasan yang mengemuka dari kegiatan Simposium Awam dengan tema “Gagal Ginjal, Dialisis, dan Transplantasi” yang diadakan pada 8 Juni 2002, di Aula Perpustakaan Nasional RI, Jakarta. Narasumber dalam simposium tersebut di antaranya Prof. Dr. Wiguno Prodjosudjadi, PhD, SpPD-KGH; Dr. H.M.S. Markum, SpPD-KGH; dan Prof. DR. Dr. Endang Susalit, SpPD-KGH. Seperti diterangkan Prof. Wiguno bahwa jika proteinuria terjadi menetap maka harus dilakukan pembatasan asupan protein agar protein yang keluar dalam urin tidak bertambah. Pada penderita gagal ginjal juga kerap terjadi sindrom nefrotik, yakni proteinuria yang terjadi secara masif lebih dari 3.5g / 24 jam urin dan disertai dengan tanda lain seperti pembengkakan pada tungkai, muka, atau asites. Jika hal ini terjadi, biopsi ginjal dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis sehingga pengobatan yang terarah dapat dilakukan. Selain itu, untuk mencegah penurunan fungsi ginjal lebih lanjut, harus dilakukan diet terhadap faktor yang dapat memperburuk fungsi ginjal seperti menurunkan asupan protein yang berlebih, menurunkan asupan zat atau obat yang bersifat toksik, mencegah kehilangan cairan, dan mencegah infeksi. Terapi pengganti pada pasien gagal ginjal seperti diterangkan Endang Susalit terdiri dari dialisis dan transplantasi ginjal. Di Indonesia, pelayanan dialisis yang paling banyak dilakukan adalah hemodialisis yang menggunakan membran sintetik semipermeabel. Selain hemodialisis, dialisis peritoneal juga dapat dilakukan sebagai terapi pengganti. Terapi ini dilakukan dengan memasukkan cairan dialisat ke dalam rongga peritoneum, dibiarkan beberapa waktu, kemudian dikeluarkan dan diisi kembali dengan cairan dialisat yang baru. Hal yang sama juga diterangkan oleh H.M.S Markum. Hemodialisis merupakan proses pembersihan darah dari zat-zat toksik, air, dan cairan elektrolit dengan menggunakan ginjal buatan yang terbuat dari selaput semipermeabel. Hemodialisis dapat dilakukan pada pasien gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronik. Namun demikian, penyulit yang mungkin timbul harus diantisipasi untuk mencegah terjadi komplikasi. Misalnya mengontrol penyakit-penyakit yang dapat menimbulkan komplikasi seperti tekanan darah tinggi dan kencing manis. Hemodialisis juga dapat dilakukan pada pasien gagal ginjal karena sumbatan batu yang akan menjalani operasi dan pasien yang menunggu cangkok ginjal. Selain hemodialisis, pada pasien gagal ginjal tahap akhir dapat dilakukan terapi pengganti lain, yakni transplantasi ginjal. Terapi ini dilakukan pada keadaan di mana fungsi ginjal sudah sangat menurun. Terapi ini merupakan terapi yang paling ideal karena lebih unggul dari segi prosedur, peningkatan kualitas hidup, dan ketergantungan pada fasilitas medik. Menurut Endang Susalit, sebelum dilakukan transplantasi ginjal, terlebih dahulu harus dipastikan bahwa pasien mengalami gagal ginjal tahap akhir. Selain itu, calon resipien harus diseleksi untuk mengidentifikasi adanya masalah medik, sosial, dan psikologis yang dapat menghambat keberhasilan transplantasi ginjal. Donor ginjal dapat berasal dari donor hidup atau donor jenasah (kadaver).Transplantasi dari donor yang hidup memberikan hasil yang lebih baik. Donor hidup adalah donor yang masih hidup dan mempunyai pertalian secara genetik dengan resipien. Pasien yang menjalani transplantasi dengan donor hidup memiliki survival rate selama 10 tahun dan dengan penggunaan obat-obatan dapat dipertahankan sampai 20--30 tahun. Pada donor kadaver ginjal, donor jenazah dalam waktu singkat harus segera dipindahkan ke resipien. Saat ini dikembangkan donasi ginjal dari jenazah dengan jantung yang sudah tidak berdenyut lagi. Keuntungan donor ini tidak ada risiko pada donor, dan ginjal donor dapat diberikan pada resipien yang paling sesuai. Namun demikian, sampai saat ini di Indonesia belum ada kesepakatan mengenai donor kadaver. Sedangkan transplantasi ginjal dengan donor hidup pertama kali dilakukan pada 1977. Sampai saat ini sudah dilakukan 379 transplantasi, baik di unit-unit transplantasi di Jawa maupun di luar Jawa. Source : ikcc.or.id

Cara supaya pemberian Eritropoeitin efektif menaikkan Hb?

1. Apakah jumlah unit yang diberikan dalam 1 kali pemakaian sudah tepat? ( biasanya 50 – 150 IU/kgBB/minggu), tanyakan pada dokter anda.
2. Epo tidak bisa diberikan sekali-kali saja, tetapi rutin sampai diperoleh kadar Hb yang kurang lebih mendekati normal, setelah itu frekuensinya bisa dikurangi. Konsultasikan pada dokter anda.
3. Apakah asupan makanan anda sudah tepat dan seimbang?dengan makanan yang tepat dan seimbang akan membantu mempercepat kenaikan kadar Hb. Anda bisa konsultasikan dengan ahli gizi.
4. Seringkali kadar Hb tidak mau naik karena persediaan zat besi dalam tubuh anda mulai berkurang, sehingga tidak bisa membantu meningkatkan kadar Hb.Ada cara yang dapat sedikit membantu meningkatkan zat besi anda, yaitu dengan mengkonsumsi 2 potong crackers tawar sebelum tidur malam atau 100 cc juice apel (jika anda tidak hiperkalemia).(Tuti Korina)

Mengatasi Dampak Psikologis Pasien Gagal Ginjal

Gagal ginjal tergolong penyakit kronis yang mempunyai karakteristik bersifat menetap, tidak bisa disembuhkan dan memerlukan pengobatan dan rawat jalan dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, umumnya pasien juga tidak dapat mengatur dirinya sendiri dan biasanya tergantung kepada para profesi kesehatan. Kondisi tersebut, tentu saja menimbulkan perubahan atau ketidakseimbangan yang meliputi biologi, psikologi, sosial dan spiritual pasien. Seperti, perilaku penolakan, marah, perasaan takut, cemas, rasa tidak berdaya, putus asa bahkan bunuh diri. Untuk itu, diperlukan penanganan yang terpadu baik untuk fisik maupun kondisi psikologis pasien. Namun, harus diperhatikan pula perubahan pola hidup pada penderita gagal ginjal juga berdampak pada keluarganya. Khusus mengatasi kondisi psikologis pasien, Djuariah Chanafie SKp, menyampaikan beberapa langkah yang dapat dilakukan. Materi ini disampaikan dalam seminar Paradigma Baru Pelayanan Terpadu Penderita Gagal Ginjal Terminal di Unit Hemodialisis RS Jakarta, beberapa waktu lalu RS Jakarta, Jakarta.Sadar tentang adanya stres. Saat menerima vonis bahwa pasien menderita gagal ginjal kronis /terminal, pasien harus menyadari, mengakui dan menerima kenyataan. Cobalah untuk berbicara dengan orang-orang yang dapat dipercaya, orang yang dapat diajak berbagi perasaan. Dan, jangan takut untuk bertanya pada tim kesehatan atau kelompok yang pernah menjalani hemodialisis. Mencari penyebab stres. Cobalah kaji, apakah stres berasal dari keluarga, pekerjaan, hubungan interpersonal yang buruk, perlakuan tim kesehatan selama proses hemodialisi atau aturan-aturan yang harus ditaati agar dapat mempertahankan hidup setelah menjadi pasien gagal ginjal terminal. Menghadapi stresor secara langsung. Mencari informasi atau belajar ketrampilan baru yang dapat membantu mengatasi stres. Mengubah respons terhadap stres. Mengatasi perubahan fisiologik dari stres dengan menggunakan obat-obatan, latihan pernapasan dan terapi relaksasi. Lewat terapi relaksasi ini, diharapkan dapat memberikan ketenangan dan meredakan ketegangan. Atau, dengan mengikuti terapi musik. Dengan beberapa tindakan ini, diharapkan pasien dapat menyesuaikan diri dengan penyakitnya dan mampu menghadapi tantangan hidup. Berpikir posisitif. Cobalah melakukan terapi kognitif, terapi individu pada depresi dan kecemasan untuk mengatasi rasa murung dan kekecewaan emosional. Mencoba menciptakan rasa positif dalam hidup dan melatih diri untuk mengubah cara menafsirkan dan memandang segala sesuatu yang tidak logis. Dan, mencoba kritik diri yang negatif menjadi pemikiran yang lebih rasional obyektif dan positif. Melakukan rekreasi. Mempersiapkan dan mengorganisasikan pekerjaan. Memperhatikan diet yang teratur. Pasien memerlukan makanan bergizi dan nutrisi yang seimbang. Tapi, tetap sadar harus tetap diatur dan melakukan konsultasi dengan ahli gizi. Melakukan olahraga Lakukan olahraga yang sesuai kondisi. Seperti, jalan, lari santai, bersepeda, dll. Mempertebal iman. Source : ikcc.or.id

Tuesday, August 18, 2009

Tanya Jawab Penyakit Ginjal dan Vitamin

Apakah saya menderita penyakit ginjal ?
Dok, saya kalau kencing sering sekali, tetapi air kencing yang keluar sedikit-sedikit, kadang warnanya seperti teh dan kadang berbusa. Apakah saya menderita penyakit ginjal ?

Tidak dapat dijawab secara cepat, karena ada banyak faktor seperti jenis kelamin, umur, dan beberapa hal lagi seperti penyakit yang sudah diderita juga akan berpengaruh terhadap kencing yang sering. Kencing memang dibuat oleh ginjal, namun perlu aliran darah yang cukup, ginjal yang baik, serta saluran kencing dan kandung kencing yang dapat menampung kencing sekitar 500 ml, sehingga seseorang dapat hidup nyaman, tidak sering kencing, tetapi 3 – 4 X perhari. Kencing sering dapat karena kandung kencing tidak dapat mengembang untuk menampung kencing yang cukup, misalnya karena peradangan atau infeksi kandung kencing. Sebab dari keadaan tersebut dapat karena berbagai hal antara lain usia, jenis kelamin, riwayat penyakit atau tindakan medik yang pernah dialami, karena kelainan atau penyakit tersebut menyebabkan faktor pendahulu atau pemudah terjadinya keluhan anda. Jadi apakah ginjal anda sakit atau ada penyakit lain yang anda alami, belum dapat dijawab sebelum ada keterangan tambahan yang antara lain saya tanyakan didepan.

Konsumsi Vitamin untuk menggantikan Kalsium?
Untuk menjaga agar tulang tidak keropos karena HD, vitamin apa/makanan apa untuk dapat menggantikan unsur kalsium guna tulang tidak cepat keropos?

Untuk penderita GGK memang ada gangguan aktifasi dari vitamin D, karena ginjal juga berfungsi untuk menghasilkan vitamin D dan mengubahnya jadi bentuk yang aktif.
Untuk vitaminnya, bapak bisa memilih vitamin yang mengandung bentuk aktif dari vitamin D3 (dr. Ita Widjajanti Sandjaja)

