Friday, July 9, 2010

Tanda Awal Sakit Ginjal

GEJALA SAKIT PINGGANG, HIPERTENSI, KELAIANAN KENCING


Tanya: Teman saya ditolak sewaktu melamar kerja di suatu perusahaan. Diberitahu bahwa ginjalnya kurang sehat, dan disarankan berobat ke ahli ginjal. Padahal dia merasa sehat dan tidak pernah mengeluh sakit pinggang.
Bagaimana sih tanda awal dari sakit ginjal?
Jawab:
Sakit ginjal pada umumnya adalah sama seperti penyakit-penyakit lainnya, yaitu kalau diketemukan pada fase awal penyakit sebagian besar dapat disembuhkan atau paling tidak progresi penyakit dapat diperlambat (misalnya sakit ginjal bawaan lahir atau karena proses imunologik). Kesulitannya adalah banyak penderita tidak tahu bahwa dia menderita kelainan ginjal oleh karena sakit ginjal pada fase awal tidak selalu menyebabkan timbulnya keluhan yang berarti buat penderita atau kalaupun tahu dia tidak menyadari konsekuensi-konsekuensinya dikemudian hari sehingga tidak mau berobat secara teratur sampai dinyatakan sembuh oleh dokter. Sering penderita tidak berobat lagi oleh karena keluhannya sudah tidak ada lagi (walaupun penyakit masih belum hilang).
Yang lebih berbahaya dan merugikan adalah banyak yang penderita mencoba mengobati sendiri penyakitnya tanpa menyadari bahwa obat-obat yang dipakainya dapat merusak ginjalnya. Sekali lagi perlu saya tekankan bahwa sebagian besar sakit ginjal dapat disembuhkan, kalau diberi pengobatan yang benar.

Tanya: Menurut dokter banyak penderita tidak tahu bahwa dia menderita sakit ginjal. Apakah tandanya kalau seseorang menderita sakit ginjal?
Jawab:
Dulu pernah saya katakan bahwa sakit ginjal lanjut (GGK) menyebabkan "keracunan" pada semua organ tubuh sehingga manifestasinya macam-macam (mual, tumpah, kurang darah dsb) dan diagnosisnya mudah dengan pemeriksaan kreatinin dan BUN dalam darah. Pada awal sakit ginjal atau kalau kerusakan ginjal belum mencapai lebih dari 75% pemeriksaan kadar kreatinin atau BUN masih dalam "batas normal"; yang paling informatif adalah pemeriksaan klirens kreatinin/ureum.
Ini berarti bahwa kalau hasil pemeriksaan kreatinin menunjukkan angka normal belum berarti ginjal saudara sehat; ini yang sering menyebabkan tanggapan yang salah oleh penderita atau mungkin juga oleh dokter yang merawat. Perlu dilakukan pemeriksaan penunjang lain sebelum menyingkirkan kemungkinan penyakit ginjal. Paling mudah dan sederhana adalah pemeriksaan urin penderita; kalau mungkin disertai pemeriksaan klirens kreatinin.
Haruslah ditekankan disini sekali lagi bahwa haruslah dibedakan antara kelainan fungsional dan kelainan struktural.
Maafkan penjelasan saya sudah agak menyimpang dari pertanyaan saudara, tetapi karena saya rasa penting sehingga perlu diulangi lagi; soalnya menurut data-data diluar negeri ditaksir bahwa setiap tahunnya terdapat penderita gagal ginjal terminal baru sebanyak 30-40 orang per 1 juta penduduk. Kalau angka kejadian di Indonesia dapat diasumsikan sama, dapat dihitung berapa penduduk Indonesia yang memerlukan dialisis/transplantasi setiap tahunnya. Sangat diperlukan sekali pencegahan terjadinya gagal ginjal terminal; lebih khusus lagi diperlukan pengenalan sakit ginjal pada fase awal sehingga kerusakan ginjal lebih lanjut dapat dicegah.
Baiklah saya mulai menerangkan tentang tanda-tanda awal dari penyakit saluran kemih dan ginjal. Yang perlu diperhatikan adalah enam tanda awal, yaitu:

1. sakit pinggang
2. sakit atau susah kalau kencing
3. kencing bercampur darah /nanah
4. sering kencing, terutama diwaktu malam hari
5. bengkak dikelopak mata, tangan atau kaki (terutama pada anak)
6. tekanan darah tinggi

Tanya: Mohon penjelasan lebih lanjut tentang masing-masing tanda awal sakit ginjal tersebut.
Jawab:
Sakit pinggang dapat berasal dari ginjal atau saluran kemih atas. Intensitas dan macamnya berbeda tergantung dari sebabnya; misalnya kalau terdapat batu diginjal mungkin hanya dirasakan "tidak enak" atau "rasa kemeng" dipinggang. Perlu diperhatikan bahwa kalau keluhan tersebut dirasakan selalu disatu sisi, kemungkinan ada kelainan diginjal besar sekali; sakit kedua pinggang, apalagi kalau makin sakit kalau tubuh dibungkukkan, kebanyakan sebabnya bukan dari ginjal, tetapi dari otot atau tulang belakang.
Sakit yang paling menyebabkan penderitaan adalah kolik ginjal/ureter; sifatnya adalah berkala diselingi fase tanpa sakit. Kalau datang serangan penderita sangat kesakitan yang dapat disertai mual dan tumpah, misalnya paling sering terjadi kalau ada batu kecil disaluran kemih (ureter).
Kelainan dikandung kemih akan menyebabkan rasa tidak enak didaerah perut tengah bawah (suprapubik). Disamping itu dapat juga terjadi penderita sulit kencing atau kalau kencing menetes atau segera ingin kencing lagi.

Tanya: Saya kalau malam sering kencing, sehingga perlu kebelakang sampai 2 atau 3 kali setiap malam. Apakah ini merupakan tanda awal dari sakit ginjal, dokter?
Jawab:
Sering kencing, terutama diwaktu malam, dapat merupakan tanda awal dari sakit ginjal. Atau sering minum di waktu malam hari. Disarankan untuk minum sebanyak 2L/harinya mulai bangun tidur sampai makan malam, sesudah itu jangan minum lagi.
Pada umumnya wanita kencing rata-rata 3x atau 4x dan pria sekitar 5x atau 6x tiap harinya. Bangun tidur tiap malam untuk kencing 2-3x adalah tidak normal, kecuali kalau minumnya berlebihan atau setiap habis kencing minum lagi (yang merupakan kebiasaan pada beberapa orang). Sering kencing akan terjadi bila volume kandung kemih berkurang misalnya karena infeksi, tumor atau tertekan pada wanita hamil. Pada orang sehat dapat timbul dalam keadaan "stress" karena ketakutan atau rasa jemu. Yang perlu diperhatikan juga adalah jumlah air kemih selama 24 jam; kalau melebihi 3 liter/24 jam merupakan tanda ada sesuatu yang tidak normal.
Kencing darah hampir pasti menunjukkan adanya perdarahan di ginjal atau sepanjang saluran kemih. Tergantung dari banyak perdarahan yang terjadi, darah dalam urin dapat dilihat langsung (disebut "gross hematuria") kalau jumlahnya banyak, dan kalau jumlahnya sedikit baru dapat diketahui dengan pemeriksaan mikroskop.
Asal perdarahan dapat dari ginjal (kalau dimisalkan sungai dari hulunya), sepanjang saluran kemih (sepanjang aliran sungai) atau dari ujung saluran (muara sungai) dan adalah tugas dokter untuk menentukan asal dan sebab perdarahan tersebut.
Bengkak disekitar kelopak dua mata merupakan tanda khusus sakit ginjal, terutama pada anak-anak; begitu pula bengkak dikedua tangan atau kaki dapat merupakan tanda awal sakit ginjal.
Tanda awal sakit ginjal terakhir yaitu tekanan darah tinggi merupakan problematik tersendiri oleh karena belum ada kesatuan pendapat tentang peranan ginjal dalam patogenesis dari hipertensi pada umumnya; peranan ginjal yang nyata adalah pada apa yang disebut "hipertensi renal".
Dari keenam tanda awal sakit ginjal tersebut, keluhan tentang kelainan kencing merupakan petunjuk utama buat dokter untuk mencurigai kemungkinan sakit ginjal/saluran kemih. Tambahan pemeriksaan air kemih secara laboratorik sangat membantu dokter untuk membuat diagnosis penyakit penderita.
Dalam pembahasan yang akan datang akan diterangkan lebih terinci tentang masing-masing tanda awal sakit ginjal tersebut. Source :
//my.opera.com/profmade/blog/show.dml/4258128

Konsumsi Berlebih Sayur Dan Buah Bebani Kerja Ginjal

"Mengonsumsi secara berlebihan sayur dan buah akan membebani fungsi kerja ginjal. Walaupun vitamin diperlukan tubuh, tapi jika ginjal tidak mampu mencerna dapat menyebabkan seseorang terkena gagal ginjal," kata ahli gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Ali Khomsan kepada wartawan, beberapa waktu lalu.

Selain vitamin, makanan yang mengandung protein dan mineral juga tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan. Misalnya, daging, ikan, kacang-kacangan, garam, telur, dan susu. "Konsumsi teh berlebihan juga tidak baik. Karena selain mengandung kafein, di dalam teh ada unsur non-gizi yang mengganggu penyerapan mineral."

Namun, Ali menambahkan, bukan berarti penderita batu ginjal tidak boleh mengonsumsi makanan mengandung vitamin, protein, dan mineral. Asalkan, pola konsumsi-- terutama golongan usia lanjut-- oleh penderita batu ginjal dibatasi agar ginjal berfungsi baik. Sebab, penderita batu ginjal juga memerlukan kandungan gizi dalam makanan untuk kesehatan tubuhnya.

Dijelaskan Ali, orang yang memiliki ginjal normal tentu dapat mencerna vitamin dosis tinggi yang memang diperlukan tubuh. Dan, orang tersebut dapat mengonsumsi vitamin 10 kali lipat lebih banyak, dibandingkan manusia yang ginjalnya tidak baik.

Karena itu terhadap orang yang memiliki ginjal kurang baik, Ali menganjurkan agar sejak muda mengonsumsi vitamin, mineral, dan protein secara moderat (tidak lebih dan tidak kurang).

"Untuk mengetahui apakah seseorang memiliki ginjal baik atau bagus, bisa dilihat dari riwayat kesehatan ayah atau ibunya. Kalau orangtua atau saudara satu darah memiliki masalah gangguan ginjal, maka ia akan berpotensi terkena penyakit tersebut," katanya.

Ali menyebutkan, di negara-negara maju saat ini dikenal istilah konsumsi lima porsi sayur dan buah setiap hari. Yaitu, apabila dalam sehari seseorang mengonsumsi dua kali sayuran harus diimbangi dengan tiga buah. "Itu berlaku bukan hanya untuk penderita ginjal, tapi juga untuk mengatasi penyakit kronis."