Source : ikcc.or.id

Puasa bagi Penderita Gagal Ginjal karena Diabetes Melitus

Diabetes Mellitus
Penyakit kencing manis atau DM termasuk penyakit kronis yang disebabkan oleh kekurangan produksi insulin (kuantitas/kualitas) baik oleh keturunan dan/atau didapat. Disebut kuantitas jika jumlah insulinnya yang berkurang, sedangkan kualitas jika insulinnya cukup atau berlebih tetapi tidak efektif. Hasil kekurangan itu bisa meningkatkan konsentrasi glukosa dalam darah secara berlebihan sehingga bisa mengakibatkan kerusakan sel-sel dalam tubuh manusia, terutama pada pembuluh darah dan saraf.
Dua bentuk besar penyakit kencing manis yaitu sebagai berikut.
1 . Diabetes tipe 1 yang dikenal sebagai Insulin-Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) atau DMTI (Diabetes Melitus Tergantung Insulin)
2. Diabetes tipe 2 yang dikenal sebagai Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) atau DMTTI (Diabetes Melitus Tidak Tergantung Insulin).
Tipe DM yang lain misalnya Gestational Diabetes atau DM yang terjadi pada kehamilan dan DM yang disebabkan oleh rusaknya pankreas akibat kurang gizi atau Malnutrition Related DM (MRDM) yang di Indonesiakan sebagai Diabetes Melitus Terkait Malnutrisi (DMTM).
Gejala
Gejala penyakit kencing manis bisa berat, ringan, atau tidak bergejala sama sekali. Pada DM tipe 1 gejala klasiknya adalah sering kencing (poliuria), rasa haus (polidipsi), menjadi kurus dan sering kelelahan (capek). Keluhan-keluhan itu bisa tidak begitu nyata pada DM tipe 2.
Kadangkala pada DM tipe 2, pasien datang berobat jika sudah terjadi komplikasi pada mata (katarak), keputihan, gagal ginjal, dan lain-lain. Pada keadaan itu perjalanan penyakitnya sudah cukup jauh. Oleh sebab itu, PENTING UNTUK SELALU MELAKUKAN CHECK UP, TERUTAMA MEREKA YANG DALAM KELUARGA ADA YANG MENDERITA KENCING MANIS.
Keluhan lain yang juga bisa disebabkan oleh hal lain selain DM adalah sering kesemutan pada jari tangan dan kaki serta gairah seks menurun.
Diagnosis
Penyakit itu mudah diketahui dengan memeriksa kadar glukosa darah. Diagnosis diabetes mellitus dipastikan bila:
1. Kadar gula darah sewaktu adalah 200 mg/dl atau lebih ditambah gejala khas diabetes
2. Glukosa darah puasa 126 mg/dl atau lebih pada 2 kali pemeriksaan pada saat berbeda
Bagaimana Mengobati Diabetes Melitus?
Adakalanya pada mereka yang mempunyai kadar gula darah tinggi, setelah melakukan perencanaan makanan (diet) dan peningkatan kegiatan jasmani, kadar gulanya menjadi normal dan terkontrol kembali. Memang benar demikian pengendalian awal penyakit kencing manis. Pasien tidak perlu buru-buru minum obat penurun gula darah jika dengan penurunan berat badan, pengendalian makanan maupun peningkatan kegiatan jasmani bisa menormalkan gula darahnya. Tentu hal itu perlu dibantu oleh ahlinya, seperti ahli gizi maupun pelatih kegiatan jasmani. Namun, sebagai patokan dasar, bisa disebutkan sebagai berikut.
1. Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein, dan lemak sesuai kecukupan gizi baik sebagai berikut: karbohidrat 60-70 persen, protein 10-15 persen, dan lemak 20-25 persen.
2. Dianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu) selama minimal 30 menit.
Obat-obatan
1. Golongan Sulfonilurea, Obat itu bekerja dengan cara merangsang sel beta pankreas agar bisa memproduksi insulin lebih giat lagi. Umumnya menjadi pilihan utama bagi penyandang DM dengan berat badan yang normal.
2. Golongan Metformin/biguanid, Bekerja dengan mengurangi glukosa hati dan memperbaiki ambilan glukosa perifer. Itu digunakan terutama pada pasien-pasien yang kelebihan berat badan.
3. Golongan Inhibitor glukosidase alfa, Aksinya adalah menghambat penyerapan glukosa usus, dan digunakan bagi mereka yang kadar glukosa puasanya masih normal.
4. Golongan Insulin sensitizer, Cara kerja obat itu adalah meningkatkan sensitivitas sehingga bisa meningkatkan ambilan glukosa sel dan produksi glukosa di hati.
5. Insulin, sampai saat ini insulin masih dalam bentuk suntikan meskipun ada bentuk insulin hirup yang berada dalam fase penelitian.
Penyandang DM dan Puasa
Pertanyaan yang hangat saat ini dalam bulan Ramadhan yaitu bolehkah penderita DM itu berpuasa?
Dalam keadaan puasa (tidak ada asupan kalori), untuk mempertahankan kadar glukosa darah terjadi pemecahan cadangan glukosa (glikogen) di hati.
Glikogen hati itu dapat menjadi sumber glukosa darah untuk kebutuhan otak selama 12-16 jam. Dengan demikian, puasa Ramadhan yang hanya sekitar 12 jam tersebut tidaklah terlalu mengganggu kesehatan pada orang sehat dan pada pasien DM yang kadar glukosa darahnya terkontrol (Gambar 1. Pengaturan sumber energi dalam keadaan makan dan puasa pada manusia)
Dari penelitian-penelitian yang dilakukan mengenai efek puasa pada penderita DM, dapat disimpulkan bahwa berpuasa Ramadhan cukup aman bagi pasien DM dengan kadar glukosa darah cukup terkendali dan mengikuti petunjuk berpuasa. Yang dimaksud dengan kadar gula darah terkontrol adalah kadar gula darah puasa < 110 mg% dengan kadar glukosa dua jam setelah makan adalah < 160 mg%.
Untuk memudahkan dalam memilah-milah pasien DM yang akan mengikuti ibadah puasa, berdasarkan informasi dr Imam Subekti, beberapa waktu lalu, pasien-pasien DM dikelompokkan menjadi beberapa kelompok sebagai berikut.
1. Digolongkan dalam kelompok satu adalah mereka yang kadar glukosa darahnya terkontrol dengan perencanaan makanan dan olahraga saja. Dalam kelompok itu tidak bermasalah untuk melakukan puasa di bulan Ramadhan.
2. Masuk dalam kelompok II adalah pasien-pasien DM yang untuk mengontrol gula darah, selain diet dan berolahraga, juga memerlukan obat penurun gula darah dengan dosis tunggal dan kecil. Kelompok itu dapat dibagi atas dua bagian, yaitu sebagai berikut:
· membutuhkan dosis tunggal dan kecil atau
· membutuhkan dosis yang lebih tinggi dan terbagi.
Bagi mereka yang termasuk golongan II, pasien dapat melakukan ibadah puasa dengan melakukan perubahan dalam perencanaan makanan, aktivitas fisik dan pengobatan. Dalam hal itu tentu pemilihan obat yang hanya sekali sehari sangat dianjurkan. Konsultasikan dengan dokter Anda mengenai hal tersebut.
3. Masuk dalam kelompok III adalah mereka yang membutuhkan suntikan insulin untuk mengontrol kadar gula darahnya. Tidak disarankan pasien kelompok III untuk melakukan puasa.
4. Kelompok ini adalah mereka yang penyakitnya sudah berkomplikasi berat seperti gagal ginjal dan gagal jantung. Sama seperti kelompok III, tidak disarankan untuk melakukan puasa, sebab berpuasa dapat memperberat komplikasi yang sudah terjadi.
Source : drhandri.com

Monday, August 17, 2009

Tanya Jawab Seputar Hemodialisa


Urinnya bercampur darah, kenapa ya Dok?
Kencing darah dalam istilah medis disebut hematuri. Bila sampai terlihat mata disebut makroskopik hematuri. Hal ini disebabkan karena adanya luka pada saluran kemih, dapat di saluran yang ada di dalam ginjal (kaliks sampai pielum) atau di luar ginjal yaitu ureter (saluran dari ginjal ke kandung kemih) sampai uretra (saluran dari kandung kemih ke pembuangan). Penyebabnya dapat diakibatkan oleh perlukaan langsung saluran kemih misalnya karena batu, infeksi atau radang, obat-obatan dan juga zat antikoagulansia, yaitu obat yang menghambat pembekuan darah sehingga darah tidak gampang membeku. Dalam kaitan dengan dialisis, jelas kemungkinan penyebabnya adalah akibat diberikannya heparin dalam proses tindakan ini. Tetapi jika tidak diberi heparin, proses dialisis tidak akan bisa berlangsung. Cara mengatasinya, konsultasikan dengan dokter anda untuk mencari sebabnya pemeriksaan USG atau rontgen. Untuk sementara mungkin dosis heparin dalam dialisis dapat dikurangi.

Proses dialisis dapat menyebabkan susah buang air besar (sembelit)?
Dalam istilah medis, buang air besar (BAB) dikatakan sulit apabila frekuensinya kurang dari 2X seminggu, disebut juga konstipasi. Penyebabnya dapat berasal dari berbagai keadaan misalnya diet kurang serat, obat-obatan, immobilisasi, abnormalitas struktur saluran cerna, sampai penyakit sistemik (umum) dan usia lanjut. Proses dialisisnya tidak secara langsung menjadi penyebab, tetapi mungkin penyakit gagal ginjal kroniknya yang telah mempengaruhi organ tubuh lain. Bisa jadi juga disebabkan karena diet yang kurang sayur / buah, obat yang dikonsumsi seperti kalsium karbonat, disamping juga jumlah makanan yang dikonsumsi sendiri. Maka untuk mengatasinya cobalah untuk konsultasi dengan dokter atau dietition/ ahli gizi anda.

Apa yang dapat saya lakukan untuk mencegah terjadinya penyakit ginjal ?
Penyakit ginjal sebabnya banyak sekali dan yang sakit atau rusak bisa jaringan ginjalnya (penyakit ginjal primer) atau akibat penyakit diluar ginjal, yang dalam dunia kedokteran disebut penyakit sistemik, misalnya penyakit kencing manis, hipertensi dll. Bila disebabkan penyakit diluar ginjal, maka kendalikan / obati penyakit tersebut senormal mungkin, meskipun harus dengan minum obat yang banyak atau harus setiap hari dan seumur hidup. Kadang tindakan tersebut hanya menghambat proses perusakan ginjal, tidak menghilangkan / menghindari, tetapi bila waktu tersebut bermakna akan sangat bermanfaat. Keadaan atau penyakit yang merusak ginjal perlu juga diperhatikan untuk dihindari, misalnya obat anti sakit atau penurun panas yang berlebihan, memakan antibiotik yang sembarangan dan diluar dosis yang dianjurkan, jamu2an yang tidak diketahui efek dan akibatnya atau bebannya pada ginjal. Anjuran secara sederhana bila anda tidak berpenyakit adalah minum yang cukup selama ginjal masih baik, hindari obat / jamu / dan lain2 yang tidak diketahui manfaat dan efek sampingnya.

Apakah sindroma nefrotik bisa disembuhkan?
Sindrom nefrotik adalah penyakit yang ditandai dengan pembengkakan, biasanya di seluruh tubuh dari wajah sampai kaki. Selain itu, perut membuncit (seperti perut kodok) dan kaki bengkak (seperti kaki gajah). Penyakit ini akibat kelainan ginjal berupa “bocornya pembuluh kapiler ginjal”. Tetapi penyakit ini bukan penyakit kaki gajah. Penyakit ini dapat disebabkan oleh penyakit sistemik atau umum di luar ginjal, seperti diabetes, lupus sistemik, obat-obatan tertentu, serta disebabkan oleh penyakit ginjal primer, misalnya glomerulonefritis. Mekanisme terjadinya pembengkakan pada penyakit ini ada beberapa hal antara lain kehilangan albumin (protein) oleh karena bocornya ginjal, retensi (tertimbunnya) garam natrium (Na) di dalam tubuh. Kedua hal tersebut akan menyebabkan keluarnya air dari pembuluh darah dan terjadilah pembengkakan seperti di atas. Terapi atau pengobatan dimulai dengan usaha mengurangi bengkak dengan mengurangi asupan air (minum dan kuah makanan) serta garam. Tentunya dengan memperhatikan jumlah air seni. Umumnya air seni akan berkurang, oleh karena itu air minum dibatasi sampai dengan balans nol; artinya jumlah air yang masuk sesuai yang keluar, yaitu sebanyak jumlah penguapan kulit/ keringat (tanpa kencing hanya boleh minum 500 ml air perhari). Hal ini biasanya harus disertai pemberian obat diuretik, yaitu obat yang „membuat orang buang air kecil“. Obat ini dapat diberikan per oral dan atau suntik (di rumah sakit). Obat khusus baru diberikan dokter setelah diagnosis penyebab ditegakkan, baik setelah pemeriksaan darah atau kadang perlu pemeriksaan penunjang, bahkan kadang perlu biopsi jaringan ginjal. Dari diagnosis penyebab ini baru dapat diperkirakan kemungkinan penyakit ini sembuh, dapat dikendalikan atau cenderug progresif sampai gagal ginjal. Bagi pasien, yang terpenting adalah mentaati anjuran dokter dan menjauhi larangannya serta mendiskusikan hal yang berkaitan dengan penyakit penyakit tersebut sampai diperoleh keterangan yang jelas (Dr. H. Pudji R, SpPD-KGH)

Apakah berkeringat itu merupakan efek dari pemberian EPO juga?
Salah satu efek samping EPO adalah dapat meningkatkan tekanan darah, antara lain diduga karena darah menjadi pekat akibat kenaikan Hb. Keringatan mungkin juga dapat diakibatkan karena pemberian EPO, maka oleh karena itu harus diperhatikan dalam pemberian. Cara termudah untuk mengetahui apakah keringatan tersebut diakibatkan karena EPO atau bukan, coba Anda tidak menggunakan EPO. Diamati apakah Anda keringatan atau tidak, bila ya kemungkinan sebabnya memang karena pemberian EPO. Untuk selanjutnya sebaiknya Anda menghubungi dokter yang memberikan untuk dievaluasi cara pemberian, kecepatan pemberian, dosis, dan sebagainya (Dr. H. Pudji Raharjo, SpPD-KGH)

Apakah yang menjadi dasar tarikan mesin hemodialisis?
Mudah2an yang Anda maksud yaitu kecepatan pompa darah (blood flow rate) yang satuannya ml/menit. Kecepatan ini adalah kecepatan banyaknya darah permenit yang dipompa keluar tubuh masuk ke dalam mesin dialisis atau dialiser, dalam dializer itulah akan terjadi pencucian darah (hemodialisis), suatu istilah yang sebenarnya salah. Proses dialisis ini akan efektif bila jumlah darah yang mengalir ke dialiser tersebut permenit mencukupi. Semakin banyak darah yang dipompa, bertanbah banyak pula racun berupa ureum yang dikeluarkan. Dari hasil penelitian, kecepatan pompa darah yang efektif adalah antara 200 – 300 ml/menit. Jadi aliran “tarikan” darah 150 yang Anda maksud, kurang optimal untuk proses dialisis, sehingga “tarikan” pada anda dinaikan menjadi 250 ml / menit. Memang dapat menimbulkan pusing, tetapi hal itu dapat diatasi dengan memberikan drip cairan pada inlet. Oleh sebab itulah sebelum dipasang cimino, penusukan tidak dillakukan di vena biasa / kecil di tangan, tetapi dilakukan di paha atau harus dipasang kateter sementara, misalnya di sekitar leher atau tempat lain. Untuk selanjutnya dibuat cimino. (Dr. H. Pudji R, SpPD-KGH)

DI tempat cimino terjadi pembengkakan, infeksi atau ada sebab lain?
Yang dimaksud dengan pembengkakan sebaiknya diklarifikasi dulu. Bila berkaitan dengan cimino, pembengkakan ini dapat diakibatkan oleh pembuluh darah yang mengeras (sclerosis) yang berakibat pada mampetnya (matinya) aliran darah. Pembengkakan ini bisa berupa benjolan yang lunak akibat pelebaran pembuluh darah, biasanya berdenyut, bila ditekan seperti balon. Pembesaran/ pelebaran cimino ini adalah akibat karena sering ditusuk. Pembengkakan bisa berupa suatu benjolan berbentuk mirip kelereng dengan kulit tipis. Pada keadaan ini, apabila benjolan pecah / meletus, darah dapat muncrat keluar dalam aliran yang sangat deras, sehingga darah banyak hilang. Hal ini berbahaya. Oleh sebab itu, bila terjadi pembengkakan sebaiknya konsutasilah pada dokter anda. Tetapi bila terlanjur pecah, segera tekan dengan jari atau telapak tangan dengan dilandasi atau ditutup dengan kain bersih (sudah dicuci). Lalu segeralah ke rumah sakit / UGD terdekat. Selain karena pengerasan pembuluh darah, pembengkakan dapat juga disebabkan oleh infeksi. Tanda-tandanya adalah memerah, sakit nyeri, bila daerah tersebut diraba terasa panas, dengan atau tanpa benjolan di sepanjang daerah. Terapinya jelas berbeda dengan pembengkakan akibat sclerosis. Dalam hal ini, tempat menusuk jarum saat HD harus pindah. Biasanya untuk terapi diberi obat antibiotika serta kompres bila perlu. Keterangan lebih lanjut, hubungi dokter anda.

Mengapa Tekanan darah selalu tinggi setelah selesai HD?
Hal ini berkaitan dengan fungsi ginjal untuk mengatur tekanan darah, maka bila tekanan darah turun maka ginjal akan memproduksi renin yang selanjutnya menimbulkan reaksi atau usaha meningkatkan tekanan darah kembali agar kebutuhan tubuh (oksigen) tetap terjaga. Demikian kurang lebih dalam proses dialisis, setelah sekian jam (4 – 5 jam), cairan banyak keluar dan akibatnya tubuh merasa kekurangan cairan / darah, maka timbullah reaksi diatas. Hal lain yang mungkin terjadi karena saat dialisis, zat atau obat hipertensi ikut terbuang dalam proses dialisis,sehingga dalam hal ini perlu obat tambahan selama dialisis. Maka evaluasi dokter anda untuk mencari penyebab tersebut penting dan terapi yang sesuai akan diberikan.

Menggigil saat HD, kenapa ya?
Saat proses HD berlangsung ,darah dikeluarkan dari tubuh, lalu masuk ke dalam mesin, kemudian masuk ke tubuh lagi. Ini menyebabkan tubuh berkontak dengan benda asing seperti pipa darah, partikel-partikel kecil bahkan yang sangat kecil dari bahan pembuat pipa dan air pencuci atau dialisat, serta bahan pembersih bila dialiser dipakai ulang. Dalam proses tersebut dapat terjadi sejenis reaksi alergi , yaitu penolakan terhadap benda asing oleh tubuh, sehingga timbulah keluhan menggigil tersebut. Tranfusi darah juga dapat menimbulkan reaksi yang serupa. Reaksi dapat juga timbul pada pemakaian dialiser pertama (baru), oleh karena itu perlu diperiksa faktor2 tersebut dan pemberian obat sesuai penyebabnya (Dr. H. Pudji R, SpPD-KGH)

Bolehkah mengonsumsi telur ayam lebih dari 2 butir sehari pada kondisi penyakit ginjal kronis?
Konsumsi telur yang berlebihan dapat menyebabkan kadar kolesterol dalam darah tinggi. Dalam kasus ginjal kronis dimana diperlukan asupan protein tinggi, telur sebagai sumber protein memang baik untuk dikonsumsi. Sebaiknya konsumsi ini diatur supaya tidak menyebabkan kolesterol darah menjadi tinggi. Misalnya 2 butir sehari saja. Sebab lebih baik mencegah daripada mengobati.

Apa yg dimaksud dgn hydroneprosis? Dan apa hubungannya dengan batu ginjal?
Batu dapat menyebabkan kerusakan/ gangguan fungsi ginjal karena menyumbat aliran urine sehingga ginjalnya bengkak (saluran2nya melebar=hydronephrosis; hydro=air,nephro=ginjal). Proses ini umumnya berlangsung lama sekali . Tapi juga bisa mendadak (akut) bila sumbatan secara total.Kerusakan lain juga bisa karena infeksi yang timbul karena adanya batu tsb dan adanya gangguan aliran urine. Jadi batu umumnya terbentuk pada saluran (di ginjal terdapat di bagian calyxnya) atau di pialanya (pyelum/pangkal saluran yang menuju kebawah). Bahkan yang sering menyumbat bila batu disaluran yang lebih bawah (ureter) dan umumnya akan menimbulkan rasa sakit disebut colic. Batu "ditembak" dengan gelombang kejut (ESWL= Electro Shock Wave Lithotripsi) jadi tidak ada proses"hot" atau "cold". Bahwa ada jaringan lain yang mungkin ikut terganggu/ rusak hanya terjadi pada alat2 ESWL generasi lama/ tua dan juga tidak akan pernah sebagai penyebab gagal ginjal. Saat ini di negara yang sudah maju, sudah sangat jarang/bahkan mungkin nyaris tak pernah lagi dilaporkan gagal ginjal karena batu. Ini disebabkan batunya cepat-cepat dikeluarkan (ESWL atau operasi) dan infeksinya dapat dicegah/ diobati. Harusnya hal inipun sudah bisa kita lakukan kecuali bahwa batu tsb "silent"/ tanpa gejala. Dan ini memang kadang-kadang bisa terjadi. Jenis batu yang terdiri dari asam urat memang bisa dihancurkan dengan obat2an yang mengubah ph urine menjadi "basa" sehingga batu tsb hancur/ menghablur dengan suasana basa tsb. Untuk mengetahui apakan batu tsb terdiri dari asam urat atau jenis lain yang tidak bisa dihancurkan dengan obat-obatan, perlu diperiksa oleh dokter.

Setelah hemodialisis, tulang bisa keropos, bagaimana cara menghindarinya?
Pada Gagal Ginjal Kronik (GGK) dengan fungsi ginjal kurang dari 30%, bisa mengakibatkan pengeluaran fosfat (P) berkurang, sehingga menumpuk di tubuh penderita dan pembentukan hormon atau vitamin D yang aktif juga berkurang.Kekurangan vitamin D ini selanjutnya akan menyebabkan absorpsi/penyerapan kalsium (Ca) dari usus berkurang, sehingga kadar ion Ca di dalam darah juga berkurang dan pembentukan tulang (mineralisasi ) terganggu yang akan menyebabkan tulang menjadi rapuh.Selanjutnya penumpukan fosfat (P) dan kadar Ca darah yang rendah, akan merangsang kelenjar paratiroid mengeluarkan hormon paratiroidnya, yang akan memicu de-mineralisasi tulang (keluarnya/terkikisnya Ca dari tulang) sehingga Ca akan masuk kedalam darah yang kekurangan Ca. Akibatnya tulang menjadi rapuh, dan hal ini terjadi karena proses gagal ginjal yang berlangsung lama, yang sekarang dimungkinkan dengan adanya dialisis.Cara mengantisipasinya adalah dengan usaha : 1). Diet rendah fosfat, sesuai diet yang telah diatur dokter yang merawat dan ahli gizi 2). Memakan obat yang mencegah / mengurangi masuknya fosfat kedalam tubuh,misal CaCO3 dsb. 3). Memakan obat vitamin D yang sesuai yang diberikan oleh dokter yang merawat.

Mengapa kreatinin, ureum selalu tinggi walau HD 2x1minggu?
Jawab : Ureum dipengaruhi isi protein dalam makanan kita, sedang kreatinin ditentukan oleh banyaknya masa otot kita, disamping bagaimana aktivitas metabolisme badan kita, misanya meningkat bila kita ”sakit” ( panas/adanya infeksi ). Maka bila anda gemuk, berat badan lebih 60 kg mungkin, atau makan tidak sesuai diet yang dianjurkan, atau ”sakit” tadi, HD 2 kali seminggu tidak cukup, maka hal-hal diatas perlu dievaluasi.

Obat apa saja yang diminum pasien Hemodialisis?
Pada penderita GGK, maka akan terjadi gangguan elektrolit yang berupa hiperfosfatemia dan hipokalsemia, untuk itu biasanya pasien diberi obat yang biasa disebut pengikat fosfat, atau pasien sering mengatakan dia mendapat CaCO3. Kemudian untuk mempertahankan Hb, maka juga diberi asam folat dan vitamin B12. Untuk kondisi TIBC rendah, maka sebaiknya juga mengkonsumsi vitamin yang mengandung zat besi. Kemudian untuk nilai ureum dan kreatinin yang tinggi, itu juga biasa terjadi pada penderita GGK. Tapi dengan dialisis dan pola makan yang benar, diharapkan kadar ureum dan kreatinin tidak akan semakin tinggi (dr. Ita W.S)

Berapa nilai Hb yang dianjurkan?
Untuk penderita GGK, diharapkan target Hb adalah antara 11-12 g/dl. Pemeriksaan Hb harus tetap dilakukan 1 bulan sekali, karena bagaimanapun juga kemampuan ginjal untuk menghasilkan hormon erythropoiein sudah berkurang maka harus selalu dimonitor nilainya. Untuk menjaga Hb tersebut, selain menggunakan hormon eritropoeitin (untuk maintenance atau menaikkan Hb), harus pula tetap mengkonsumsi vitamin yang mengandung Fe, asam folat dan B12.