Namun, yang sekarang terjadi di Indonesia, keluarga yang secara ekonomi baik cenderung mengonsumsi zat-zat tadi secara berlebihan, baik sadar ataupun tidak.

"Misalnya dengan makan di restoran fast food. Mungkin sekarang tidak dirasakan, tapi kalau hal itu menjadi kebiasaan akan sulit dihilangkan," ujarnya. Ali tidak setuju dengan pendapat yang menyebutkan diet dapat menangkal batu ginjal.

Menurutnya, diet bukanlah untuk menangkal batu ginjal, tapi mengatasi ginjal agar tidak terbebani. "Diet memang memengaruhi pola makanan yang buruk menjadi lebih baik. Tapi kalau diet bertujuan untuk mengatasi kegemukan, itu lain lagi arahnya. Karena diet hanya mengurangi kalori tubuh."

Terhadap para penderita batu ginjal, Ali menyarankan agar mengonsumsi air putih untuk memperlancar pencernaan dan mengurangi beban ginjal. Namun terhadap penderita gagal ginjal, menurutnya, memang harus dilakukan operasi sebagai upaya penyembuhan.

Jeruk Nipis


Sebetulnya ada cara yang cukup efektif untuk mengatasi batu ginjal tanpa harus operasi. Salah satunya adalah mengonsumsi jeruk nipis. Menurut hasil penelitian Prof Dr Mochamad Sja'bani, Kepala Instalasi Renal RSUP Dr Sardjito Yogyakarta, mengonsumsi jeruk nipis bisa mencegah timbulnya batu ginjal dan kekambuhan penyakit batu ginjal tipe kalsium idiopatik.

Penelitian Sja'bani itu dilakukan pada 1996 bersama dr Djoko Rahardjo SpPD KGH dari FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo. Pada saat itu diteliti keluarga yang memiliki penyakit batu ginjal. Pada penelitian itu disebutkan pada laki-laki memiliki batu ginjal sedangkan pada perempuan tidak ada batu ginjal sama sekali.

"Setelah diperiksa, perempuan tersebut suka sekali minum jeruk nipis. Alasannya mengonsumsi jeruk nipis ini untuk melangsingkan tubuh," kata Sja'bani.

Sja'bani yang juga menjadi sekretaris Tim Epidemiologi Klinik dan Biostatika FK UGM/RSUP Dr Sardjito menyatakan, jeruk nipis mengandung sitrat tinggi, sementara penderita batu ginjal memiliki kadar sitrat yang rendah.

Dalam makalahnya, ia menyebutkan kandungan sitrat jeruk nipis lokal (Citrus aurantifolia Swingle) bulat memiliki kandungan sitrat 10 kali lebih besar dibanding jeruk keprok atau enam kali jeruk manis.

Jeruk nipis lokal kandungan sitratnya mencapai 55,6 gram/kilogram, jeruk lemon (Citrus limonium) 48,6 gram/kilogram, jeruk nipis bangkok (citrus aurantifoloa Swingle oval) 39,6 gram/kilogram, jeruk manis/orange (Citrus sinensis Osb) 8,75 gram/kilogram dan jeruk keprok (Citrus nobilis Lour) 5,4 gram/kilogram.

Biasanya sitrat di dalam air kemih pada penderita batu ginjal paling rendah pada malam dan dini hari, maka pemberian jeruk nipis dianjurkan sesaat sesudah makan malam sehingga hasilnya lebih maksimal.

Cara pemberian jeruk nipis lokal ini, kata Sja'bani, bisa berupa dua buah jeruk nipis dengan diameter di atas 4,5 cm yang diencerkan dalam dua gelas air. Pemberian perasan jeruk nipis sesudah makan malam dari hasil penelitian itu dilaporkan tidak menimbulkan keluhan lambung dan memberikan rasa kepatuhan.

Ia memberi contoh pasien yang ditanganinya menderita batu ginjal tetapi tidak mau dioperasi dan sering diopname karena kolik. "Setelah minum jeruk nipis selama tiga bulan, pasien tersebut tidak pernah kolik, sehingga tidak pernah diopname lagi."

Sja'bani menjelaskan ada resep kombinasi selain minum perasan dua buah jeruk nipis yang diencerkan dalam dua gelas air yang diminum pada malam hari sesaat sesudah makan malam. Misalnya, membatasi mengonsumsi garam atau makanan asin, mengonsumsi masukan kalsium yang cukup serta protein rendah fosfat bisa menurunkan atau mencegah kekambuhan batu ginjal kalsium idiopatik.

Sja'bani menilai pencegahan batu ginjal kalsium idiopatik penting karena kasus ini paling banyak ditemukan pada pasien batu ginjal, yakni mencapai 80 persen dan sering menimbulkan masalah di kemudian hari. source :http://www.ikcc.or.id

Friday, June 25, 2010

Tips Membatasi/ Mengontrol Asupan Cairan bagi Penderita Gagal Ginjal

- Makanan yang terlalu asin dan pedas akan membuat haus. Untuk itu batasi konsumsi makanan yang mengandung terlalu banyak sodium dan pedas.
- Berhati-hatilah terhadap makanan yang banyak mengandung cairan. Cairan tidak hanya apa yang kita minum tapi juga apa yang dimakan. Beberapa makanan seperti semangka dan buah-buahan lainnya, sup, ice cream mengandung cairan yang tinggi.
- Usahakan lebih banyak mengkonsumsi minuman yang dingin dibandingkan dengan minuman yang panas.
- Minum minuman dengan cara menyeruput untuk menimbulkan sensasi cairan dalam mulut lebih lama. Gunakan juga gelas yang kecil.
- Gunakan makanan sebagai pengganti minuman untuk membantu menelan obat-obatan.
Hindari bibir kering. Bibir kering dapat menimbulkan ketidaknyamanan yang menimbulkan keinginan untuk minum. Banyak cara agar mulut tidak kering antara lain dengan kumur-kumur, menggosok gigi, menghisap permen atau mengolesi bibir dengan es batu atau mengkonsumsi satu potong jeruk dingin.
- Apabila pasien mempunyai diabetes pastikan kadar glukosa darah tetap terjaga. Kadar glukosa darah yang tinggi akan meningkatkan rasa haus.
- Jangan terlalu lama berada di tempat yang berhawa panas.
- Mandi dengan air dingin
Source : IKCC

Gangguan Fungsi Ginjal Terkait dengan Risiko Kardiovaskular yang Lebih Tinggi pada Orang dengan HIV

Beberapa pengamatan penelitian telah menunjukkan bahwa orang dengan HIV lebih berisiko terhadap penyakit jantung, tapi apakah ini disebabkan oleh infeksi HIV itu sendiri, terapi antiretroviral (ART), faktor-faktor risiko tradisional seperti merokok, atau beberapa kombinasi dari faktor-faktor, tidak sepenuhnya dipahami.

Elizabeth George dari All India Institute of Medical Sciences di New Delhi dan rekan dari Johns Hopkins merancang studi untuk menilai korelasi antara fungsi ginjal dan risiko kejadian kardiovaskular pada orang dengan HIV.

Literatur menunjukkan hubungan yang kuat antara gangguan fungsi ginjal dan kejadian kardiovaskular dan mortalitas pada orang HIV-negatif, para peneliti mencatat hal ini sebagai latar belakang. Namun, banyak penelitian mengenai masalah jantung pada orang dengan HIV – termasuk studi besar D:A:D dan SMART – tidak mengumpulkan data fungsi ginjal.

Peserta penelitian studi kasus kontrol ini adalah 315 orang dengan HIV di Johns Hopkins HIV Clinical Cohort, 63 di antaranya telah mengalami kejadian kardiovaskular dan 252 peserta kontrol. Secara demografis, karakteristik kelompok kasus dan kontrol adalah serupa (kebanyakan adalah laki-laki), dan memiliki tingkat obesitas yang sebanding, merokok, memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarga, dan penggunaan ART.

Namun, pasien dengan peristiwa kardiovaskular, secara signifikan memiliki penyakit HIV lanjut daripada mereka yang tidak memiliki penyakit lanjut (49% vs 25% dengan jumlah CD4 <200), dan lebih cenderung memiliki diabetes (32% vs 11%), tekanan darah tinggi ( 64% vs 37%), lipid darah abnormal (71% vs 48%), dan sejarah peristiwa kardiovaskular sebelumnya (41% vs 7%).

Fungsi ginjal dinilai dengan perkiraan laju filtrasi glomerulus (eGFR), dihitung dengan menggunakan rumus Chronic Kidney Disease Epidemiology Collaboration (CKDEC) dan persamaan Modification of Diet in Renal Disease (MDRD); skor yang lebih rendah menunjukkan fungsi yang kurang. Mereka juga melihat kehadiran protein dalam urin (proteinuria).

Hasil

Rata-rata eGFR secara signifikan lebih rendah pada pasien yang mengalami kejadian kardiovaskular dibandingkan dengan subyek kontrol:

68,4 vs 103,2 ml/min per 1,73 m2 oleh CKDEC (P <0,001);
69,0 vs 103,1 ml/min per 1,73 m2 oleh MDRD (P <0,001).
Dalam analisis univariat, eGFR <60 ml / min per 1,73 m (CKDEC) dikaitkan dengan 15,9 kali lipat peningkatan risiko kejadian kardiovaskular (P <0,001).
Rata-rata serum kreatinin juga secara signifikan lebih tinggi pada pasien kasus dibandingkan dengan kontrol (2,4 vs 1,1 mg/dL; P <0,001).
Dalam analisis multivariat yang mengontrol faktor-faktor lain, sebuah penurunan eGFR dari 10 ml/min per 1,73 m2 dikaitkan dengan 20% peningkatan risiko kejadian kardiovaskular (rasio odds [OR] 1.2).
Pasien yang mengalami kejadian kardiovaskular adalah sekitar dua kali lebih mungkin untuk memiliki protein dalam urin mereka dibandingkan dengan subyek kontrol (51% vs 25%; P <0,001).
Proteinuria dikaitkan dengan peningkatan risiko kejadian kardiovaskular dalam univariat (OR 3,6) dan analisis multivariat (OR 2,2)
Peserta dengan eGFR <60 ml/min per 1,73 m2 (CKDEC) dan proteinuria memiliki 41 kali lipat peningkatan risiko kejadian kardiovaskular dibandingkan dengan mereka yang memiliki eGFR 90 ml/min per 1,73 m2 dan tidak ada proteinuria (OR 41,4; P <0,001).
Jumlah CD4 <200 juga merupakan prediksi yang signifikan dari peningkatan risiko kardiovaskular.
Dalam analisis yang disesuaikan, faktor-faktor risiko tradisional seperti diabetes, lipid darah yang abnormal, dan kejadian kardiovaskular sebelumnya tetap menjadi prediktor yang signifikan, tapi tekanan darah tinggi, obesitas, riwayat keluarga, atau viral load HIV tidak menjadi prediktor yang signifikan.
Berdasarkan temuan ini, para penulis penelitian menulis, “Studi kami menunjukkan hubungan independen yang signifikan antara penurunan fungsi ginjal dan peningkatan risiko kejadian kardiovaskular pada pasien yang terinfeksi HIV-1.”