Sumber: ickk.or.id

Sunday, August 16, 2009

KESEMPATAN BARU BAGI PENDERITA GAGAL GINJAL

Gagal ginjal bisa terjadi sewaktu-waktu. Tetapi umumnya, gagal ginjal terjadi secara bertahap dan bisa diperlambat atau dihentikan sama sekali. Syaratnya sederhana, seperti penyakit lainnya, kalau dilakukan pemeriksaan secara dini, tehnologi masa kini sudah bisa membantu memperlambat proses gagal ginjal atau menghentikannya sama sekali.
ginjal bisa terjadi sewaktu-waktu. Tetapi umumnya, gagal ginjal terjadi secara bertahap dan bisa diperlambat atau dihentikan sama sekali. Syaratnya sederhana, seperti penyakit lainnya, kalau dilakukan pemeriksaan secara dini, tehnologi masa kini sudah bisa membantu memperlambat proses gagal ginjal atau menghentikannya sama sekali. Ginjal adalah sebuah organ kecil tetapi penting yang terletak didalam tubuh, tidak nampak secara fisik, dan seperti bagian tubuh lainnya, mempunyai fungsi yang kompleks dan bekerja secara otomatis. Karena itu apabila tidak ada masalah, biasanya kurang mendapat perhatian. Namun biarpun kecil, ginjal adalah suatu bagian tubuh yang sangat penting karena mempunyai fungsi dan tugas yang sangat mulia, yaitu menghilangkan air, sisa-sisa air kotor, atau sampah dan racun hasil metabolisme yang berlebihan di dalam tubuh, membantu mengatur tekanan darah, mengatur keseimbangan kimia dalam tubuh, memelihara tulang agar tetap kuat, memberi perintah kepada tubuh untuk membuat sel darah merah dan menolong anak-anak tumbuh dengan normal. Karena fungsinya yang demikian kompleks dan penting, salah satu saja fungsinya tidak dapat dilakukan, ginjal bisa dianggap gagal dan mempunyai akibat yang menyengsarakan dan berlarut-larut. Karena gagal ginjal umumnya terjadi secara bertahap selama bertahun-tahun, apabila tanda-tanda itu dapat diketahui secara dini, penderita bisa mendapat bantuan untuk mengubah atau menyesuaikan gaya hidup agar bisa lebih memperlambat kegagalan tersebut, atau bahkan menghentikan kegagalan ginjal tersebut, tergantung dari sebab musababnya. Ginjal dianggap mengalami gagal ginjal secara mendadak kalau ginjal tersebut tidak bisa berfungsi. Gagal ginjal mendadak atau biasa disebut ?acute renal failure? adalah kalau ginjal mengalami kegagalan secara mendadak. Kegagalan semacam ini umumnya disebabkan adanya toxin, alergi obat, keracunan atau kehilangan darah, kehilangan cairan atau trauma. Kegagalan mendadak biasanya dapat disembuhkan dengan obat, dialisa atau cuci darah. Kalau pembersihan ginjal seperti ini berhasil, biasanya penderita akan sembuh kembali dan ginjal akan berfungsi secara normal. Penyebab gagal ginjal yang utama adalah diabetes, yang kurang lebih merupakan sekitar 40 persen atau lebih penyebab gagal ginjal. Penyebab gagal ginjal yang kedua adalah tekanan darah tinggi, yang bertanggung jawab terhadap sekitar 25 persen dari penyakit gagal ginjal. Penyebab lain adalah glomerulonephretis, suatu kelompok dari banyak macam inflamasi ginjal. Penyebab lain adalah suatu penyakit genetik seperti kelainan kekebalan, cacat lahir dan sebab-sebab lainnya.Seseorang dapat melakukan medical check up untuk mengetahui apakah dirinya rawan dan mempunyai tanda-tanda atau kemungkinan bisa terkena gagal ginjal. Tanda-tanda seseorang bisa terkena gagal ginjal antara lain kalau kencingnya terasa kurang dibandingkan kebiasaan sebelumnya, kencing itu berubah warnanya, berbusa, atau sering bangun malam untuk kencing. Bisa juga kalau sering bengkak di kaki, pergelangan, tangan dan dimuka, yang antara lain disebabkan karena ginjal tidak bisa membuang air yang berlebihan. Lekas capai atau lemah, yang disebabkan karena kotoran tidak bisa dibuang oleh ginjal yang mungkin saja fungsinya melemah. Sesak nafas, yang disebabkan karena adanya air yang mengumpul pada paru-paru. Keadaan sesak nafas ini sering dikelirukan dengan asma atau kegagalan jantung. Nafas bau karena adanya kotoran yang mengumpul di rongga mulut. Rasa pegal di punggung. Gatal-gatal, utamanya di kaki. Dan kehilangan nafsu makan, mual dan muntah-muntah. Tanda-tanda itu tidak seluruhnya kelihatan bersamaan, tetapi dengan pemeriksaan laboratorium yang baik bisa diketahui lebih cermat apakah tanda-tanda itu mengarah pada kemungkinan gagal ginjal.Di amerika Serikat saja, negara yang sangat maju dan tingkat gizinya tinggi, setiap tahun ada sekitar 20 juta orang dewasa menderita penyakit kronik ginjal. Dimana hampir separonya menderita penyakit ginjal yang sifatnya sudah moderate. Di Indonesia keadaannya pasti lebih mengerikan lagi, tetapi masih sedikit data yang diketahui secara pasti. Hanya, akhir-akhir ini pasien yang mengeluh karena sakit ginjal atau gagal ginjal terasa meningkat.Untuk mengetahui tingkatan dari proses gagal ginjal biasanya seseorang diukur dari level creatine-nya, yaitu kotoran yang dapat dihilangkan oleh ginjal yang berfungsi dengan baik. Untuk mengetaui level creatine yang dapat dihilangkan biasanya dilakukan pengukuran contoh air kencing selama 24 jam dan contoh darah. Bisa juga dengan mengukur contoh darah dengan melihat nilai creatine yang ada didalamnya dibandingkan dengan nilai standar setelah ditimbang dengan tinggi, berat badan dan usia seseorang. Seseorang dianggap normal kalau nilai creatinenya 97-137 mL/min untuk laki-laki, dan 88-128 mL/min untuk perempuan. Ada juga ukuran lain yaitu Glomerular filtration rate (GFR) yang menggambarkan kecepatan ginjal membersihkan darah. GFR ini diukur dengan ukuran mililiter per menit, dimana ukuran normalnya adalah sekitar 90 mL/min.Jadi andaikan seseorang mempunyai ukuran normal sebesar 100 mL/min, artinya orang yang bersangkutan ginjalnya berfungsi dengan baik 100 persen. Kalau pada suatu pemeriksaan lainnya, yang tentunya berbeda waktu, ternyata nilai pembersihan creatin menurun menjadi sekitar 30 mL/min, artinya ginjalnya bisa dikatakan berfungsi hanya sebesar 30 persen. Orang yang bersangkutan bisa dikatakan mengalami gagal ginjal yang moderat.Ada beberapa langkah yang bisa diambil kalau penyakit kronis ginjal masih pada tahapan rendah dan moderat. Yang pertama, tekanan darah. Tekanan darah harus dipelihara pada tingkat sekitar 125/75 atau lebih rendah, kalau seseorang mempunyai penyakit diabetes. Kalau tidak ada diabetes, tekanan darah sebaiknya dipelihara pada tingkatan sekitar 130/85 atau lebih rendah. Kalau seseorang mempunyai penyakit diabetes, sebaiknya dilakukan kontrol yang ketat agar pengembangan kegagalan ginjal dapat diperlambat. Pada penderita diabetes dengan nilai hemoglobin A1c, yang menjadi ukuran kadar gula, dalam dua atau tiga bulan terakhir pasien itu harus dipelihara nilai kadar gulanya kurang dari 6,5 persen.Seseorang yang diyakini mempunyai gejala sakit ginjal, tidak perlu risau. Kehidupan yang normal masih tetap dapat dijalani dengan baik. Bahkan dianjurkan tetap berolah raga dengan teratur dan makan dengan makanan yang wajar. Ada juga anjuran untuk mengatur diet, tetapi inipun tidak terlampau menyusahkan. Diet untuk mereka yang mempunyai tanda-tanda awal sakit ginjal tidak perlu dirisaukan, kecuali bagi mereka yang merokok, umumnya para ahli menganjurkan untuk menghentikannya sama sekali.Dalam keadaan fungsi ginjal sudah sekitar 15 persen atau kurang, atau mendapat gangguan yang cukup berat karena kegagalan ginjal, seperti sesak nafas, cepat lelah, kram otot, atau pusing-pusing dan muntah, umumnya dokter ahli ginjal, berdasarkan analisis pemeriksanaan laboratorium, akan menganjurkan seorang penderita seperti itu untuk mulai melakukan Hemodialisa atau cuci darah. Anjuran itu biasanya juga apabila seorang penderita mempunyai kemungkinan gagal ginjal pada fase ke 4, yaitu kalau nilai GFR-nya sudah menunjukkan angka kurang dari 30 mL/min.Mereka yang mempunyai nilai GFR yang rendah biasanya dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokternya untuk mempelajari berbagai jenis dialisa yang cocok dengan kondisinya. Kalau sudah diketahui apa yang cocok, dokter dan pasien umumnya bersama-sama melakukan persiapan sebelum proses Hemodialisa itu dapat dikerjakan. Frekuensi Hemodialisa tergantung kondisi pasien masing-masing. Ada yang melakukannya sekali satu minggu, dua kali satu minggu, dan ada juga yang harus melakukannya tiga kali dalam satu minggu. Pada umumnya setiap kali dilakukan Hemodialisa diperlukan waktu sekitar 3 ? 4 jam, tentunya ditambah waktu yang dipergunakan untuk mencapai klinik dan kembali ke rumah masing-masing. Mulai hari ini, Nusantara Stroke and Medical Center, yang dibuka tahun 2002 yang lalu di Gedung Granadi, Jl. Kuningan, Jakarta, dan selama tahun 2003 telah melayani tidak kurang dari 26.000 pasien, secara resmi membuka kesempatan untuk proses Hemodialisa bagi penderita sakit ginjal. Kesempatan baru untuk para penderita sakit ginjal ini dilayani dengan peralatan modern. Fasilitas yang ada di Nusantara Stroke and Medical Center adalah mesin cuci darah modern yang paling baru. Obat-obatan, suku cadang dan bahan-bahan yang dipergunakan dijamin selalu siap sehingga pasien tidak perlu kawatir. Pasien yang memerlukan informasi dan pelayanan medis juga akan dilayani oleh sedikitnya dua orang dokter yang ternama, yaitu dokter Winarni dan dokter Herman, serta juru rawat yang berpengalaman. Kedua orang dokter ahli itu telah mempunyai pengalaman luas dalam merawat pasien dengan kelainan ginjal dan tergolong dokter dengan reputasi yang unggul di bidangnya. Lebih dari itu, pada hari ini juga, kedua dokter dan Nusantara Stroke and Medical Center, akan menjadi tuan rumah dari tamu Republik Rakyat Cina, Prof. Dr. Gao Wei, yang sangat terkenal ahli dalam melakukan cangkok ginjal dengan berhasil di negaranya. Kalau sudah diberikan pengobatan, diberikan juga cuci darah secara teratur, tetapi ginjal tidak berfungsi dengan normal, maka alternatipnya adalah cangkok ginjal. Prof. Dr. Gao Wei, yang hari ini menjadi tamu dr.Winarni dan dr. Herman, serta Nusantara Stroke and Medical Center, mempersiapkan kemitraan yang memungkinkan lembaga nasional yang bermutu ini menjadi mitra kerjanya. Nusantara Stroke and Medical Center akan bertindak sebagai lembaga yang mempersiapkan pasien yang dianggap gagal ginjal dan siap untuk menjalani pencangkokan ginjal di RRC.Pasien gagal ginjal yang mempunyai kemungkinan bisa ditolong dengan pencangkokan dan berminat, akan mendapat perawatan dan pemeriksaan yang diperlukan di Nusantara Stroke and Medical Center. Pemeriksaan darah dan segala yang diperlukan sebagai diagnosa awal akan dilakukan di Jakarta. Hasil pemeriksaan ini akan diteliti dan kalau memenuhi syarat akan diteruskan kepada Prof Gao Wei di Taiping, RRC, untuk penelitian dan tindakan lanjutan. Kalau dianggap memenuhi syarat, pasien yang bersangkutan akan mendapat informasi lengkap tentang kemungkinan yang bisa terjadi kalau pencangkokan dilakukan. Sementara itu rumah sakit di RRC akan mencarikan donor ginjal dari RRC atau tempat lain yang tersedia. Sementara itu pasien akan mendapat perawatan dari dokter dan fasilitas lain yang tersedia pada Nusantara Stroke and Medical Center.Kalau donor ginjal itu sudah diperoleh, pasien akan diantar untuk menjalani cangkok ginjal di RS Taiping di RRC. Begitu juga, kalau diperlukan, apabila pasien sudah sehat dan layak kembali ke tanah air, pasien bisa didampingi oleh dokter dari Nusantara Stroke and Medical Center. Fasilitas ini tidak mengurangi fungsi Nusantara dalam perawatan pasien sakit ginjal lainnya, atau pasien yang ingin mengadakan medical check up dengan pemeriksaan khusus bidang stroke maupun pelayanan kesehatan umum lainnya. Seperti diketahui, Pusat Pelayanan Cangkok Ginjal di Taiping, yang dipimpin oleh Prof. Dr. Gao Wei, adalah salah satu pusat cangkok ginjal terbesar di kawasan Cina. Pusat cangkok ginjal ini setiap harinya melayani cangkok ginjal sampai puluhan jumlahnya. Sementara itu sudah ratusan pasien berasal dari Indonesia mendapatkan pelayanan cangkok ginjal dengan berhasil dibawah pimpinan Prof. Dr. Gawea tersebut.Namun, seperti juga cangkok organ tubuh lainnya, pasien yang mendapatkan cangkok ginjal di RRC itu tetap harus dipelihara kesehatannya dengan baik. Nusantara Stroke and Medical Center dengan dokter, perawat dan peralatan modernnya, lebih-lebih setelah dilatih secara khusus di RRC, akan memberikan jasa perawatan yang diperlukan. Mudah-mudahan fasilitas baru untuk para penderita sakit dan gagal ginjal, dengan adanya fasilitas baru ini, akan mendapat dukungan hidup lebih sejahtera. (Prof. Dr. Haryono Suyono, Pengamat Masalah Sosial Kemasyarakatan)

Batu Ginjal, Penyebab dan Pencegahannya

Sakit pinggang terjadi bila batu yang mengadakan obstruksi berada di dalam ginjal. Sedangkan, rasa sakit yang parah pada bagian perut terjadi bila batu telah pindah ke bagian ureter. Mual dan muntah selalu mengikuti rasa sakit yang berat. Penderita batu ginjal kadang-kadang juga mengalami panas, kedinginan,adanya darah di dalam urin bila batu melukai ureter, distensi perut, nanah dalam urine.
DALAM istilah kedokteran, batu ginjal disebut Nephrolithiasis atau renal calculi. Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis atau calyces dari ginjal atau di dalam saluran ureter. Pembentukan batu ginjal dapat terjadi di bagian mana saja dari saluran kencing, tetapi biasanya terbentuk pada dua bagian terbanyak pada ginjal, yaitu di pasu ginjal (renal pelvis) dan calix renalis. Batu dapat terbentuk dari kalsium, fosfat, atau kombinasi asam urat yang biasanya larut di dalam urine.
Batu ginjal bervariasi ukurannya, dapat bersifat tunggal atau ganda. Batu-batu tinggal dalam pasu ginjal atau dapat masuk ke dalam ureter dan dapat merusak jaringan ginjal. Batu yang besar akan merusak jaringan dengan tekanan atau mengakibatkan obstruksi, sehingga terjadi aliran kembali cairan. Kebanyakan batu ginjal dapat terjadi berulang-ulang.
Apakah penyebabnya? Batu ginjal dijumpai pada 1 dari 1.000 orang, biasanya lebih banyak dijumpai pada pria (berumur 30-50 tahun) ketimbang wanita. Juga banyak dijumpai di daerah tertentu. Walaupun secara pasti tidak diketahui penyebab batu ginjal, kemungkinannya adalah bila urine menjadi terlalu pekat dan zat-zat yang ada di dalam urine membentuk kristal batu. Penyebab lain adalah infeksi, adanya obstruksi, kelebihan sekresi hormon paratiroid, asidosis pada tubulus ginjal, peningkatan kadar asam urat (biasanya bersamaan dengan radang persendian), kerusakan metabolisme dari beberapa jenis bahan di dalam tubuh, terlalu banyak mempergunakan vitamin D atau terlalu banyak memakan kalsium.
GejalaWalaupun besar dan lokasi batu bervariasi, rasa sakit disebabkan oleh obsruksi merupakan gejala utama. Batu yang besar dengan permukaan kasar yang masuk ke dalam ureter akan menambah frekuensi dan memaksa kontraksi ureter secara otomatis. Rasa sakit dimulai dari pinggang bawah menuju ke pinggul, kemudian ke alat kelamin luar. Intensitas rasa sakit berfluktuasi dan rasa sakit yang luar biasa merupakan puncak dari kesakitan. Apabila batu berada di pasu ginjal dan di calix, rasa sakit menetap dan kurang intensitasnya. Sakit pinggang terjadi bila batu yang mengadakan obstruksi berada di dalam ginjal. Sedangkan, rasa sakit yang parah pada bagian perut terjadi bila batu telah pindah ke bagian ureter. Mual dan muntah selalu mengikuti rasa sakit yang berat. Penderita batu ginjal kadang-kadang juga mengalami panas, kedinginan, adanya darah di dalam urin bila batu melukai ureter, distensi perut, nanah dalam urine.
Bagaimanakah diagnosisnya? Dokter akan menanyakan gejala yang dialami, kemudian melakukan tes sebagai berikut:1.Foto sinar X dari ginjal, ureter, dan kandung kemih untuk menunjukkan adanya batu ginjal.2.Ultrasound ginjal, merupakan tes noninvasif yang mempergunakan gelombang frekuensi tinggi akan mendeteksi obstruksi dan perubahannya.3.Pemberian intravena zat pewarna dan scan memberi konfirmasi diagnosis dan menentukan ukuran dan lokasi batu ginjal.4.Analisis batu untuk mengetahui kandungan mineralnya.5.Analisis kultur urine untuk menunjukkan jenis bakteri penyebab infeksi, dan lain-lain.
Mencegah dan mengobatiBagaimanakah pengobatannya? Karena 90% dari batu ginjal berdiameter kurang dari 5 mm, biasanya cukup diberi air rebusan dari tumbuhan Desmodium stryracifulium dan diberi minum 6 - 8 gelas air per hari, diberi antibiotika untuk mencegah infeksi, serta obat pengurang rasa sakit. Pada umumnya batu akan keluar dalam waktu 5 - 10 hari.
Apabila batu terlalu besar untuk dikeluarkan secara alamiah, operasi dapat dikerjakan. Apabila batu berada di ureter, sistoskopi dapat digunakan melalui uretra dan batu dimanipulasi dengan kateter. Pengeluaran batu dari daerah lainnya (pada calix dan pelvis) memerlukan operasi dari samping atau perut bagian bawah. Prosedur yang disebut percutaneus ultrasonic lithotripsy dan extracorporeal shock wave lithotripsy akan memecah batu ginjal menjadi fragmen kecil-kecil, sehingga dapat dikeluarkan secara alamiah atau dengan pengisapan.
Untuk pencegahan batu ginjal, sebaiknya sering minum air rebusan tumbuhan Desmodium stryracifolium, atau dianjurkan mengurangi makan kalsium, diberi obat untuk mencegah pembentukan batu asam urat, dan vitamin C yang memberi keasaman kepada urine. Apabila kelenjar paratiroid juga termasuk penyebabnya, dokter akan merekomendasi tindakan paratiroidektomi (kelenjar paratiroid diangkat).
Prognosisnya: batu ginjal sering menimbulkan gejala rasa sakit yang hebat, tapi biasanya setelah dikeluarkan tidak menimbulkan kerusakan permanen. Memang sering terjadi kambuh lagi, terutama bila tidak didapatkan penyebabnya dan diobati.
Komplikasinya:1. Timbul kembali batu ginjal.2. Infeksi saluran urine.3. Penyumbatan pada ureter.4. Kerusakan sebagian jaringan ginjal.5. Menurunnya atau hilangnya fungsi ginjal yang terkena. (dr. Drs. Hadipratomo Y, sarjana biologi dan dokter umum).***

Jeruk Nipis untuk Batu Ginjal

Sering merasa sakit di bagian pinggang belakang? Buang air kecil juga tidak lancar? Hati-hati akan gejala kencing batu alias penyakit batu ginjal. Ini sering terjadi pada mereka yang kurang minum dan terlalu banyak duduk. Untuk mencegahnya, menurut Perdughi (Perhimpunan Peduli Ginjal Hipertensi Indonesia), disarankan minum perasan air jeruk nipis sesaat setelah makan malam. Kandungan asam sitrat dalam air kemih pada penderita batu ginjal paling rendah pada malam dan dini hari, sementara jeruk nipis mmiliki kandungan sitrat yang tinggi. Caranya, air perasan satu jeruk nipis dicampurkan dengan dua gelas air. Jangan terlalu cemas bahwa minum air jeruk nipis akan menyebabkan gangguan lambung. Sari jeruk nipis yang dikonsumsi sesudah makan malam telah dibuktikan tidak menyebabkan masalah lambung.

Saturday, August 15, 2009

Melamin Merusak Ginjal

Xu Jianchao, Dokter spesialis ginjal dan asisten dosen Fakultas Kedokteran Universitas Yale, membeber satu hal yang jarang diketahui masyarakat, bahwa melamin yang mengakibatkan gagal ginjal, tidak hanya menjadikan terjadinya sedimentasi membatu, namun melamin itu sendiri dapat juga mengakibatkan kerusakan sangat fatal pada ginjal. Ada kemungkinan pada saat kondisi sebelum terbentuknya batu ginjal, juga dapat merusak fungsi ginjal dan menyebabkan gagal ginjal.Dokter Xu juga menyatakan, akibat fatal yang ditimbulkan oleh melamin pada tubuh manusia dan hewan tak hanya sebatas pada bagian ginjal saja, namun juga dapat mengakibatkan kanker prostat dan kemandulan. Dalam ujicoba pada tikus putih didapatkan bahwa kemungkinan timbulnya kanker prostat akibat melamin mencapai 17%.Selama 2 bulan terakhir, di suatu desa di propinsi Liaoning terdapat ratusan ekor musang piaraan mati tanpa sebab setelah diberi makan pakan ternak merek tertentu. Hasil otopsi menunjukkan bahwa di bagian ginjal terdapat batu. Kemudian batu tersebut dianalisa lebih lanjut, didapatkan bahwa di dalam batu ginjal dan juga di dalam pakan ternak semuanya mengandung melamin. Batu-batu di dalam ginjal itu sangat kecil, sangat lembut dan hampir tidak ada batu yang diameternya melebihi 2 mm, namun kerusakan ginjal yang diakibatkannya sangat nyata. Ginjal binatang tersebut terlihat membengkak, warnanya kekuningan, besar kedua sisi ginjal berlainan, dan permukaan ginjal timbul lekukan-lekukan tidak rata. Pada sejumlah ginjal bahkan terlihat berlubang, ada yang sangat kuning hingga menyerupai kuning jeruk. Batu kecil itu tertanam rapat sekali pada dinding ginjal. Selain itu, meskipun tidak terlihat adanya batu, melamin tetap saja dapat mengakibatkan kerusakan fungsi ginjal. Dokter Feng Dongchuan dari Rumah Sakit Anak di kota Xuzhou yang sudah berulang kali melakukan operasi ginjal pada anak – anak yang menderita batu ginjal, mendapatkan bahwa pada sejumlah kasus tingkat pembengkakan pada ginjal berbeda, terdapat lekukan-lekukan yang tidak merata, bertekstur kasar dan lain – lain.Dokter Spesialis Ginjal Asisten Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Yale, Xu Jianchao, yang menerima wawancara pada 2 November lalu menyatakan, bahwa dari percobaan pada hewan dan matinya musang kali ini telah membuktikan bahwa kunci dari kerusakan yang ditimbulkan oleh melamin adalah, karena melamin dapat memicu terbentuknya begitu banyak butiran-butiran batu kecil tersebut.Paling tidak dari percobaan terhadap hewan didapatkan bahwa melamin membentuk sedimen batuan yang sangat kecil. Besarnya hanya sekitar 1/10 diameter rambut, dan pembentukan batuan itu terjadi pada saluran halus pada ginjal. Batu yang terbentuk tidak dapat dilihat dengan mata manusia, namun batu tersebut justru penyebab kerusakan paling fatal. Sebab batu itu menyumbat semua bagian-bagian terpenting pada ginjal. Inilah yang umumnya diabaikan oleh awam. Karena pada umumnya orang hanya memperhatikan batu yang dapat dilihat oleh mata manusia.(Sumber: http://erabaru.or.id)Dokter Xu Jianchao mengatakan, oleh karena itu besar kecilnya batu ginjal tidak dapat menjelaskan tingkat parah atau tidaknya kerusakan ginjal. Menurut penjelasan Dokter Xu, pada praktek pengobatan, batu ginjal ada beberapa macam. Batu ginjal yang paling banyak ditemui (mencapai 70%) adalah terbentuk dari Calsium Carbonat (CaCO3) atau batu kapur. Batu ginjal seperti ini jauh lebih ringan jika dibandingkan batu ginjal yang timbul akibat melamin, sebab batu ginjal jenis ini tidak akan menyebabkan timbulnya batu ginjal ukuran kecil yang sangat banyak dan rapat. Juga ada jenis batu ginjal lainnya disebut urea stone yang agak mirip dengan melamin.Bagi anak balita yang menderita batu ginjal akibat susu beracun dengan ukuran batu ginjal kurang dari 4 mm, umumnya diperbolehkan untuk pulang ke rumah, dan dianjurkan untuk minum air putih yang banyak agar dapat terbuang dengan sendirinya. Dokter Xu mengatakan, minum air putih dalam jumlah banyak memang merupakan salah satu tindakan pengobatan yang diharuskan. Dua puluh persen kasus batu ginjal dapat dikeluarkan dengan cara minum air putih. Di samping itu untuk jenis batu ginjal yang berbeda diterapkan metode pengobatan yang berbeda pula. Namun untuk batu ginjal akibat melamin, karena ini merupakan suatu penyakit yang sama sekali baru, hingga saat ini masih belum ada metode pengobatannya. Seberapa besar persentase kemungkinan penyembuhan batu ginjal akibat melamin ini dengan minum air putih, Dokter Xu menyatakan hingga saat ini masih tidak jelas, dibutuhkan penerapan pengobatan untuk jangka waktu yang cukup lama untuk mengetahui hasilnya. Jika dengan minum air putih tetap tidak bisa dikeluarkan, batu ginjal dikhawatirkan akan terus mengendap di dalam ginjal untuk jangka waktu yang lama.“Boleh dikatakan tidak ada cara lain. Jika batu ginjal kecil yang tumbuh rapat tetap berada di dalam ginjal, maka cara lain sangat terbatas. Saya berharap tidak demikian. Saya berharap dengan cara minum air putih sebanyak-banyaknya, berhenti mengonsumsi makanan yang beracun, tubuh dapat perlahan-lahan pulih kembali. Namun jika batu – batu kecil ini masih tetap di dalam ginjal, maka fungsi ginjal akan cepat mengalami kerusakan. Mengenai apakah setelah mengalami kerusakan ginjal tersebut akan dapat kembali normal, kami masih belum mengetahuinya secara jelas.”Menurut analisa Dokter Xu, dapat dikeluarkan atau tidaknya batu ginjal ada hubungannya dengan ukuran besar kecilnya batu tersebut. Batu yang ukuran sedang paling sulit untuk dikeluarkan, dan pada akhirnya mungkin membuat ginjal mengalami fiberilisasi. Source : Ikcc.or.id

Konsumsi Berlebih Sayur dan Buah Bebani Kerja Ginjal"