“Dalam sebuah klinik HIV berbasis populasi, penurunan eGFR dikaitkan dengan peningkatan secara signifikan pada risiko peristiwa kardiovaskular independen dari faktor risiko kardiovaskular tradisional dan ART,” mereka menguraikan dalam diskusi mereka. “Sedangkan eGFR 60-89 ml/min per 1,73 m2 dikaitkan dengan meningkatnya risiko yang marginal, yang menjadi non-signifikan secara statistik setelah penyesuaian untuk faktor-faktor lain, eGFR kurang dari 60 ml/min per 1,73 m2 dikaitkan dengan peningkatan peluang kejadian kardiovaskular secara signifikan dari 5 kali lipat menjadi 6 kali lipat. “

Para peneliti mencatat bahwa mereka tidak menemukan hubungan yang bermakna antara kejadian kardiovaskular dan penggunaan ART secara keseluruhan, masing-masing kelas obat antiretroviral, atau abacavir (ABC; juga dalam koformulasi Epzicom dan Trizivir) atau ddI (ddI; Videx), seperti yang terlihat dalam beberapa – tapi tidak semua – penelitian sebelumnya.

Pada 5th International AIDS Society Conference on HIV Pathogenesis, Treatment and Prevention musim panas lalu, para peneliti melaporkan bahwa penyakit ginjal merupakan faktor perancu yang mungkin membantu menjelaskan hubungan yang diamati antara penggunaan abacavir dan peningkatan risiko serangan jantung.

“Penelitian kami menyoroti adanya hubungan yang kuat antara fungsi ginjal dan risiko penyakit kardiovaskular pada individu yang terinfeksi HIV, sebuah hubungan yang setidaknya sama kuat atau lebih kuat, daripada yang dilaporkan di populasi umum,” para penulis studi ini menyatakan. “Temuan ini penting karena prevalensi penyakit ginjal adalah 3 kali lipat sampai 5 kali lipat lebih tinggi pada orang yang terinfeksi HIV dibandingkan dengan orang HIV-negatif ...”

Dalam kesimpulannya, mereka menulis, “Temuan kami memerlukan konfirmasi lebih lanjut tapi menyarankan nilai potensial skrining dini dan pengobatan penyakit ginjal kronis bagi pasien yang terinfeksi dengan HIV-1, terutama dengan faktor-faktor risiko kardiovaskular lainnya.”

All India Institute of Medical Sciences, New Delhi, India; Division of Infectious Diseases, Division of Nephrology & Division of General Internal Medicine, Johns Hopkins University School of Medicine, Baltimore, MD; Department of Medicine, St. Luke’s Roosevelt Hospital Center, New York, NY.

Ringkasan: Kidney Impairment Linked to Higher Risk of Cardiovascular Events in People with HIV

Sumber: E George, GM Lucas, GN Nadkarni, and others. Kidney function and the risk of cardiovascular events in HIV-1-infected patients. AIDS 24(3): 387-394 (Abstract). January 28, 2010. Source :IKCC

Mengenal Kelainan Ginjal Anak

Meski ada yang bersifat bawaan, kelainan ginjal tidak selalu bisa terdeteksi sejak anak berada dalam kandungan. Ada yang baru terdeteksi sewaktu bayi, kala balita, bahkan ketika sudah duduk di bangku SD. Mengapa bisa demikian?

Tak lain karena kecurigaan yang biasanya diikuti dengan berbagai pemeriksaan baru akan dilakukan bila anak mengalami keluhan atau memperlihatkan tanda-tanda yang mengarah ke sana.

Menurut dr. Endang Lestari, S.pA dari RSAB Harapan Kita, Jakarta, kelainan ginjal bawaan dibedakan menjadi 2 jenis, yakni:

• Uropati kongenital berupa kelainan yang mengenai saluran-saluran yang terdapat di antara saluran kemih dan kandung kemih. Kelainannya meliputi infeksi saluran kemih, sumbatan di saluran kemih/kandung kemih, lemahnya klep antara kandung kemih dan saluran kemih.

• Nefropati kongenital berupa kelainan dari saluran kemih bagian atas hingga ginjal. Di antaranya ginjal kecil, ginjal bengkak, ginjal hanya satu, pertumbuhan ginjal tidak sempurna, kista pada ginjal dan hipoplasia.

KEMUNGKINAN PENYEBAB

Lebih lanjut, Endang menjelaskan beberapa faktor yang menjadi penyebab munculnya kelainan ginjal bawaan:

• Genetik
Walau persentasenya kecil, kelainan ginjal bawaan bisa saja karena faktor keturunan. Contohnya, ayah atau kakek-nenek yang memiliki kelainan ginjal bisa menurunkan gangguan/kelainan sejenis pada anak-cucu. Bentuk kelainannya bisa berupa pembengkakan ginjal, ginjal yang tak berkembang semestinya, atau hanya punya satu ginjal.

• Hamil di usia rawan
Yang termasuk dalam kategori ini adalah para ibu yang hamil di atas usia 40 tahun atau sebaliknya usia ibu masih terlalu muda saat hamil, yakni 17 tahun atau malah lebih muda. Kehamilan di usia rawan sangat memungkinkan janin mengalami pertumbuhan yang kurang optimal selagi dalam kandungan.

• Obat-obatan
Itulah mengapa tak henti-hentinya diserukan untuk berhati-hati mengonsumsi obat selama hamil. Terutama jenis antibiotika atau obat-obatan antikanker. Sederhananya, jangan pernah mengonsumsi obat tanpa sepengetahuan dokter.

• Radiasi
Faktor radiasi yang dimaksud di sini adalah bila si ibu terpapar X-Ray. Itulah mengapa di ruang radiologi untuk pemeriksaan rontgen jelas-jelas
terpampang larangan bagi perempuan yang tengah hamil.

BAGAIMANA MENDETEKSINYA?

Hidup di zaman yang serbacanggih dan modern seperti sekarang ini tentu saja memberi banyak kemudahan. Salah satunya, kata Endang yang merupakan dokter anak subspesialisasi nefrologi, teknologi dan ilmu pengetahuan kedokteran yang sudah sedemikian maju sehingga memungkinkan untuk mendeteksi kelainan ginjal bawaan sejak dini. Selagi masih dalam kandungan (tepatnya di trimester ketiga), dengan bantuan USG dokter bisa menemukan kecurigaan adanya kelainan/gangguan pada ginjal dan sistem kemihnya. Pada pembengkakan ureter, salah satu atau kedua ginjal janin tampak membesar.

Pada beberapa kasus, misalnya hidronefrosis, ada beberapa dokter yang berani melakukan tindak penanganan saat bayi masih dalam kandungan. Meski biasanya tindakan baru dilakukan oleh dokter ginjal anak setelah bayi lahir.

USG umumnya digunakan untuk memastikan kondisi ginjalbayi. Setelah itu barulah dilakukan tindakan yang disesuaikan berdasarkan kondisi yang ditemui. Apakah lewat operasi, terapi, atau penyedotan cairan saja. Sayangnya, ada juga gangguan ginjal bawaan yang tidak terdeteksi saat di dalam kandungan. Gangguan ini umumnya baru terdeteksi sesudah si bayi lahir dengan memperlihatkan tanda-tanda, di antaranya 2 hari tidak BAK, kesulitan kencing, atau ada benjolan di samping kanan/kiri perutnya. Jika menemukan ciri-ciri tersebut biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut atau merujuk ke dokter anak yang mendalami ginjal guna mendapat pemeriksaan dan penanganan semestinya.

Sementara pada usia balita, kelainan ginjal bawaan umumnya baru bisa terdeteksi saat anak menunjukkan gejala. Di antaranya sakit kala kencing, kencingnya sedikit-sedikit, kencingnya keruh, atau keluhan kencing yang dibarengi dengan naiknya suhu tubuh. Sebagai penanganan pertama biasanya akan diberi obat untuk tenggang waktu 2 minggu. Jika gejala-gejala menghilang berarti tidak ada masalah berarti. Namun perlu dicermati dengan saksama bila gejala serupa muncul kembali beberapa hari kemudian, atau meski sudah diobat kondisinya tak kunjung membaik. Yang bersangkutan perlu penanganan spesifik berupa pemeriksaan ginjal untuk mengetahui apakah ada penyumbatan, mengalami pengecilan, atau ada tidaknya infeksi ginjal.

Sementara pada usia sekolah, anak dicurigai mengalami kelainan ginjal bawaan kalau anak mengeluh perutnya sering sakit. Dari keluhan yang terlalu sering ini biasanya dokter akan melakukan USG. Nah, dari pemeriksaan inilah akan terlihat apakah anak memiliki dua ginjal sebagaimana mestinya atau mungkin malah hanya satu.

Kista pada ginjal juga merupakan kasus kelainan ginjal bawaan yang sering terdeteksi di usia sekolah tanpa sengaja. Misalnya saat melakukan pemeriksaan untuk penyakit lain, kebetulan terdeteksi ada kista pada ginjalnya. Menurut Endang, jika kistanya besar akan diambil, tapi jika kecil akan dibiarkan selama tidak menimbulkan masalah.

Bentuk kelainan/gangguan berikutnya adalah adanya sumbatan pada saluran kemih akibat kelainan ginjal bawaan. Entah itu sumbatan antara saluran kemih dengan ginjal ataupun saluran kemih dengan kandung kemih.

Kondisi ini biasanya terdeteksi kala anak mengalami infeksi saluran kemih. Seseorang yang mengalami infeksi saluran kemih biasanya akan mengalami beberapa gejala berikut, di antaranya perut bagian bawah sering terasa sakit, air seni berwarna keruh, anyang-anyangan (kencing sedikit-sedikit disertai perasaan tidak enak), sakit sewaktu buang air kecil atau keluhan lainnya, disertai demam tinggi yang tiada kunjung mereda meski sudah diberi obat penurun panas.

Semua keluhan tadi, kata Endang, bila bisa teratasi dengan obat, berarti bukan kelainan ginjal bawaan. Sebaliknya, jika sudah diobati tidak kunjung membaik atau sembuh namun beberapa hari kemudian kambuh kembali, tidak bisa dipungkiri lagi yang bersangkutan mengalami kelainan ginjal bawaan. Jadi, antara yang bawaan dan bukan bawaan memang tipis sekali perbedaannya.

TAK MESTI OPERASI

Dalam kasus kelainan ginjal bawaan, penanganannya akan dilakukan secara
bertahap. Pertama, menangani komplikasinya dulu. Jika ada infeksi saluran kemih, infeksinya akan segera diatasi sambil dicari terus apa penyebabnya. Kedua, setelah penyebabnya ditemukan tentu langkah selanjutnya adalah tindakan untuk menangani penyebabnya. Bila akibat sumbatan, tentu akan diupayakan untuk menghilangkan sumbatan tersebut. Begitu juga kalau disebabkan oleh klep di kandung kemih yang tidak baik, akan dibuatkan klep baru.