Mengonsumsi secara berlebihan sayur dan buah akan membebani fungsi kerja ginjal. Walaupun vitamin diperlukan tubuh, tapi jika ginjal tidak mampu mencerna dapat menyebabkan seseorang terkena gagal ginjal," kata ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Ali Khomsan kepada wartawan, beberapa waktu lalu.Selain vitamin, makanan yang mengandung protein dan mineral juga tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan. Misalnya, daging, ikan, kacang-kacangan, garam, telur, dan susu. "Konsumsi teh berlebihan juga tidak baik. Karena selain mengandung kafein, di dalam teh ada unsur non-gizi yang mengganggu penyerapan mineral."Namun, Ali menambahkan, bukan berarti penderita batu ginjal tidak boleh mengonsumsi makanan mengandung vitamin, protein, dan mineral. Asalkan, pola konsumsi-- terutama golongan usia lanjut-- oleh penderita batu ginjal dibatasi agar ginjal berfungsi baik. Sebab, penderita batu ginjal juga memerlukan kandungan gizi dalam makanan untuk kesehatan tubuhnya.Dijelaskan Ali, orang yang memiliki ginjal normal tentu dapat mencerna vitamin dosis tinggi yang memang diperlukan tubuh. Dan, orang tersebut dapat mengonsumsi vitamin 10 kali lipat lebih banyak, dibandingkan manusia yang ginjalnya tidak baik.Karena itu terhadap orang yang memiliki ginjal kurang baik, Ali menganjurkan agar sejak muda mengonsumsi vitamin, mineral, dan protein secara moderat (tidak lebih dan tidak kurang). "Untuk mengetahui apakah seseorang memiliki ginjal baik atau bagus, bisa dilihat dari riwayat kesehatan ayah atau ibunya. Kalau orangtua atau saudara satu darah memiliki masalah gangguan ginjal, maka ia akan berpotensi terkena penyakit tersebut," katanya.Ali menyebutkan, di negara-negara maju saat ini dikenal istilah konsumsi lima porsi sayur dan buah setiap hari. Yaitu, apabila dalam sehari seseorang mengonsumsi dua kali sayuran harus diimbangi dengan tiga buah. "Itu berlaku bukan hanya untuk penderita ginjal, tapi juga untuk mengatasi penyakit kronis."Namun, yang sekarang terjadi di Indonesia, keluarga yang secara ekonomi baik cenderung mengonsumsi zat-zat tadi secara berlebihan, baik sadar ataupun tidak."Misalnya dengan makan di restoran fast food. Mungkin sekarang tidak dirasakan, tapi kalau hal itu menjadi kebiasaan akan sulit dihilangkan," ujarnya. Ali tidak setuju dengan pendapat yang menyebutkan diet dapat menangkal batu ginjal.Menurutnya, diet bukanlah untuk menangkal batu ginjal, tapi mengatasi ginjal agar tidak terbebani. "Diet memang memengaruhi pola makanan yang buruk menjadi lebih baik. Tapi kalau diet bertujuan untuk mengatasi kegemukan, itu lain lagi arahnya. Karena diet hanya mengurangi kalori tubuh."Terhadap para penderita batu ginjal, Ali menyarankan agar mengonsumsi air putih untuk memperlancar pencernaan dan mengurangi beban ginjal. Namun terhadap penderita gagal ginjal, menurutnya, memang harus dilakukan operasi sebagai upaya penyembuhan.Jeruk NipisSebetulnya ada cara yang cukup efektif untuk mengatasi batu ginjal tanpa harus operasi. Salah satunya adalah mengonsumsi jeruk nipis. Menurut hasil penelitian Prof Dr Mochamad Sja'bani, Kepala Instalasi Renal RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, mengonsumsi jeruk nipis bisa mencegah timbulnya batu ginjal dan kekambuhan penyakit batu ginjal tipe kalsium idiopatik.Penelitian Sja'bani itu dilakukan pada 1996 bersama dr Djoko Rahardjo SpPD KGH dari FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo. Pada saat itu diteliti keluarga yang memiliki penyakit batu ginjal. Pada penelitian itu disebutkan pada laki-laki memiliki batu ginjal sedangkan pada perempuan tidak ada batu ginjal sama sekali. "Setelah diperiksa, perempuan tersebut suka sekali minum jeruk nipis. Alasannya mengonsumsi jeruk nipis ini untuk melangsingkan tubuh," kata Sja'bani.Sja'bani yang juga menjadi sekretaris Tim Epidemiologi Klinik dan Biostatika FK UGM/RSUP Dr Sardjito menyatakan, jeruk nipis mengandung sitrat tinggi, sementara penderita batu ginjal memiliki kadar sitrat yang rendah.Dalam makalahnya, ia menyebutkan kandungan sitrat jeruk nipis lokal (Citrus aurantifolia Swingle) bulat memiliki kandungan sitrat 10 kali lebih besar dibanding jeruk keprok atau enam kali jeruk manis.Jeruk nipis lokal kandungan sitratnya mencapai 55,6 gram/kilogram, jeruk lemon (Citrus limonium) 48,6 gram/kilogram, jeruk nipis bangkok (citrus aurantifoloa Swingle oval) 39,6 gram/kilogram, jeruk manis/orange (Citrus sinensis Osb) 8,75 gram/kilogram dan jeruk keprok (Citrus nobilis Lour) 5,4 gram/kilogram.Biasanya sitrat di dalam air kemih pada penderita batu ginjal paling rendah pada malam dan dini hari, maka pemberian jeruk nipis dianjurkan sesaat sesudah makan malam sehingga hasilnya lebih maksimal.Cara pemberian jeruk nipis lokal ini, kata Sja'bani, bisa berupa dua buah jeruk nipis dengan diameter di atas 4,5 cm yang diencerkan dalam dua gelas air. Pemberian perasan jeruk nipis sesudah makan malam dari hasil penelitian itu dilaporkan tidak menimbulkan keluhan lambung dan memberikan rasa kepatuhan. Ia memberi contoh pasien yang ditanganinya menderita batu ginjal tetapi tidak mau dioperasi dan sering diopname karena kolik. "Setelah minum jeruk nipis selama tiga bulan, pasien tersebut tidak pernah kolik, sehingga tidak pernah diopname lagi."Sja'bani menjelaskan ada resep kombinasi selain minum perasan dua buah jeruk nipis yang diencerkan dalam dua gelas air yang diminum pada malam hari sesaat sesudah makan malam. Misalnya, membatasi mengonsumsi garam atau makanan asin, mengonsumsi masukan kalsium yang cukup serta protein rendah fosfat bisa menurunkan atau mencegah kekambuhan batu ginjal kalsium idiopatik.Sja'bani menilai pencegahan batu ginjal kalsium idiopatik penting karena kasus ini paling banyak ditemukan pada pasien batu ginjal, yakni mencapai 80 persen dan sering menimbulkan masalah di kemudian hari. (Tri Wahyuni/dari berbagai sumber) Source : ikcc.or.id

Nutrition and Hemodialysis

Now that you are beginning hemodialysis, there may be many changes in your daily life. Your doctor has probably told you that you may need to make some changes in your diet. The renal dietitian at your dialysis center will help you plan a diet for your special needs. Why do I need to be on a special diet?Because your kidneys are not able to get rid of enough waste products and fluids from your blood and your body now has special needs, you will need to limit fluids and change your intake of certain foods in your diet. How well you feel will depend on:eating the right kind and amounts of food from your diet having the hemodialysis treatments your doctor orders for you taking the medications your doctor orders for you. Your diet is very important to your care. It is important that you have the right amount of protein, calories, fluids, vitamins and minerals each day. Your dietitian will help you plan your meals to make sure you get the proper balance. Some general guidelines to follow can be found in our free brochure, "Nutrition and Hemodialysis." You can obtain a copy by calling 800 622-9010.How will I know if I am eating right to keep me healthy?Because you are on dialysis, you have some very special needs. Eating well helps you stay healthy. Eating poorly can increase your risk of illness. Your dietitian will talk with you about how well you are eating.Some questions you might be asked:Have you noticed a change in the kind or amount of food you eat each day? Have you had any problems eating your usual or recommended diet? Have you lost weight without trying? Have you noticed any changes in your strength or ability to take care of yourself? Your dietitian or nurse might look at the fat and muscle stores in your face, hands, arms, shoulders, and legs. Your dialysis care team will look for changes in your blood level of proteins, and especially one called albumin. A change in this protein can mean that you are losing body protein.Some special blood tests that are done each month are called Kt/V (pronounced kay tee over vee) or urea reduction ratio (URR). These tests help your doctor decide if you are getting enough dialysis. Getting the right amount of dialysis is important to help you feel your best.A change in your fat and muscle stores or any of these blood tests could be a sign that you are not getting enough dialysis. Along with the Kt/V, these tests provide information about your intake of protein or your protein equivalent of nitrogen appearance (PNA). Using the PNA, your albumin and any changes in your appetite, your dietitian will determine if you are eating enough of the right foods. The right amount of dialysis is needed to make sure you are able to enjoy your food while keeping you healthy.What if I have high cholesterolChanging your diet may help lower the cholesterol level in your blood. Your dietitian will talk with you about the kinds of fat and animal foods you eat. Also, your doctor may decide you need a special medication to reduce the cholesterol in your blood.What if I have diabetesIn some cases, you may need to make only a few changes in your diet to fit your needs as a kidney patient. For example, some of the free foods you have been using may need to be limited on your kidney diet. Your dietitian will help develop a meal plan especially for you.Is there anything else I should knowThe following important tips can be helpful with your diet:Fresh or plain frozen vegetables contain no added salt. Drain all the cooking fluid before serving. Canned fruits usually contain less potassium than fresh fruits. Drain all the fluid before serving. Non-dairy creamers are low in phosphorus and can be used in place of milk. Labels on food packages will give you information about some of the ingredients that may not be allowed in your diet. Learn to read these labels. To help you avoid salt, many herbs and spices can be used to make your diet more interesting. Check with your dietitian for a list of these.

Source : IKCC.or.id

Asal Mula Cuci Darah dan Cangkok Ginjal

Ginjal buatan atau mesin cuci darah (dialysis machine-red) yang menolong jutaan penderita gangguan dan gagal ginjal, ditemukan oleh pria Belanda Willem Kolf (1911) semasa Perang Dunia II dengan uji coba pertama dilakukan tahun 1943.
Demi pengabdian kepada kemanusiaan, Kolff menolak untuk mengajukan paten atas temuan mesin cuci darah.Kolff akhirnya hijrah ke Amerika Serikat tahun 1950 dan melanjutkan penelitian pengembangan mesin jantung buatan di rumah barunya di Cleveland Clinic Foundation.Asal mula eksperimen transplantasi ginjal dilakukan di Prancis tahun 1909 dengan meng ganti ginjal manusia yang rusak dengan ginjal hewan.
Namun, tidak ada penerima transplantasi ginjal yang selamat. Demikian pula sebelum para peneliti mengenal kecocokan jaringan tubuh, jenis golongan darah dan kekebalan tubuh, upaya transplantasi ginjal dari manusia ke manusia juga tetap gagal memberikan hasil. Perlahan tetapi pasti, para ilmuwan mendapati tubuh manusia selalu menolak bagian tubuh yang bukan berasal dari dirinya sehingga harus dicari jalan untuk mengatasi hal itu.Akhirnya di tahun 1947, Charles Hufnagel (1916-1918) seorang ahli bedah di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat, menc oba menanam ginjal dari orang yang baru meninggal di tubuh seorang perempuan yang menderita penyakit ginjal akut dan didiagnosa nyawanya hanya bertahan beberapa jam lagi. Ginjal dari donor ditanam di bagian tangan pasien perempuan yang kondisinya terlalu lemah untuk dibawa ke kamar operasi. Operasi dilakukan di kamar pasien dengan pencahayaan minim.Namun, akhirnya operasi membuahkan hasil karena ginjal donor mulai bekerja sesaat setelah disambungkan ke aliran darah tubuh pasien. Meski pun, ginjal donor akhirnya tidak berfungsi setelah beberapa hari kemudian, tenggang waktu itu memungkinkan ginjal asli si pasien untuk pulih kembali seperti sediakala!Upaya transplantasi ginjal manusia yang berhasil sempurna, dilakukan dokter Joseph Murray (1919) pada tanggal 23 Desember 1954, di Rumah Sakit Peter Brigham di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat . Murray mengambil ginjal dari Ronald Herrick dan menanamkan kepada saudara kembar identiknya, Richard.Upaya tersebut memperpanjang usia Richard hingga delapan tahun dan Ronald masih hidup hingga kini. Atas jasanya, Dokter Murray akhirnya diganjar hadiah Nobel bidang Fisiologi atau Medis di tahun 1990.

GINJAL DAN VITAMIN DVITAMIN D3 AKTIF



Fungsi ginjal tidak semata-mata hanya untuk memproduksi urin, masih banyak fungsi yang tak kalah penting seperti membantu pengaturan tekanan darah, pembentukan sel darah merah, menjaga keseimbanagn asam-basa tubuh hingga pengaktifan vitamin D. Vitamin D dalam bentuk aktif yang dikenal dengan nama kalsitriol berguna untuk mengatur penyerapan kalsium dari makanan yang sangat diperlukan untuk berbagai proses metabolisme tubuh dan pembentukan tulang.Kalsitriol adalah salah satu bentuk vitamin D yang telah disiapkan oleh tubuh. Dengan bantuan ginjal dan hati, cadangan vitamin D yang terdapat di bawah kulit akan diaktifkan pada saat mendapat rangsangan sinar ultra violet dari matahari. Proses pengaktifan yang berlangsung dua tahap ini (pertama di hati dan yang kedua di ginjal) dinamakan proses hidrosilaksi.Di saat fungsi ginjal menurunPada keadaan normal, kalsium dan fosfat darah berada dalam keadaan seimbang. Kondisi ini terutama dijaga oleh ginjal dan kelenjar paratiroid (suatu kelenjar di belakang leher yang menghasilkan hormon paratiroid)Pada pasien yang fungsi ginjalnya menurun, makan akan terjadi gangguan produksi kalsitriol. Keadaan ini menyebabkan penyerapan kalsium dari makanan terhambat (yang seharusnya dilakukan dengan bantuan kalsitriol), sehingga berdampak pada menurunnya kadar kalsium tubuh. Kondisi ini dapat diperburuk jika kadar fosfat dalam darah juga tinggi (akibat tidak membatasi makanan tinggi fosfat), sehingga terjadi keseimbangan kalsium dan fosfat darah.untuk meningkatkan kadar kalsium darah ynag rendah dan menekan jumlah fosfat yang tinggi tubuh selanjutnya melakukan kompensasi dengan melakukan pelepasan lebih banyak hormon paratiroid (PTH). hormon ini kan mencari cadangan kalsium dalam tubuh untuk meningkatkan kadar kalsium darah , target utama ambilan kalsium adalah tulang. kalsium dalam tulang ini diambil dalam bentuk ikatan kalsium fosfatKalsium dan fosfat merupakan komponen utama pembentuk tulang, sehingga jika diambil terus menerus akibat rangsangan hormon ini akan menggangu kepadatan dan struktur tulang. Akibatnya adalah timbul segala manifestasi kelainan tulang yang dikenal dengan nama osteodistofi ginjal (tulang menjadi keropos).Ikatan kalsium-fosfat yang diambil dalam tulang ini bersifat sukar larut dan dapt tertimbun pada persendian yang mengakibatkan sendi menjadi kaku. Ikatan kalsium-fosfat juga dapat tertimbun dalam pembuluh darah dan menimbulkan sumbatan dengan manifestasi serangan jantung atau stroke.Dengan terganggunya pembentukan kalsitriol dalam tubuh, maka pasien membutuhkan asupan kalsitriol dari luar dalam bentuk suplemen. Pastikan dalam bentuk aktif vitamin D. Suplemen kalsitriol ini akan membantu kembali dapat menyerap kalsium tubuh dapat ditingkatkan. Obat pengikat fosfat (CaCO3) dan diet rendah fosfat akan semakin mengoptimalkan kerja kalsitriol dalam mencegah kelainan osteodistrofi ginjal.

Deteksi Dini dan Pencegahan Penyakit Gagal Ginjal Kronik

Oleh: Yuyun Rindiastuti
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di negara maju, penyakit kronik tidak menular (cronic non-communicable
diseases) terutama penyakit kardiovaskuler, hipertensi, diabetes melitus, dan
penyakit ginjal kronik, sudah menggantikan penyakit menular (communicable
diseases) sebagai masalah kesehatan masyarakat utama.
Gangguan fungsi ginjal dapat menggambarkan kondisi sistem vaskuler
sehingga dapat membantu upaya pencegahan penyakit lebih dini sebelum pasien
mengalami komplikasi yang lebih parah seperti stroke, penyakit jantung koroner,
gagal ginjal, dan penyakit pembuluh darah perifer.
Pada penyakit ginjal kronik terjadi penurunan fungsi ginjal yang
memerlukan terapi pengganti yang membutuhkan biaya yang mahal. Penyakit ginjal
kronik biasanya desertai berbagai komplikasi seperti penyakit kardiovaskuler,
penyakit saluran napas, penyakit saluran cerna, kelainan di tulang dan otot serta
anemia.
Selama ini, pengelolaan penyakit ginjal kronik lebih mengutamakan
diagnosis dan pengobatan terhadap penyakit ginjal spesifik yang merupakan
penyebab penyakit ginjal kronik serta dialisis atau transplantasi ginjal jika sudah
terjadi gagal ginjal. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa komplikasi penyakit ginjal
kronik, tidak bergantung pada etiologi, dapat dicegah atau dihambat jika dilakukan
penanganan secara dini. Oleh karena itu, upaya yang harus dilaksanakan adalah
diagnosis dini dan pencegahan yang efektif terhadap penyakit ginjal kronik, dan hal
ini dimungkinkan karena berbagai faktor risiko untuk penyakit ginjal kronik dapat
dikendalikan.
1.2. Rumusan Masalah
Masalah yang diangkat dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana batasan dan klasifikasi penyakit ginjal kronik?
2. Bagaimana diagnosa dini terhadap penyakit ginjal kronik?
3. Bagaimana upaya pengelolaan dan pencegahan yang tepat terhadap penyakit
ginjal kronik?
1.3. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mengetahui batasan dan klasifikasi penyakit ginjal kronik.
2. Mengetahui diagnosa dini terhadap penyakit ginjal kronik.
3. Mengetahui upaya pengelolaan dan pencegahan yang tepat terhadap penyakit
ginjal kronik.
1.4. Manfaat
Penulisan ini diharapkan dapat memberi informasi tentang upaya pengelolaan dan
pencegahan penyakit gagal ginjal kronik beserta komplikasinya berdasarkan batasan,
klasifikasi, dan diagnosa dini terhadap penyakit gagal ginjal kronik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.2. Batasan dan Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronik
Pada tahun 2002, National Kidney Foundation (NKF) Kidney Disease
Outcome Quality Initiative (K/DOQI) telah menyusun pedoman praktis
penatalaksanaan klinik tentang evaluasi, klasifikasi, dan stratifikasi penyakit
ginjal kronik.
Penyakit ginjal kronik adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih
dari 3 bulan, berdasarkan kelainan patalogis atau petanda kerusakan ginjal
seperti proteinuria. Jika tidak ada tanda kerusakan ginjal, diagnosis penyakit
ginjal kronik ditegakkan jika nilai laju filtrasi glomerulus kurang dari
60ml/menit/1,73m2 , seperti yang terlihat pada tabel 1.
Tabel 1. Batasan penyakit ginjal kronik
1. kerusakan ginjal > 3 bulan, yaitu kelainan struktur atau fungsi ginjal, dengan atau
tanpa penurunan laju filtrasi glomerulus berdasarkan:
- kelainan patalogik
- petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria atau kelainan pada
pemeriksaan pencitraan
2. laju filtrasi glomerulus <> 3 bulan dengan atau tanpa
kerusakan ginjal
Pada pasien dengan penyakit ginjal kronik, klasifikasi stadium ditentukan
oleh nilai laju filtrasi glomerulus, yaitu stadium yang lebih tinggi menunjukkan
nilai laju filtrasi glomerulus yang lebih rendah, seperti terlihat pada tabel 2.
klasifikasi tersebut membagi penyakit ginjal kronik dalam lima stadium.
Stadium 1 adalah kerusakan ginjal dengan fungsi ginjal yang masih normal,
stadium 2 kerusakan ginjal dengan penurunan fungsi ginjal yang ringan,
stadium 3 kerusakan ginjal dengan penurunan sedang fungsi ginjal, stadium 4
kerusakan ginjal dengan penurunan berat fungsi ginjal, dan stadium 5 adalah
gagal ginjal
Tabel 2. Laju filtrasi glomerulus dan stadium penyakit ginjal kronik
Stadium Fungsi ginjal Laju filtrasi glomerulus
(ml/menit/1,73m2 )
Risiko meningkat Normal > 90 (ada faktor risiko)
Stadium 1 Normal/meningkat > 90 (ada kerusakan ginjal,
proteinuria)
Stadium 2 Penurunan ringan 60-89
Stadium 3 Penurunan sedang 30-59
Stadium 4 Penurunan berat 15-29
Stadium 5 Gagal ginjal < 15
2.2. Diagnosis Dini Penyakit Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik dapat dikategorikan menurut etiologi dan kelainan
patalogik seperti terlihat pada tabel 3. untuk memastikan diagnosa tidak jarang
diperlukan biopsi ginjal yang sangat jarang menimbulkan komplikasi. Biopsi
ginjal hanya dilakukan pada pasien tertentu yang diagnosis pastinya hanya dapat
ditegakkan dengan biopsi ginjal yang akan mengubah pengobatan atau
prognosis. Pada sebagian besar pasien, diagnosis ditegakkan berdasar
pengkajian klinik yang lengkap dengan memperlihatkan faktor etiologi.
Tabel 3. Klasifikasi diagnosis penyakit ginjal kronik
Penyakit Tipe utama (contoh)
Penyakit ginjal diabetik Diabetes tipe 1 dan 2
Penyakit ginjal non diabetik Penyakit glomeruler
(penyakit otoimun, infeksi sistemik,
neoplasia)
Penyakit tubulointerstisial
(infeksi saluran kemih, batu, obstruksi,
toksisitas obat)
Penyakit vaskular
(penyakit pembuluh darah besar, hipertensi,
mikroangiopati)
Penyakit ginjal transplan Rejeksi kronik, toksisitas obat, penyakit
rekuren, glomerulopati transplan
Perjalanan klinik penyakit penyakit ginjal kronik biasanya perlahan dan
tidak dirasakan oleh pasien. Oleh karena itu, pengkajian klinik sangat
bergantung pada hasil pemeriksaan penunjang, meski anamnesis yang teliti
sangat membantu dalam menegakkan diagnosis yang tepat. Nilai laju filtrasi
glomerulus merupakan parameter terbaik untuk ukuran fungsi ginjal.
Pada semua pasien penyakit ginjal kronik, sebaiknya dilakukan
pemeriksaan penunjang seperti yang terlihat pada tabel 4.
Tabel 4. pemeriksaan penunjang penyakit ginjal kronik
Kadar kreatinin serum untuk menghitung laju filtrasi glomerulus
Rasio protein atau albumin terhadap kreatinin dalam contoh urin pertama pada pagi hari
atau sewaktu
Pemeriksaan sedimen urun atau dipstick untuk melihat adanya sel darah merah dan sel
darah putih
Pemerikasaan pencitraan ginjal, biasanya ultrasonografi
Kadar elektrolit serum (natrium, kalium, klorida, dan bikarbonat)
2.3. Pengelolaan dan Pencegahan
Pengkajian klinik menentukan jenis penyakit ginjal, adanya penyakit
penyerta, derajat penurunan fungsi ginjal, komplikasi akibat penurunan fungsi
ginjal, faktor risiko untuk penurunan fungsi ginjal, dan faktor risiko untuk
penyakit kardiovaskular. Pengelolaan meliputi:
a. terapi penyakit ginjal
b. pengobatan penyakit penyerta
c. penghambatan penurunan fungsi ginjal
d. pencegahan dan pengobatan penyakit kardiovaskular
e. pencegahan dan pengobatan komplikasi akibat penurunan fungsi ginjal
f. terapi pengganti ginjal dengan dialisis atau transplantasi jika timbul gejala
dan tanda uremia
Stadium dini penyakit ginjal kronik dapat dideteksi dengan pemeriksaan
laboratorium. Pengukuran kadar kreatinin serum dilanjutkan dengan
penghitungan laju filtrasi glomerulus dapat mengidentifikasi pasien yang
mengalami penurunan fungsi ginjal. Pemeriksaan ekskresi albumin dalam
urindapat mengidentifikasi pada sebagian pasien adanya kerusakan ginjal.
Sebagian besar individu dengan stadium dini penyakit ginjal kronik terutama di
negara berkembang tidak terdiagnosis. Deteksi dini kerusakan ginjal sangat
penting untuk dapat memberikan pengobatan segera, sebelum terjadi kerusakan
dan komplikasi lebih lanjut. Pemeriksaan skrinning pada individu asimtomatik
yang menyandang faktor risiko dapat membantu deteksi dini penyakit ginjal
kronik.
Pemeriksaan skrinning seperti pemeriksaan kadar kreatinin serum dan
ekskresi albumin dalam urin dianjurkan untuk individu yang menyandang faktor
risiko penyakit ginjal kronik, yaitu pada:
a. pasien dengan diebetes melitus atau hioertensi
b. individu dengan obesitas atau perokok
c. individu berumur lebih dari 50 tahun
d. individu dengan riwayat penyakit diabetes melitus, hipertensi, dan
penyakit ginjal dalam keluarga.
Upaya pencegahan terhadap penyakit ginjal kronik sebaiknya sudah mulai
dilakukan pada stadium dini penyakit ginjal kronik. Berbagai upaya pencegahan
yang telah terbukti bermanfaat dalam mencegah penyakit ginjal dan
kardiovaskular adalah:
a. pengobatan hipertensi yaitu makin rendah tekanan darah makin kecil
risiko penurunan fungsi ginjal
b. pengendalian gula darah, lemak darah, dan anemia
c. penghentian merokok
d. peningkatan aktivitas fisik
e. pengendalian berat badan
f. obat penghambat sistem renin angiotensin seperti penghambat ACE
(angiotensin converting enzyme) dan penyekat reseptor angiotensin
telah terbukti dapat mencegah dan menghambat proteinuria dan
penurunan fungsi ginjal.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penulisan ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Penyakit ginjal kronik dapat menggambarkan kondisi sistem vaskular sehingga
dapat membantu upaya pencegahan penyakit lebih dini dan komplikasinya.
2. Penting untuk mengetahui batasan, klasifikasi, dan stratifikasi penyakit ginjal
kronik untuk melakukan upaya pengelolaan dan pencegahan secara cepat dan
tepat.
3. Pemeriksaan penunjang penyakit ginjal kronik penting untuk memastikan
diagnosis penyakit ginjal dan derajat penurunan fungsi ginjal, dalam hal ini nilai
laju filtrasi glomerulus yang diukur dengan kadar kreatinin serum merupakan
parameter terbaik ukuran fungsi ginjal.
4. Dalam melakukan pengelolaan dan pencegahan penyakit ginjal kronik secara
cepat dan tepat perlu diperhatikan adanya faktor risiko penyakit ginjal kronik.