Demikian pula jika menemukan permasalahan lain. Yang pasti tidak selamanya kelainan ginjal bawaan harus dituntaskan di meja operasi. Logikanya, bila masih bisa ditangani dengan cara/terapi nonbedah, kenapa harus memilih jalur operasi yang jelas-jelas tidak murah. Contohnya, masalah refluks akibat kurang berfungsinya klep di kandung kemih.

Kelainan stadium 1 atau 2 biasanya bisa ditangani dengan obat. Selama proses pengobatan diharapkan terjadi proses pematangan/penyempurnaan klep tersebut secara alamiah. Nah, seiring bertambahnya usia anak dan selesai pula terapi obat tadi, dokter akan mengevaluasi kembali.

Jika penanganannya terlambat dan kurang tepat hingga infeksinya menjadi parah, besar kemungkinan anak akan mengalami gagal ginjal. Kalau sudah begini tidak ada cara lain kecuali harus menjalani transplantasi ginjal atau cuci darah (hemodialisis).

Baik dialisis yang dilakukan dengan bantuan mesin khusus di rumah sakit maupun peritonial dialisis (cuci darah melalui perut) yang bisa dilakukan mandiri di rumah secara berkala setiap beberapa jam sekali. Sebaliknya, jika sejak awal mendapat penanganan cepat dan infeksinya segera diatasi, ke depannya anak dengan kelainan ginjal dapat hidup normal tanpa keluhan apa pun. Source :IKCC

Donor Organ Ginjal Tidak Mempercepat Kematian

Sumbangan atau donor organ ginjal dari orang yang masih hidup dan sehat tidak memberikan efek yang signifikan dalam mempercepat kematian si pedonor. Namun pedonor ginjal harus memperhatikan kesehatannya karena tinggal punya satu ginjal.

Dr Dorry Segev dari Johns Hopkins University School of Medicine mengatakan tidak ada risiko kematian yang lebih cepat bagi pedonor ginjal.

Kesimpulan ini diambil setelah tim peneliti menganalisa 80.347 orang Amerika sehat yang telah menyumbangkan salah satu ginjalnya sejak 1 April 1994 dan peneliti memeriksa pendonor kembali setelah 12 tahun operasi.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meyakinkan orang untuk mendonorkan salah satu ginjalnya sehingga memperpendek daftar tunggu donor organ yang ada.

Selama ini donor ginjal banyak dilakukan orang yang sudah meninggal. Saking minimnya yang melakukan donor, pasien yang butuh donor harus menunggu lama bahkan hingga meninggal belum mendapat donor ginjal. Source : IKCC

"Kami telah menunjukkan bahwa sumbangan atau donor organ ginjal dari orang yang masih hidup dan sehat tidak memberikan efek yang signifikan dalam mempercepat kematian," ungkap Dr Segev seperti dikutip dari Reuters, Rabu (10/3/2010).

Dr Segev dan rekannya melaporkan hasil penelitian ini dalam Journal American Medical Association.

"Kematian yang diakibatkan pembedahan tidak berubah selama periode 15 tahun (antara 1994-2009), meskipun terdapat perbedaan dalam hal praktik bedah donor," ujar Dr Dorry Segev dari Johns Hopkins University School of Medicine di Baltimore.

Risiko kematian hanya ada sedikit ketika proses donor ginjal pada 90 hari pertama setelah operasi, yaitu sekitar 25 orang meninggal.

Tapi dalam tindak lanjut berikutnya, periode tingkat kematian di kalangan donor yang cocok ditemukan lebih rendah dibandingkan dengan operasi yang bukan donor.

Selain itu peneliti menemukan pedonor laki-laki memiliki statistik tingkat kematian lebih tinggi daripada perempuan dalam satu tahun operasi. Namun hal ini belum dapat diketahui dengan pasti apa yang menjadi penyebabnya.

Hidup dengan satu ginjal memang tidak sama dengan dua ginjal. Tapi selama orang tersebut bisa menerapkan pola hidup yang sehat dan tidak melakukan aktivitas yang berlebihan maka melakukan donor ginjal tidak akan memicu timbulnya masalah apapun.

Hal yang harus dilakukan sebelum melakukan donor ginjal adalah melakukan beberapa pemeriksaan yang berkaitan dengan kecocokan organ dengan si penerima atau tidak serta pendonor. Baru setelah dinyatakan sehat, pedonor boleh mendonor oleh dokter yang berwenang.

Donor Organ Ginjal Tidak Mempercepat Kematian

Sumbangan atau donor organ ginjal dari orang yang masih hidup dan sehat tidak memberikan efek yang signifikan dalam mempercepat kematian si pedonor. Namun pedonor ginjal harus memperhatikan kesehatannya karena tinggal punya satu ginjal.

Dr Dorry Segev dari Johns Hopkins University School of Medicine mengatakan tidak ada risiko kematian yang lebih cepat bagi pedonor ginjal.

Kesimpulan ini diambil setelah tim peneliti menganalisa 80.347 orang Amerika sehat yang telah menyumbangkan salah satu ginjalnya sejak 1 April 1994 dan peneliti memeriksa pendonor kembali setelah 12 tahun operasi.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meyakinkan orang untuk mendonorkan salah satu ginjalnya sehingga memperpendek daftar tunggu donor organ yang ada.

Selama ini donor ginjal banyak dilakukan orang yang sudah meninggal. Saking minimnya yang melakukan donor, pasien yang butuh donor harus menunggu lama bahkan hingga meninggal belum mendapat donor ginjal.

"Kami telah menunjukkan bahwa sumbangan atau donor organ ginjal dari orang yang masih hidup dan sehat tidak memberikan efek yang signifikan dalam mempercepat kematian," ungkap Dr Segev seperti dikutip dari Reuters, Rabu (10/3/2010).

Dr Segev dan rekannya melaporkan hasil penelitian ini dalam Journal American Medical Association.

"Kematian yang diakibatkan pembedahan tidak berubah selama periode 15 tahun (antara 1994-2009), meskipun terdapat perbedaan dalam hal praktik bedah donor," ujar Dr Dorry Segev dari Johns Hopkins University School of Medicine di Baltimore.

Risiko kematian hanya ada sedikit ketika proses donor ginjal pada 90 hari pertama setelah operasi, yaitu sekitar 25 orang meninggal.

Tapi dalam tindak lanjut berikutnya, periode tingkat kematian di kalangan donor yang cocok ditemukan lebih rendah dibandingkan dengan operasi yang bukan donor.

Selain itu peneliti menemukan pedonor laki-laki memiliki statistik tingkat kematian lebih tinggi daripada perempuan dalam satu tahun operasi. Namun hal ini belum dapat diketahui dengan pasti apa yang menjadi penyebabnya.

Hidup dengan satu ginjal memang tidak sama dengan dua ginjal. Tapi selama orang tersebut bisa menerapkan pola hidup yang sehat dan tidak melakukan aktivitas yang berlebihan maka melakukan donor ginjal tidak akan memicu timbulnya masalah apapun.

Hal yang harus dilakukan sebelum melakukan donor ginjal adalah melakukan beberapa pemeriksaan yang berkaitan dengan kecocokan organ dengan si penerima atau tidak serta pendonor. Baru setelah dinyatakan sehat, pedonor boleh mendonor oleh dokter yang berwenang.

Saturday, May 29, 2010

Hubungan Erat Ginjal dan Jantung

Ginjal, merupakan salah satu organ tubuh yang sangat penting, karena mempunyai fungsi yang beragam. Selain penyaring sisa metabolisme tubuh, ginjal juga sebagai penyeimbang cairan, elektrolit dan zat kimia tubuh, seperti sodium, kalium serta mengatur produksi urin.

Ginjal juga ikut berperan dalam pengaturan tekanan darah (hemodinamik). Jika fungsi ginjal terganggu akan mengganggu sistem tubuh, baik sistem pencernaan, sistem pernapasan, sistem saraf, maupun sistem kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah).

Jika seseorang menderita gagal ginjal kronis (CKD, Chronic Kidney Disease), dimana pengeluaran cairan tubuh terganggu, air kencing sedikit keluar sehingga terjadi penimbunan cairan dalam tubuh (volume overload). Peningkatan kadar ureum dan kreatinin, peningkatan kadar kolesterol serta penumpukan zat racun lainnya.

Berdasarkan penelitian sekitar 70% penyebab kematian penderita gagal ginjal yakni akibat penyakit jantung. Gagal ginjal akan menyebabkan terjadinya penyempitan dini pembuluh koroner, otot jantung akan mengalami gangguan akibat volume cairan tubuh yang meningkat (volume overload), tekanan darah yang meningkat (pressure overload), adanya anemi pada penderita gagal ginjal akan mengganggu otot jantung dengan segala akibatnya. Begitu juga dengan adanya kadar ureum yang tinggi, kreatinin yang tinggi, kolesterol yang tinggi, gangguan elektrolit seperti kalium, natrium, kalsium, fosfor, serta menumpuknya zat-zat sisa metabolisme tubuh lainnya akan berakibat buruk buat jantung.

Jadi, gagal ginjal akan mengakibatkan terjadinya penyakit jantung koroner lebih dini, dapat terjadi aritmia (gangguan irama jantung), gangguan otot jantung yang berlanjut menjadi pembengkakan jantung, gagal jantung dan mati mendadak.

Penyebab terjadinya gagal ginjal diantaranya karena infeksi, batu ginjal, hipertensi, reaksi autoimun, kelainan bawaan, penyempitan atau penyumbatan pembuluh arteri ginjal (arteri renalis) dan sebagainya.

Sebaliknya, jika seseorang telah menderita gagal jantung, dimana kemampuan otot jantung menurun sehingga jumlah darah yang dipompakan tidak mencukupi untuk keperluan tubuh, terdapat penurunan jumlah darah ke ginjal. Jika hal ini berlangsung lama maka fungsi ginjal juga akan terganggu.

Jadi, kedua organ ini mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling mempengaruhi. Oleh karena itu, bagi mereka yang menderita gagal ginjal haruslah juga menilai kondisi jantungnya agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan begitu juga sebaliknya.
Sumber : IKCC

Saturday, March 20, 2010

Sering Kencing, Ginjal pun Jadi Bersih

SELAMA ini berkembang satu pemahaman tentang perlunya minum air minimal delapan gelas per hari. Jika dirata-ratakan volume gelas adalah 250 ml, berarti dalam satu hari kita dianjurkan minum sebanyak 2 liter air. Alasan perlunya minum air sebanyak delapan gelas per hari didasarkan pada asumsi air itu diperlukan untuk mencuci ginjal, salah satu organ penting dalam tubuh kita. Makin banyak minum air berarti ginjal sering dicuci. Karena sering dicuci, ginjal jadi sehat dan bisa berfungsi dengan baik.

Memiliki ginjal yang sehat dan berfungsi baik, jelas menjadi idaman semua orang. Ginjal merupakan organ yang berfungsi membersihkan darah dari berbagai zat hasil metabolisme tubuh termasuk zat racun dalam bentuk air seni (urine) yang harus dibuang. Manakala ginjal gagal menjalankan fungsinya atau sering disebut dengan "gagal ginjal", orang yang menderitanya hanya akan menghadapi dua pilihan jika ingin tetap hidup normal; menjalani hemodialisis (cuci darah) secara intensif atau mengganti ginjalnya dengan ginjal donor yang sehat lewat proses pencangkokan.

Saking takutnya menderita penyakit ginjal, apalagi gagal ginjal, sebagian masyarakat "menelan" anjuran minum air delapan gelas per hari atau bahkan lebih. Bahkan, ada sebagian yang minum air mineral dengan harga relatif mahal. Pertanyaannya, apakah betul untuk menjadikan ginjal kita sehat kita diwajibkan minum air sebanyak minimal delapan gelas per hari? Apakah ini memang anjuran medis yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah ataukah sekadar mitos tak mendasar dan lebih didasarkan pada kepentingan bisnis dari para produsen air mineral agar produknya laku dijual?
Beberapa waktu lalu sejumlah peneliti mengeluarkan suatu pernyataan cukup mengejutkan karena isi pernyataan tersebut berlawanan dengan anjuran seputar perlunya minum air sebanyak delapan gelas per hari. "Itu hanya mitos. Belum ada bukti ilmiah minum air delapan gelas per hari merupakan anjuran tepat. Itu akal-akalan produsen air mineral mendongkrak barang dagangannya," kata Dr. Heinz Valtin, ahli ginjal dari Darmouth Medical School New Hampshire.

Valtin menjelaskan, pernyataannya tersebut didasarkan hasil penelitiannya yang dilakukan selama 10 bulan. Setelah melewati serangkaian penelitian yang disebutnya sangat hati-hati, Valtin menemukan, tak ada bukti ilmiah yang mendukung anjuran kita perlu minum sebanyak delapan gelas per hari.

Bersama sejumlah koleganya Valtin memang sempat menjadi perhatian utama dunia, apalagi selama ini media massa, baik koran maupun majalah selalu menulis tentang anjuran minum air sebanyak delapan gelas per hari. "Saya sudah bicara dengan kolega saya dan bertanya pada mereka, apakah ada bukti untuk itu. Sayang, jawaban terhadap pertanyaan itu hanyalah mitos," kata Valtin.

Sepertinya pernyataan Valtin agak bertolak belakang dengan tulisannya di American Journal of Phsycology, The Food and Nutrition Board of National Research Council. Dalam tulisan tersebut Valtin merekomendasikan orang untuk minum sedikitnya satu mili meter air untuk setiap kalori yang dimakan. Dengan asumsi kebutuhan kalori seorang pria Indonesia rata-rata 2.500 kalori, seharusnya ia minum air minimal 2.500 ml per hari atau lebih dari delapan gelas air. Betulkah ada kontradiksi?

Sebenarnya tidak. Dalam tulisannya, Valtin menyebut cairan sebanyak satu mili meter air untuk setiap kalori yang dikonsumsi sudah termasuk dalam makanan. "Saya sudah melakukan 43 penelitian mengenai sistem osmoregulatory. Sistem itu sangat persis dan cepat saya temukan bahwa sukar untuk percaya setelah evolusi, manusia jadi kekurangan cairan tubuh," ujar Valtin.

Menurutnya, jika seseorang memiliki sedikit cairan dalam tubuh, tubuhnya akan mengompensasi dengan membawa kembali air tersebut keluar dari ginjal dan menambah kekurangan cairan melalui kulit. Rasa haus sudah terasa sebelum terjadi dehidrasi. Proses tersebut berlangsung sangat cepat dan akurat hanya dalam hitungan menit.

Persoalannya, terletak pada kesalahan informasi. Selama ini memang banyak anjuran minum air sebanyak delapan gelas per hari, padahal sebenarnya tidak perlu. Orang yang memiliki batu ginjal, lanjut Valtin, mungkin memerlukan banyak minum. Akan tetapi, orang yang normal boleh minum saat haus saja termasuk di dalamnya minum kopi, teh, bahkan bir.

Atas penjelasan tersebut, Valtin berharap orang akan merasa lega tanpa harus merasa bersalah karena kurang minum. Apalagi harus repot-repot membeli minuman dalam kemasan yang harganya mahal. Bahkan, ada kemungkinan orang yang banyak minum air yang sudah terkontaminasi atau terpolusi akan lebih menderita karena mendapat kiriman penyakit. Akibatnya, akan terjadi urinisasi atau kelebihan cairan yang beracun.

Senada dengan Valtin, spesialis ginjal yang juga Kepala Bagian Penyakit Dalam RS Dr. Hasan Sadikin Bandung, Dr. Rully A.M Roesli, Sp.P.D., K.G.H., menyebut bahwa masih banyak pengetahuan dan pemahaman masyarakat yang keliru, bahkan terjebak ke dalam mitos tentang suatu jenis penyakit. Salah satunya adalah pemahaman mengenai perlunya setiap orang minum air minimal delapan gelas per hari karena dianggap akan menyehatkan ginjal.

"Itu sama saja kelirunya dengan pendapat yang menyatakan jika kita flu jangan minum es atau orang yang punya penyakit hipertensi pasti suka marah-marah. Belum tentu banyak minum air menjadikan ginjal kita sehat. Malah kalau tidak hati-hati, banyak minum justru akan sangat membahayakan ginjal," kata Rully.
Menurut Rully, jumlah cairan dalam tubuh memang harus tersedia memadai. Standar kebutuhan air pada manusia biasanya mengikuti rumus 30 cc per kilo gram berat badan per hari. Artinya, jika seseorang dengan berat badan 60 kg, maka kebutuhan air tiap harinya sebanyak 1.800 cc atau 1,8 liter. Untuk memenuhi kebutuhan air sebanyak itu, tidak harus selalu berasal dari air yang diminum langsung, melainkan bisa dipenuhi dari sejumlah sumber makanan yang mengandung air.

Berkaitan dengan kesehatan ginjal, Rully menyatakan, minum air dengan jumlah banyak bisa menjadi salah satu cara agar ginjal sehat. Minum air, menjadikan orang sering dilanda "kebelet pipis" alias ingin buang air kecil. Sering buang air kecil menyebabkan banyak kotoran dan racun yang dibuang dari ginjal. Namun, minum banyak air dengan tidak didasari pengetahuan memadai, justru membahayakan ginjal terutama jika antara jumlah asupan air ke dalam tubuh dan yang dikeluarkan dalam bentuk urine, tidak seimbang. Jika setiap hari minum banyak air, tapi sisanya tidak dibuang atau jumlah yang dibuangnya lebih sedikit dari yang masuk, itu justru yang berbahaya bagi ginjal.

"Jadi, yang benar itu bukan perlunya kita minum banyak air setiap hari sehingga ginjal jadi sehat. Namun, ginjal kita akan sehat jika sering-sering buang air kecil alias kencing. Makanya, kalau kita ingin kencing, jangan sekali-kali menahannya karena akan mengganggu kesehatan ginjal," ujar Rully sambil menyebut bahwa soal kebutuhan air, tubuh kita sudah "diformat" sedemikian rupa. Ketika mengalami kekurangan cairan, secara otomatis tubuh memberi respon dalam bentuk perasaan haus ingin minum. Kalau begitu, banyak-banyaklah kencing biar ginjal pun jadi "cling" (bersih). Semoga. Muhtar/"PR" ***

Sumber: Pikiran Rakyat

Asam Urat dan Pengaruhnya terhadap Ginjal

Asam urat adalah asam hasil metabolisme protein berupa asam-asam inti yang terdapat dalam inti sel.

Setelah mengalami berbagai miam proses biokimia akan menjadi oksida purin. Purin sendiri merupakan salah satu turunan asam ammo. Oksidasi purin ini di metabolisme lagi oleh suatu enzim dan menghaSilkan produk akhir yaitu asam urat. Jadi asam Urat adalah hasil akhir dari metabolisme tubuh dari bahan purin.

Asam urat menjadi masalah bila ekresi atau proses pembuangan tidak terjadi dengan baik. Hal ini terjadi karena ginjal mengalami gangguan fungsi. Ginjal tidak rusak tapi kemampuannya membuang asam urat kurang. Hal ini biasanya karena faktor keturunan. Oleh sebab itu bila ada gangguan fungsi ginjal, kadar asam urat dalam darah akan meningkat atau disebuit sebagai hiperurisemia.

Selain dibuang lewat ginjal (70%) dalam bentuk urin, asam urat yang berasal dari makanan dan metabolisme tubuh ini dikeluarkan juga melalui usus yaitu 30%. Kadar asam urat darah yang dianggap normal rata-rata 5-7 mg% (6,5 mg% batas tinggi pria dan 5,5 mg% pada wanita). Sekitar 50% asam urat dalam tubuh berasal dari asupan makanan. peningkatan kadar asam urat dalam darah ini bisa juga terjadi karena asupan makanan yang mengandung purin yang berlebihan. Bahan makanan yang mengandung purin yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah antara lain daging, hati, ikan, sayuran, seperti kangkung, kacang-kacangan serta minuman seperi kopi dan alcohol.

Berikut beberapa jenis makanan yang menganduing kadar purin tinggi :

- ikan teri asin/tawar

- ikan sarden atau makanan yang diawetkan

- ginjal dan otak sapi

- daging, jeroan (usus,ampela,ati dll)

- tiram/jenis kerang-kerangan

- daging dengan kadar lemak tinggi seperti puyuh

- produk olahan susu seperti mayonnaise

Asam urat sangat mudah mengkristal/menumpuk bila purin tidak di metabolisme secara sempurna.

Kristalisasi asar urat sering terjadi pada persendian itulah yang menyebabkan munculnya penyakit rematik gout/pirai atau encok.Timbunan atau kristal ini akan menimbulkan reaksi radang bila tercetus oleh trauma seperti benturan, stress dan suhu dingin. Kadar asam urat darah yang dianggap normal rata-rata antara 5-7 mg%(605 mg%batas tinggi pria dan 5.5 mg% pada wanita).

Pengkristalan biasanya terjadi jika kadar asam urat darah sudah mencaopai 9-10 mg%. Pada sebagian penderita kadar asam urat yang berlebihan dapat tertimbun dalam jaringan ginjal dan mombentuk batu ginjal kadang-kadang juga di temukan batu dalam kandung kemih.Hal ini akan mengganggu fungsi ginjal dan kadang kadang timbul nyeri hebat pada daerah pinggang.