Nutrisi yang Tepat Bagi Penderita Gagal Ginjal

Oleh : Amanda Wulansari
Mahasiswa Program Studi Farmasi FMIPA UNLAM
Seperti kita ketahui ginjal merupakan organ ekskresi yang sangat penting, oleh karena ginjal melakukan fungsinya memfiltrasi plasma kemudian mumbuang zat yang tidak dibutuhkan bersama urine, sedang zat-zat yang dibutuhkan kembali ke dalam darah. Apabila seseorang terkena penyakit ginjal tahap awal, dalam jumlah tertentu limbah maupun kelebihan cairan tersebut akan tetap berada di dalam darah, yang kemudian apabila tidak mendapatkan terapi yang memadai akan mempercepat kerusakan ginjal menjadi gagal ginjal terminal. Diet atau pengaturan nutrisi dapat membantu untuk mengontrol penumpukan limbah dan cairan dalam darah dan mengurangi beban kerja dari ginjal.
Pada pasien Penyakit Ginjal Kronik sering terjadi penumpukan air ditandai dengan bengkak di kaki, kekurangan gizi (kurus), lemas tidak bertenaga, mual, muntah, tidak nafsu makan, sakit kepala, gatal-gatal dan wajah pucat. Hal ini terjadi karena pada penderita PGK, ginjal tidak optimal dalam mengatur keseimbangan air, mengatur tekanan darah, mengeluarkan racun sisa metabolisme makanan yaitu ureum, asam urat, kalium, tidak optimal dalam pembentukan sel darah merah serta menjaga stuktur tulang.
Pemahaman tentang diet secara umum bagi penderita penyakit ginjal penting untuk diketahui, tak hanya bagi mereka yang telah menderita gangguan ginjal, namun baik bagi mereka yang bertekad untuk menurunkan resiko terhadap gangguan ginjal. Tujuan diet pada penderita PGK adalah mencukupi kebutuhan zat gizi & membantu mempertahankan dan memperbaiki status gizi mencapai optimal serta menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit. Syarat diet pada penderita PGK adalah hindari pemberian protein nabati seperti kacang-kacangan dan hasil olahannya. Penderita dengan kemampuan makan yang rendah, bila diperlukan, berikan tambahan suplemen vitamin seperti asam folat, vitamin B6, vitamin C, Vitamin D dan vitamin K.
Hindari lemak jenuh dan lemak tinggi garam. Tambahkan asupan lemak tidak jenuh ganda yang baik untuk kesehatan ginjal (misalnya asam lemak omega 3). Minyak tak jenuh tunggal (minyak zaitun atau olive oil) dan minyak tak jenuh ganda (minyak sayur, minyak dari biji-bijian dan minyak ikan yang hidup di laut dalam) adalah minyak yang disarankan. Sebaiknya berhati-hati dalam menggunakan mayones dan mertega karena kandungan protein dan natriumnya cukup tinggi.
Sementara itu, untuk jenis batu asam urat, hindari bahan makanan yang mengandung purin dan lemak tinggi seperti jerohan, sardin, kerang, makarel, bayam, daun singkong, kangkung, melinjo, serta kacang dan berbagai hasil olahannya. Untuk mengoptimalkan metabolisme penyerapan protein, anda dapat memilih mengkonsumsi suplemen yang dapat membantu penyerapan protein tersebut. Akan lebih baik jika suplemen tersebut mengandung asam lemak tidak jenuh ganda yang bersahabat bagi tubuh anda.
Elemen kunci dari nutrisi adalah protein, kalori, vitamin dan mineral. Penderita akan menjalani program diet untuk memberikan kecukupan jumlah kadar protein, kalori, vitamin dan mineral setiap harinya. Dengan cara tersebut tubuh kita akan tetap terjaga fit dan menjaga fungsi ginjal tidak semakin bertambah buruk. Pada umumnya diet yang diterapkan untuk penderita gagal ginjal stadium awal adalah untuk mengontrol jumlah protein,fosfat, kalsium, kalium, sodium dan cairan yang dikonsumsi. Pada tahap ini penting bagi penderita bahwa dirinya mendapatkan cukup kalori untuk menjaga berat badannya.
Protein dari makanan setelah diserap oleh tubuh, maka limbah dari proses tersebut disebut ureum. Apabila ginjal tidak bekerja sebagaimana mestinya, ginjal tidak dapat membuang ureum tersebut, untuk itulah penderita harus mengurangi asupan protein untuk menghindari penumpukan ureum dalam tubuh. Makanan dan minuman yang berasal dari hewan seperti daging, seafood, telor, susu, keju mengandung protein dalam jumlah yang besar. Sedangkan makanan yang berasal dari tumbuhan seperti roti, cereal, sayur dan buah mengandung protein dalam jumlah yang kecil. Makan protein dalam jumlah besar mengakibatkan sampah urea tertimbun dalam darah yang mengakibatkan rasa mual, muntah, kehilangan nafsu makan dan rasa lemas. Konsumsi protein dalam jumlah terbatas (jumlah sedang sesuai kebutuhan) berdampak memperlambat kerusakan ginjal lebih lanjut.
Penderita gagal ginjal sebaiknya juga mengurangai konsumsi produk susu seperti susu, keju, pudding, yogurt,dan ice cream, kacang kacangan, selai kacang, Minuman seperti bir, cola maupun jenis soft drink lainnya, garam meja, dan makanan dengan tambahan garam seperti snack, makanan jenis fast food. Kentang dan pisang merupakan sumber energi yang cukup baik bagi orang sehat, namun tidak baik bagi penderita gagal ginjal sebab kandungan kaliumnya sangat tinggi. Sehingga bila penderita ingin makan kentang, harus diproses melalui pencucian yang tepat untuk menurunkan kadar kalium. Cara menurunkan kadar kalium dari kentang adalah dengan mengupasnya, memotong-motong bentuk dadu ukuran kecil, merendamnya sekitar 4-6 jam dengan air dalam jumlah sangat banyak. Sebelum dimasak, cuci dulu dengan air mengalir.
Buah yang dikeringkan mengandung kalium yang sangat banyak, seperti kismis, sukade, prune dan korma. Buah segar dan jus juga mengandung banyak kalium, terutama pisang, tomat, jeruk, air kelapa dan belimbing. Sayuran dan buah yang tinggi kadar kaliumnya adalah bayam, daun pepaya, kembang kol, kapri, peterseli, duku dan alpokat. Agar kadar kalium dalam buah dapat dikurangi, sebaiknya buah dimasak seperti dibuat stup, dibuat koktil atau dimasak di microwave hingga airnya sebagian keluar. Agar kalium dari sayur dapat dikurangi, potong-potong sayur sebelum dicuci dan masak dengan menggunakan banyak air.
Konsumsilah sayurnya tanpa mengonsumsi airnya. Pada saat fungsi ginjal terganggu, dimana produksi urin sangat kurang, jumlah cairan yang masuk juga harus dibatasi. Menyiasati rasa haus adalah dengan membekukan air minum. Mengulum es cepat menghilangkan rasa haus dengan menggunakan jumlah air yang sedikit. Menderita PGK tidak berarti penderita tidak boleh menikmati makanan lagi. Pemilihan bahan makanan dan jumlah nutrisi yang tepat dapat memperbaiki kualitas hidup dan dapat mempertahankan fungsi ginjal yang masih ada.

Gagal Ginjal Kronik

Pengertian Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif, dan cukup lanjut. Hal ini terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG) kurang dari 50 ml/menit (Suhardjono, dkk, 2001). Sedangkan menurut Mansjoer (2001) gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat persisten dan ireversibel.Menurut Brunner dan Suddarth (2001), gagal ginjal kronik atau penyakti renal tahap akhir merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible. Dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah).EtiologiMenurut Mansjoer (2001) etiologi dari gagal ginjal kronik adalah glomerulonefritik, nefropati analgesik, nefropati refluks, ginjal polikistik, nefropati, diabetik, penyebab lain seperti hipertensi, obstruksi, gout, dan tidak diketahui.PatofisiologiPada gagal ginjal kronik fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein yang normalnya diekskresikan ke dalam urin tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi setiap sistem tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah, maka gejala akan semakin berat. Penurunan jumlah glomeruli yang normal menyebabkan penurunan klirens substansi darah yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal. Dengan menurunnya glomerulo filtrat rate (GFR ) mengakibatkan penurunan klirens kreatinin dan peningkatan kadar kreatinin serum. Hal ini menimbulkan gangguan metabolisme protein dalam usus yang menyebabkan anoreksia, nausea maupan vomitus yang menimbulkan perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Peningkatan ureum kreatinin sampai ke otak mempengaruhi fungsi kerja, mengakibatkan gangguan pada saraf, terutama pada neurosensori. Selain itu Blood Ureum Nitrogen (BUN) biasanya juga meningkat. Pada penyakit ginjal tahap akhir urin tidak dapat dikonsentrasikan atau diencerkan secara normal sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan elektrolit. Natrium dan cairan tertahan meningkatkan resiko gagal jantung kongestif. Penderita dapat menjadi sesak nafas, akibat ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan. Dengan tertahannya natrium dan cairan bisa terjadi edema dan ascites. Hal ini menimbulkan resiko kelebihan volume cairan dalam tubuh, sehingga perlu dimonitor balance cairannya. Semakin menurunnya fungsi renal terjadi asidosis metabolik akibat ginjal mengekskresikan muatan asam (H+) yang berlebihan. Terjadi penurunan produksi eritropoetin yang mengakibatkan terjadinya anemia. Sehingga pada penderita dapat timbul keluhan adanya kelemahan dan kulit terlihat pucat menyebabkan tubuh tidak toleran terhadap aktifitas.Dengan menurunnya filtrasi melalui glomerulus ginjal terjadi peningkatan kadar fosfat serum dan penurunan kadar serum kalsium. Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan sekresi parathormon dari kelenjar paratiroid. Laju penurunan fungsi ginjal dan perkembangan gagal ginjal kronis berkaitan dengan gangguan yang mendasari, ekskresi protein dalam urin, dan adanya hipertensi (Brunner dan Suddarth, 2001).Manifestasi KlinikMenurut Suhardjono (2001), manifestasi klinik yang muncul pada pasien dengan gagal ginjal kronik yaitu:Gangguan pada sistem gastrointestinal
Anoreksia, nausea, dan vomitus yang berhubungan dengan gangguan metaboslime protein dalam usus.
Mulut bau amonia disebabkan oleh ureum yang berlebihan pada air liur.
Cegukan (hiccup)
Gastritis erosif, ulkus peptik, dan kolitis uremik
Kulit
Kulit berwarna pucat akibat anemia. Gatal dengan ekskoriasi akibat toksin uremik.
Ekimosis akibat gangguan hematologis
Urea frost akibat kristalisasi urea
Bekas-bekas garukan karena gatal
Sistem Hematologi
Anemia
Gangguan fungsi trombosit dan trombositopenia
Gangguan fungsi leukosit
Sistem Saraf dan OtotRestles leg syndromePasien merasa pegal pada kakinya, sehingga selalu digerakkan.Burning feet syndromeRasa semutan dan seperti terbakar, terutama ditelapak kaki.Ensefalopati metabolikLemah, tidak bisa tidur, gangguan konsentrasi, tremor, asteriksis, mioklonus, kejang.MiopatiKelemahan dan hipotrofi otot-otot terutama otot-otot ekstremitas proksimal.Sistem kardiovaskuler
Hipertensi
Akibat penimbunan cairan dan garam.
Nyeri dada dan sesak nafas
Gangguan irama jantung
Edema akibat penimbunan cairan
Sistem endokrin
Gangguan seksual: libido, fertilitas dan ereksi menurun pada laki-laki.
Gangguan metabolisme glukosa, resistensi insulin, dan gangguan sekresi insulin.
Gangguan metabolisme lemak.
Gangguan metabolisme vitamin D.
Gangguan sistem lain
Tulang : osteodistrofi renal
Asidosis metabolik.
Sedangkan menurut Mansjoer (2001), manifestasi klinik yang muncul pada pasien dengan gagal ginjal kronik adalah:UmumFatiq, malaise, gagal tumbuh, debil.KulitPucat, mudah lecet, rapuh, leukonikia.Kepala dan leherRambut rontok, JVP meningkat.MataFundus hipertensif, mata merah.KardiovaskulerHipertensi, kelebihan cairan, gagal jantung, perikarditis, uremik, penyakit vaskuler.PernafasanHiperventilasi asidosis, edema paru, effusi pleura.GastrointestinalAnoreksia, nausea, gastritis, ulkus peptikum, kolitis uremik, diare yang disebabkan oleh antibiotik.KemihNokturia, anuria, haus, proteinuria, penyakit ginjal yang mendasarinya.ReproduksiPenurunan libido, impotensi, amenore, infertilitas, ginekosmastia, galaktore.SarafLetargi, malaise, anoreksia, tremor, mengantuk, kebingungan, flap, mioklonus, kejang, koma.TulangHiperparatiroidisme, defisiensi vitamin D.SendiGout, pseudogout, kalsifikasi ekstra tulang.HematologiAnemia, defisiensi imun, mudah mengalami perdarahan.EndokrinMultipel.FarmakologiObat-obat yang diekskresi oleh ginjal.Penatalaksanaan MedisMenurut Mansjoer (2001), penatalaksanaan medis pada pasien dengan gagal ginjal kronik yaitu :Tentukan dan tata laksana penyebabnya.Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam. Pada beberapa pasien, furosemid dosis besar (250-1000 mg/hari) atau diuretik loop (bumetanid, asam etakrinat) diperlukan untuk mencegah kelebihan cairan.Diet tinggi kalori dan rendah proteinDiet rendah protein (20-40 g/hari) dan tinggi kalori menghilangkan gejala anoreksia dan nausea dari uremia.Kontrol hipertensiPada pasien hipertensi dengan penyakit ginjal, keseimbangan garam dan cairan diatur tersendiri tanpa tergantung tekanan darah. Diperlukan diuretik loop, selain obat antihipertensi.Kontrol ketidakseimbangan elektrolitHindari masukan kalium yang besar (batasi hingga 60 mmol/hari) atau diuretik hemat kalium, obat-obat yang berhubungan dengan ekskresi kalium (misalnya, penghambat ACE dan obat antiinflamasi nonsteroid).Mencegah dan tatalaksana penyakit tulang ginjal Hiperfosfatemia dikontrol dengan obat yang mengikat fosfat seperti aluminium hidroksida (300 – 1800 mg) atau kalsium karbonat (500– 3000 mg) pada setiap makan.Deteksi dini dan terapi infeksiPasien uremia harus diterapi sebagai pasien imunosupresif dan diterapi lebih ketat.Modifikasi terapi obat dengan fungsi ginjalBanyak obat yang harus diturunkan dosisnya karena metaboliknya toksis dan dikeluarkan oleh ginjal. Misal : digoksin, aminoglikosid, analgesik opiat, amfoterisin.Deteksi dan terapi komplikasiAwasi dengan ketat kemungkinan ensefalopati uremia, perikarditis, neuropati perifer, hiperkalemia yang meningkat, kelebihan cairan yang meningkat, infeksi yang mengancam jiwa, sehingga diperlukan dialisis.Persiapkan dialisis dan program transplantasiSegera dipersiapkan setelah gagal ginjal kronik dideteksi.Pemeriksaan penunjang pada gagal ginjal kronikMenurut Suhardjono (2001), pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada pasien gagal ginjal kronik yaitu:Pemeriksaan laboratoriumUntuk menentukan ada tidaknya kegawatan, menentukan derajat GGK, menentukan gangguan sistem, dan membantu menetapkan etiologi. Blood ureum nitrogen (BUN)/kreatinin meningkat, kalium meningkat, magnesium meningkat, kalsium menurun, protein menurun,Pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG)Untuk melihat kemungkinan hipertrofi ventrikel kiri, tanda-tanda perikarditis, aritmia, gangguan elektrolit (hiperkalemia, hipokalsemia). Kemungkinan abnormal menunjukkan ketidakseimbangan elektrolit dan asam/basa.Ultrasonografi (USG)Untuk mencari adanya faktor yang reversibel seperti obstruksi oleh karena batu atau massa tumor, dan untuk menilai apakah proses sudah lanjut.Foto Polos AbdomenSebaiknya tanpa puasa, karena dehidrasi akan memperburuk fungsi ginjal. Menilai bentuk dan besar ginjal dan apakah ada batu atau obstruksi lain.Pieolografi Intra-Vena (PIV)Dapat dilakukan dengan cara intravenous infusion pyelography, untuk menilai sistem pelviokalises dan ureter.Pemeriksaan Pielografi RetrogradDilakukan bila dicurigai ada obstruksi yang reversibel.Pemeriksaan Foto DadaDapat terlihat tanda-tanda bendungan paru akibat kelebihan air (fluid overload), efusi pleura, kardiomegali dan efusi perikadial.Pemeriksaan Radiologi TulangMencari osteodistrofi dan kalsifikasi metastatik.