Arthritis gout ini di sebabkan oleh meningkatnya kadar asam urat darah yang telah berlangsung bertahun-tahun. Jika kadar asam urat terus menerus tingg, bisa mengakibatkan reumatik gout kronis dimana serangan akan terus menerus terjadi dan tidak ada lagi masa bebas serangan. Reumatik gout akut juga bisa terjadi karena fluktuasi atau naik turunnya kadar asam urat darah secara tiba-tiba. Dan ini pulalah yang bisa menyebabkan lambatnya proses penyembuhan.


Scara garis besar dapat dikatakan bahwa ada dua kondisi dimana artritis gout muncul :

- Kondisi organ normal namun produksi asam urat berlebih

- Produksi asam urat normal namun ada gangguan organ dalam seperti ginjal Gejala dan tanda-tanda radang sendi karena asam urat (Artitis Gout) Pada umumnya lokasi munculnya serangan rasa nyeri, bengkak, merah, panas bila di raba dan terganggunya fungsi sendi hanya pada satu tempat yakni pada
pangkal ibu jari kaki (70-80 persen).

Meskipun demikian serangan ini bisa juga terjadi pada persendian lain seperti pergelangan kaki, punggung kaki, lutut, siku, pergelangan tangan, tangan atau jari tangan. Selain pada sendi serangan bisa juga terjadi pada jaringan dalam yakni ginjal yang kemudian menyebabkan munculnya penyakit kencing batu. Pada tahap yang lebih parah (timbunan kristal urat atau thopi semakin banyak) selain menyebabkan hancurnya struktur sendi juga bisa merusak struktur jaringan bawah kulit.

Thopi tampak seperti benjolan kecil berwarna pucat yang muncul pada daun telinga, bagian punggung lengan, bagian samping mangkok sendi lutut dan pada tendon Archilles. Bila kadar asam urat darah tidak terkontrol, thopi bisa makin membesar dan menyebabkan kerusakan sendi dan koreng.

Koreng yang muncul bisa mengeluarkan cairan kental seperti kapur yang mengandung kristal monosidium urat monohidrat (MSU). Umumnya thopi muncul pada tahap kronik yakni bila penderita telah menderita rematik gout lebih dari sepuluh tahun dan tidak mendapat pengobatan yang baik sehingga kadar asam urat darahnya sering dalam kondisi tinggi.

Tahapan Artitis Gout/Rematik/Encok

1. Tahap Asimtomatik
Kadar asam urat darah meningkat tapi tidak menimbulkan gejala.
Selanjutnya encok menyebabkan tekanan darah tinggi atau sakit punggung sakit berat.

2. Tahap Akut
Serangan akut pertama datang tiba-tiba dan cepat memuncak.
Umumnya serangan pertama kali terjadi pada tengah malam atau menjelang pagi. Serangan itu berupa rasa nyeri yang hebat pada pangkal ibu jari kaki.
Rasa nyeri ini timbul secara mendadak dan didahului oleh keluhan lain.
Rasa nyeri ini begitu hebat sehingga bila bagian yang sakit bila tersentuh bahkan selimut yang lebmbut pun akan terasa sakit.
Rasa nyeri tersebut mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan perlahan-lahan akan sembuh spontan dan menghilang dengan sendirinya dalam waktu dua minggu.

3. Tahap Interkritikal
Penderita dapat kembali bergerak normal serta melakukan berbagai aktivitas
seperti olahraga tanopa rasa sakit sama sekali.
Kalau rasa nyeri pada serangan pertama itu hilang bukan bererti penyakit itu sembuh total, biasanya beberapa tahun kemudian akan ada serangan kedua.

4. Tahap Kronik
Terjadi bila penyakit diabaiakan sehingga menjadi akut.
Faktor Resiko Pria mempunyai resiko tinggi terkena penyakit ini, sekitar 90% penderita penyakit ini adalah kaum pria.
tapi tidak semua orang dengan asam urat tinggi akan mengalami arthritis gout karena tidak semua rematik disertai dengan asam urat tinggi.

Orang yang potensial menderita penyakit ini adalah mereka yang termasuk :
- peminum alcohol, alkohol meningkatkan kadar asam urat dalam darah
- mempunyai riwayat keluarga berpenyakit rematik gout
- berat badan berlebih
- kurang minum air putih
- memiliki gangguan ginjal dan tekanan darah tinggi pencegahan dan pengobatan agar tidak timbul rematik penting untuk dilakukan sejak muda.

Olahraga rutin seperti renang, naik sepeda karena olahraga ini merupakan olahraga terbaik karena dapat menggerakkan semua sendi, senam aerobik teratur yang tidak terlalu memben=bani badan sebaiknya dilakukan.

Untuk rematik karena asam urat menjaga kaar asam urat adalah penting. Kadar asam urat harus dijaga agar tetap stabil yaitu 5 mg% untuk mencegah terjadi komplikasi berat akibat asam urat. Konsumsi protein yang aman 50-60 gram perhari oleh karena itu hindari makanan yang mengadung purin tinggi.

1. Hati, ginjal, jantung, limpa, paru-paru, otak, sarden, kaldu daging, roti 150-180 mg purin –> tidak boleh disantap

2. Daging, ikan, kerang, kacang-kcangan, buncis, kembang kol, bayam, jamur 50-150 mg –>harus dibatasi

3. sayuran, buah-buahan, susu, keju, telur dan serealea 0-15 mg purin —> sangat disarankan


Sumber : Ditulis dalam Kesehatan www. aliefnews.wordpress.com

Saturday, February 20, 2010

Manfaat Dahsyat Air Putih

Air putih bukan hanya sebagai obat dahaga, akan tetapi banyak sekali manfaat yang kita dapat jika mengkonsumsinya.

Perlu diketahui sekitar 80% tubuh manusia terdiri dari air. Otak dan darah adalah dua organ penting yang memiliki kadar air di atas 80%. Otak memiliki komponen air sebanyak 90%, sementara darah memiliki komponen air 95%. Sedikitnya, secara normal kita butuh 2 liter sehari atau 8 gelas sehari. Bagi perokok jumlah tersebut harus ditambah setengahnya. Air tersebut diperlukan untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh lewat air seni, keringat, pernapasan, dan sekresi. Para dokter juga menyarankan agar mengonsumsi air putih 8-10 gelas setiap hari agar metabolisme tubuh berjalan baik dan normal.

inilah diantaranya manfaat jika kita mengkonsumsi air putih, yaitu :


1. Memperlancar sistem pencernaan

Mengkonsumsi air dalam jumlah cukup setiap hari akan memperlancar sistem pencernaan sehingga kita akan terhindari dari masalah-masalah pencernaan seperti maag ataupun sembelit. Pembakaran kalori juga akan berjalan efisien.

2. Air putih membantu memperlambat tumbuhnya zat-zat penyebab kanker, plus mencegah penyakit batu ginjal dan hati. Minum air putih akan membuat tubuh lebih berenergi.

3. Perawatan kecantikan

Bila kita kurang minum air putih, tubuh akan menyerap kandungan air dalam kulit sehingga kulit menjadi kering dan berkerut. Selain itu, air putih dapat melindungi kulit dari luar, sekaligus melembabkan dan menyehatkan kulit.


4. Untuk kesuburan

Meningkatkan produksi hormon testosteron pada pria serta hormon estrogen pada wanita.


5. Menyehatkan jantung

Air juga diyakini dapat ikut menyembuhkan penyakit jantung, rematik, kerusakan kulit, penyakit saluran napas, usus, dap penyakit kewanitaan, dll.

Bahkan saat ini cukup banyak pengobatan altenatif yang memanfaatkan kemanjuran air putih.

6. Sebagai obat stroke

Air panas tak hanya digunakan untuk mengobati berbagai penyakit kulit, tapi juga efektif untuk mengobati lumpuh, seperti karena stroke. Sebab, air tersebut dapat membantu memperkuat kembali otot-otot dan ligamen serta memperlancar sistem peredaran darah dan sistem pernapasan. Efek panas menyebabkan pelebaran pembuluh darah, meningkatkan sirkulasi darah dan oksigenisasi jaringan, sehingga mencegah kekakuan otot, menghilangkan rasa nyeri serta menenangkan pikiran.

Kandungan ion-ion terutama khlor, magnesium, hidrogen karbonat dan sulfat dalam air panas, membantu pelebaran pembuluh darah sehingga meningkatkan sirkulasi darah. Selain itu pH airnya mampu mensterilkan kulit.

7. Efek relaksasi

Cobalah berdiri di bawah shower dan rasakan efeknya di tubuh. Pancuran air yang jatuh ke tubuh terasa seperti pijatan dan mampu menghilangkan rasa capek karena terasa seperti dipijat. Sejumlah pakar pengobatan alternatif mengatakan, bahwa bersentuhan dengan air mancur, berjalan-jalan di sekitar air terjun, atau sungai dan taman dengan banyak pancuran, akan memperoleh khasiat ion-ion negatif. Ion-ion negatif yang timbul karena butiran-butiran air yang berbenturan itu bisa meredakan rasa sakit, menetralkan racun, memerangi penyakit, serta membantu menyerap dan memanfaatkan oksigen. Ion negatif dalam aliran darah akan mempercepat pengiriman oksigen ke dalam sel dan jaringan.

Bukan itu saja jika mengalami ketegangan otot dapat dilegakan dengan mandi air hangat bersuhu sekitar 37 derajat C. Selagi kaki terasa pegal kita sering dianjurkan untuk merendam kaki dengan air hangat dicampur sedikit garam. Nah, jika Ukhtiy punya shower di rumah cobalah mandi dan nikmati hasilnya. Oh ya, shower di rumah juga menghasilkan ion negatif.

8. Menguruskan badan

Air putih juga bersifat menghilangkan kotoran-kotoran dalam tubuh yang akan lebih cepat keluar lewat urine. Bagi yang ingin menguruskan badan pun, minum air hangat sebelum makan (sehingga merasa agak kenyang) merupakan satu cara untuk mengurangi jumlah makanan yang masuk. Apalagi air tidak mengandung kalori, gula, ataupun lemak. Namun yang terbaik adalah minum air putih pada suhu sedang, tidak terlalu panas, dan tidak terlalu dingin. Mau kurus?, minum air putih saja.

9. Tubuh lebih bugar

Khasiat air tak hanya untuk membersihkan tubuh saja tapi juga sebagai zat yang sangat diperlukan tubuh. kita mungkin lebih dapat bertahan kekurangan makan beberapa hari ketimbang kurang air. Sebab, air merupakan bagian terbesar dalam komposisi tubuh manusia.

Jumlah air yang menurun dalam tubuh, fungsi organ-organ tubuh juga akan menurun dan lebih mudah terganggu oleh bakteri, virus, dll. Namun, tubuh manusia mempunyai mekanisme dalam mempertahankan keseimbangan asupan air yang masuk dan yang dikeluarkan. Rasa haus pada setiap orang merupakan mekanisme normal dalam mempertahankan asupan air dalam tubuh. Air yang dibutuhkan tubuh kira-kira 2-2,5 l (8 - 10 gelas) per hari. Jumlah kebutuhan air ini sudah termasuk asupan air dari makanan (seperti dari kuah sup, soto, dll), minuman seperti susu, teh, kopi, sirup dll. Selain itu, asupan air juga diperoleh dari hasil metabolisme makanan yang dikonsumsi dan metabolisme jaringan di dalam tubuh.

Nah, air juga dikeluarkan tubuh melalui air seni dan keringat. Jumlah air yang dikeluarkan tubuh melalui air seni sekitar 1 liter per hari. Kalau jumlah tinja yang dikeluarkan pada orang sehat sekitar 50 - 400 g/hari, kandungan aimya sekitar 60 - 90 % bobot tinja atau sekitar 50 - 60 ml air sehari.

Sedangkan, air yang terbuang melalui keringat dan saluran napas dalam sehari maksimum 1 liter, tergantung suhu udara sekitar. Belum lagi faktor pengeluaran air melalui pernapasan. Seseorang yang mengalami demam, kandungan air dalam napasnya akan meningkat. Sebaliknya, jumlah air yang dihirup melalui napas berkurang akibat rendahnya kelembapan udara sekitamya.

Tubuh akan menurun kondisinya bila kadar air menurun dan kita tidak segera memenuhi kebutuhan air tubuh tersebut. Kardiolog dari AS, Dr James M. Rippe memberi saran untuk minum air paling sedikit seliter lebih banyak dari apa yang dibutuhkan rasa haus kita. Pasalnya, kehilangan 4% cairan saja akan mengakibatkan penurunan kinerja kita sebanyak 22 %! Bisa dimengerti bila kehilangan 7%, kita akan mulai merasa lemah dan lesu.

Asal tahu saja, aktivitas makin banyak maka makin banyak pula air yang terkuras dari tubuh. Untuk itu, pakar kesehatan mengingatkan agar jangan hanya minum bila terasa haus Kebiasaan banyak minum, apakah sedang haus atau tidak, merupakan kebiasaan sehat!

Jika kuliah di ruang ber-AC, dianjurkan untuk minum lebih banyak karena udara yang dingin dan tubuh cepat mengalami dehidrasi. Banyak minum juga akan membantu kulit tidak cepat kering. Di ruang yang suhunya tidak tetap pun dianjurkan untuk membiasakan minum meski tidak terasa haus untuk menyeimbangkan suhu.

sumber artikel dirangkum dari muslimah.or.id

Minum Dua Liter Agar Ginjal Sehat

Semua orang tahu bahwa ginjal merupakan organ penting manusia. Tetapi, tak banyak orang yang mengenal ginjal dengan mendalam. Dimulai 6 September lalu, setiap Kamis pukul 18.00-19.00 ahli ginjal dan penyakit dalam dr Djoko Santoso SpPD K-GH PhD tampil dalam talkshow Hidup Produktif dengan Ginjal Sehat di radio JJFM. Beragam hal seputar ginjal dibahas dalam acara tersebut.

Pada sesi Mengenal Ginjal Kita, dr Djoko memaparkan bahwa manusia normal mempunyai dua ginjal. Satu terletak di bagian belakang pinggang kanan, satu lainnya di kiri. Bentuk ginjal seperti kacang merah. Ukurannya satu kepalan tangan.
"Meskipun tidak besar, kontribusi ginjal terhadap tubuh kita amat luar biasa. Ginjal yang sehat memungkinkan kita bangun tidur dengan tubuh segar dan lancar beraktivitas," ujarnya.

Ginjal bertugas menyaring dan mengeluarkan racun maupun kelebihan mineral dari dalam tubuh melalui urine. Ginjal juga berfungsi mengatur tekanan darah. Gangguan pada ginjal dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.

Fungsi lain ginjal adalah mengeluarkan hormon untuk menunjang pembentukan sel darah merah dan menetralkan sifat asam makanan yang dikonsumsi manusia. Bila ginjal terganggu, maka fungsi seluruh organ tubuh akan terganggu.

Supaya ginjal tetap sehat, idealnya setiap orang minum air putih dua liter per hari. Air putih bersifat netral sehingga jauh lebih baik daripada mengonsumsi softdrink.
Mengapa dua liter per hari? "Setiap hari tubuh kita rata-rata mengeluarkan 1500 cc air dalam bentuk keringat, napas, dan urine. Jumlah itu harus digantikan agar kerja ginjal tidak terganggu," ungkap dr Djoko.

Repotnya, lanjut ia, individu yang bekerja di ruangan ber-AC tidak merasa haus. Akibatnya mereka sering kurang minum. Padahal meski tidak merasa haus, kebutuhan setiap orang atas air minum sebenarnya sama.

Sumber : www.drdjokosantoso.com

Gangguan terhadap fungsi ginjal mungkin terjadi tanpa gejala dan hanya bisa dideteksi melalui tes urine. Karena itu, tak ada salahnya seseorang melaku

Gangguan terhadap fungsi ginjal mungkin terjadi tanpa gejala dan hanya bisa dideteksi melalui tes urine. Karena itu, tak ada salahnya seseorang melakukan tes urine untuk mengetahui kondisi ginjalnya.

Hal itu diungkapkan ahli ginjal dr Djoko Santoso SpPD K-GH PhD dalam bagian kedua rangkaian talkshow "Hidup Produktif dengan Ginjal Sehat" di radio JJFM, Kamis (13/9).
Ia mengungkapkan, banyak orang jarang melakukan tes urine karena merasa tubuhnya sehat. Akibatnya, ketika suatu ketika ginjalnya diketahui bermasalah, kondisinya sudah terlanjur parah.


"Langkah terbaik ialah melakukan tes urine secara rutin setiap enam bulan. Waspadai juga gejala-gejala dini penyakit ginjal. Di antaranya, sulit konsentrasi, mual, urine berbuih, sukar tidur walaupun mengantuk, lemas, dan kaki bengkak," kata dr Djoko.

Seseorang lebih berisiko mengidap penyakit ginjal kronik bila memiliki garis keturunan penyakit ginjal, menderita diabetes, obesitas, atau hipertensi. Faktor lain, misalnya, perokok, sering sakit persendian, asam urat tinggi, batu ginjal, dan sering mengonsumsi obat-obatan pengurang rasa nyeri.

"Semakin banyak seseorang memiliki faktor-faktor risiko di atas, semakin besar kemungkinannya ia terkena penyakit ginjal kronik," tegas dokter yang menuntaskan pendidikan S-3 di Jepang itu.

Sebagian faktor risiko penyakit ginjal kronik tak dapat dihindari atau dikoreksi. Misalnya, keturunan, umur, ras, dan gender. "Semakin tua usia, semakin besar potensi terkena penyakit ginjal. Di Indonesia, penyakit ginjal lebih banyak diderita oleh pria. Hal-hal seperti itu tidak dapat dikoreksi," ujarnya.

Namun, ada pula faktor risiko yang bisa dihindarkan atau dikoreksi. Kebiasaan merokok dan mengalami asam urat tinggi, contohnya, dapat diminimalkan.

Menurutnya, secara umum ada beberapa langkah yang dapat dilakukan setiap orang untuk menjaga agar ginjalnya tetap sehat. Yakni, tidur cukup setidaknya 6-7 jam per hari, minum air putih dua liter per hari, berolah raga teratur, dan mengonsumsi nutrisi yang seimbang. Bila menderita penyakit yang termasuk faktor risiko penyakit ginjal kronik, misalnya hipertensi dan diabetes, penyakit tersebut harus segera ditangani. (lee)

Sumber : http://www.drdjokosantoso.com/2009/04/gangguan-ginjal-mungkin-tanpa-gejala.html

Tanya Jawab Gagal Ginjal Kronis

Apakah Anda memiliki pertanyaan tentang penyakit ginjal? Faktor risiko? Tanda dan gejala? Apakah Anda prihatin tentang diri Anda, seorang teman atau anggota keluarga?

T: Bagaimana umum adalah CKD (Cronic Kidney Deseases = Penyakit Ginjal Kronis)?
J: Beberapa 26 juta orang Amerika (13 persen dari populasi orang dewasa AS) menderita dari CKD-sosok para ahli memperkirakan akan naik karena tingkat obesitas tinggi (1 / 3 dari semua orang dewasa), kaitan antara obesitas, diabetes dan tekanan darah tinggi ( semua faktor risiko) dan penuaan generasi Baby Boom (sejak usia adalah faktor risiko lain CKD). Muda dan orang dewasa setengah baya juga dapat mengembangkan CKD.

t: Apa faktor risiko CKD?
J: Primer faktor risiko termasuk diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, riwayat keluarga penyakit ginjal dan usia lebih dari 60. Sekunder meliputi faktor risiko obesitas, penyakit autoimun, infeksi saluran kemih, infeksi sistemik, dan ginjal kehilangan, kerusakan, cedera atau infeksi.

t: Bisakah CKD dapat dicegah?
j: Menjaga kesehatan secara keseluruhan akan membantu melindungi kesehatan ginjal. Termasuk praktek-praktek bijaksana berolahraga secara teratur, diet garam rendah, mengendalikan berat badan, pemantauan tekanan darah, kolesterol dan kadar glukosa, tidak merokok, minum cukup, menghindari non-steroid anti-inflammatory drugs (NSAID) dan mendapatkan fisik tahunan.

T: Apa saja tanda-tanda peringatan CKD?
J: Sebagian besar orang tidak memiliki gejala sampai CKD adalah maju. "Jika Anda menunggu sampai Anda memiliki gejala yang akan diuji, Anda telah menunggu terlalu lama," kata Leslie Spry, MD, juru bicara untuk National Kidney Foundation. Tanda-tanda kemajuan CKD meliputi pergelangan kaki bengkak, kelelahan, kesulitan berkonsentrasi, penurunan nafsu makan, darah dalam air seni dan air seni berbusa.

Sumber Terjemahan dari National Kidney Foundation - USA

Nama Dokter Spesialis Ginjal Rumah Sakit

Dr. Ardaya - RS PMI BOGOR

Dr. Winarni Hudoro- RS. PUSAT PERTAMINA.

Dr. Parlindungan Siregar - RS. SILOAM HOSPITAL KARAWACI.

Prof. DR. Dr. Endang Susalit - RS. MITRA KEMAYORAN.

Dr. Mutalib Abdulah, Sp.PD - RS. OMNI HOSPITAL, SERPONG.

Dr. Adenan Irianto,Sp.PD,KGH - RS. PANTAI INDAH KAPUK.

Dr.Wiguno Prodjosudjadi,MD,PhD.Sp.PD,KGH - RS. PANTAI INDAH KAPUK.

Dr. Aida Lydia,Sp.PD,KGH.- RS. PANTAI INDAH KAPUK

Prof. dr. MS Markum
Prof. dr. Wiguno Projosujadi,PhD
dr.Suhardjono
dr.Dharmeizar
dr.Aida Lydia
dr.Imam Efendi
dr.M.Bonar H. Marbun - RS. Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO.

Dr. Toga A. Simatupang - RS. SILOAM HOSPITAL KEBON JERUK.

Dr. J. Widodo Sutandar, SpPD, KGH - RS. PLUIT

Dr. Maruhum Bonar,HM - MH.THAMRIN INTERNATIONAL HOSPITAL

Hipertensi Terkontrol, Cegah Kerusakan Ginjal

Hipertensi atau tekanan darah tinggi seringkali muncul tanpa gejala, sehingga disebut sebagai silent killer. Secara global, tingkat prevalensi hipertensi di seluruh dunia masih tinggi. Lebih dari seperempat jumlah populasi dunia saat ini menderita hipertensi. Namun sebaliknya, tingkat kontrol tekanan darah secara umum masih rendah.

Dari data NHANES pada orang dewasa hipertensi di Amerika tahun 1999-2000 mengungkapkan, 70% sadar bahwa mereka menderita hipertensi. Kesadaran tersebut membawa 59% dari mereka untuk melakukan terapi. Tetapi hanya 34% dari mereka yang melakukan terapi memiliki tekanan darah yang terkontrol.

Hipertensi didefinisikan sebagai suatu kondisi dengan tekanan darah ≥140/90 mmHg. Hipertensi hanya dapat diketahui dengan mengukur tekanan darah. Walaupun tekanan darah yang telah terlanjur tinggi tidak dapat kembali normal, masih ada hal yang dapat dilakukan oleh penderita hipertensi, yakni menjaga agar tekanan darah selalu terkontrol. Tekanan darah diharapkan dapat dipertahankan di bawah 140/90 mmHg atau di bawah 130/80 mmHg untuk pasien yang mengalami diabetes dan gagal ginjal.

Klasifikasi Hipertensi :
Normal <120 dan <80
Prehipertensi 120-139 atau 80-89
Hipertensi Stadium 1 140-159 atau 90-99
Hipertensi Stadium 2 ≥160 atau ≥100

(Sumber: The 7th Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure)

Diperlukan suatu terapi jangka panjang bagi penderita hipertensi. Pengobatan hipertensi yang diberikan setiap hari harus didukung dengan kepatuhan minum obat yang tinggi oleh pasien. Tingkat kepatuhan yang tinggi terhadap pengobatan hipertensi akan meningkatkan efektivitas pengobatan serta mencegah episode yang lebih buruk dari penyakit hipertensi. Kepatuhan minum obat dalam jangka panjang bahkan akan menurunkan morbiditas (kesakitan) dan mortalitas (kematian) penderita hipertensi.

Peningkatan tekanan darah yang berkepanjangan akan merusak pembuluh darah yang ada di sebagian besar tubuh. Pada beberapa organ penting seperti jantung, ginjal, otak, dan mata, akan mengalami kerusakan. Kerusakan organ adalah istilah umum yang digunakan atas terjadinya komplikasi akibat hipertensi tak terkontrol. Gagal jantung, infark miokard, gagal ginjal, stroke, dan gangguan penglihatan adalah komplikasi yang umum dari hipertensi.

Hipertensi dan Ginjal

Ginjal sehat akan bekerja membersihkan darah dengan cara mengeluarkan cairan, mineral, dan zat-zat sisa yang berlebihan dalam tubuh. Ginjal juga berfungsi menghasilkan hormon-hormon untuk menjaga kekuatan tulang dan tekanan darah.

Jika ginjal sudah tidak mampu berfungsi, maka zat-zat sisa yang berbahaya bagi kesehatan akan menumpuk dalam tubuh, tekanan darah dapat meningkat, tubuh akan kekurangan sel-sel darah merah, dan tubuh akan kelebihan cairan yang seharusnya dikeluarkan. Bila hal ini terjadi, maka diperlukan terapi tertentu untuk menggantikan kerja ginjal yang sudah gagal, yakni dengan transplantasi atau hemodialisa (cuci darah).

Hipertensi merupakan faktor pemicu utama terjadinya penyakit ginjal akut, penyakit ginjal kronis, hingga gagal ginjal. Sebaliknya, saat fungsi ginjal mengalami gangguan maka tekanan darah pun akan meningkat dan dapat menimbulkan hipertensi. Bahkan, hipertensi merupakan penyebab kejadian gagal ginjal tahap akhir kedua terbanyak setelah diabetes mellitus.

Pada organ ginjal, hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah halus dalam ginjal sehingga mengurangi kemampuan ginjal untuk menyaring darah dengan baik. Hasilnya adalah peningkatkan progresifitas proteinuria (adanya protein dalam urin), baik mikroalbuminuria maupun makroalbuminuria.

Adanya proteinurea dalam urin dapat dijadikan indikator terjadinya gangguan fungsi ginjal, karena berarti ginjal tidak mampu menyaring protein agar tidak keluar ke dalam urin. Sebaliknya, kontrol tekanan darah yang baik akan mengurangi ekskresi proteinuria dan memperlambat penurunan fungsi ginjal.

Kerusakan ginjal dapat diketahui melalui 2 cara, yakni mengukur tekanan darah dan pemeriksaan urin. Jika di dalam urin ditemukan adanya protein albumin, maka itu adalah tanda adanya proses kerusakan awal di ginjal.

Kepatuhan Minum Obat

Penanganan hipertensi pada tahap awal dilakukan dengan modifikasi gaya hidup, meliputi penurunan berat badan; pembatasan asupan garam; diet kolesterol dan lemak jenuh; olahraga; pembatasan konsumsi alkohol dan kopi; relaksasi untuk redakan stres; tidak merokok; menggunakan suplemen potassium, kalsium, dan magnesium.

Selain dengan modifikasi gaya hidup, diberikan juga obat anti hipertensi. Pemilihan jenis obat ditentukan oleh tingginya tekanan darah, adanya risiko kardiovaskular dan kerusakan organ target. Jenis obat yang digunakan dapat dibedakan menjadi beberapa golongan, yaitu diuretik, BB (Beta Blocker), CCB (Calcium Channel Blocker), ACE-I (Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor), dan ARB (Angiotensin Reseptor Blocker). Masing-masing golongan mempunyai karakteristik dan efek samping yang berbeda.

Pada tahap awal pemberian obat antihipertensi dimulai dengan dosis yang rendah. Jika tekanan darah tidak kunjung turun, dosis dapat dinaikkan secara bertahap. Ketika tekanan darah kurang dari 140/90 mmHg selama satu tahun, maka penurunan dosis dan tipe obat antihipertensi dianjurkan.

Diketahui ada beberapa hal yang sering menghambat kepatuhan pasien hipertensi dalam minum obat, yakni tidak merasakan gejala/ keluhan; dosis tidak praktis (beberapa kali minum obat dalam sehari); efek samping obat (misalnya batuk yang sangat mengganggu); harga obat terlalu mahal; dan obat sulit diperoleh (tidak tersedia di semua apotek). Sehingga untuk meningkatkan kepatuhan pasien dianjurkan para dokter merencanakan program pengobatan yang sederhana, jadwal yang sesuai, dan idealnya satu hari hanya satu pil saja.

Kepatuhan minum obat pada pengobatan hipertensi sangat penting karena dengan minum obat antihipertensi secara teratur dapat mengontrol tekanan darah penderita hipertensi. Sehingga dalam jangka panjang resiko kerusakan organ-organ penting tubuh seperti jantung, ginjal, dan otak dapat dikurangi. Oleh karena itu, diperlukan pemilihan obat yang tepat agar dapat meningkatkan kepatuhan dan mengurangi risiko kematian.

Sumber : IKCC

Olahraga Perpanjang Usia Pasien Ginjal

Berolahraga tidak hanya baik untuk menjaga kesehatan, namun juga memperpanjang usia harapan hidup terutama untuk para penderita penyakit ginjal. Demikian diungkap oleh sebuah penelitian.

Banyak pasien yang mengalami penyakit ginjal kronis atau chronic kidney disease (CKD) meninggal lebih awal. Namun, seringkali penyebab kematian itu tidak terkait langsung dengan masalah ginjal, menurut informasi dari penelitian tersebut.

Para peneliti menganalisa data yang dikumpulkan dari 15.368 partisipan dari US National Health and Nutrition Examination Survey III. Dari seluruh pastisipan, sekitar 5,9 persen mengalami penyakit CKD. Berdasarkan aktivitas fisik yang dihitung berdasarkan frekuensi dan intensivitas, para partisipan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu tidak aktif, sesekali aktif dan aktif.

Studi kemudian menemukan, sekitar 28 persen dari pasien CKD yang tidak aktif dibandingkan dengan 13,5 persen partisipan tanpa CKD. Partisipan aktif dan sesekali aktif sekitar 56 persen dan 42 persen lebih lama hidup dibandingkan dengan pasien CKD tidak aktif. Manfaat yang sama juga diperoleh oleh partisipan tanpa CKD.

"Data tersebut menyarankan, kenaikan aktivitas fisik kemungkinan meningkatkan usia harapan hidup untuk penderita CKD. Hal itu sangat penting terutama untuk pasien tingkat III CKD yang biasanya meninggal sebelum mereka mencapai tingkat akhir dari penyakit tersebut," ujar Dr. Srinivasan Beddhu dari Salt Lake City Veterans Administration Healthcare System and University of Utah, Amerika Serikat.

Tips untuk Meraih Kebahagiaan (Peserta HD)

1.”Jagalah Hati”. Hati adalah salah satu dari sebab-sebab kebahagiaan dan kesengsaraan. Di dalam tubuh kita ada sepotong daging. Apabila “ia’ baik, maka baiklah tubuh itu seluruhnya dan apabila “ia” buruk, maka buruklah tubuh itu seluruhnya.
2. Kebahagiaan hidup tergantung bagaimana kita menyikapi perubahan. Setiap perubahan menawarkan sesuatu yang baru yang hampir tidak dapat kita kenali, jadi diperlukan adaptasi tinggi untuk menjawab setiap perubahan. Kita tidak bisa mempertahankan diri dari perubahan, karena kita harus bergerak ke masa depan, bukan berjalan mundur ke masa yang lalu. Tidak ada cara lain untuk selaras dengan arus perubahan kecuali dengan menjadikan diri kita sebagai manusia yang mau menerima perubahan. Pandanglah perubahan sebagai harapan, bukan sesuatu yang menakutkan.
3. Kebahagiaan itu relatif sederhana untuk dicari, apabila kita bisa memanfaatkan keterbatasan kita yakni keterbatasan fisik, fikir dan apa saja yang kita miliki. Manusia adalah makhluk yang penuh dengan keterbatasan, tetapi manusia adalah makhluk yang juga tidak mau dirinya dikerangkeng oleh keterbatasan. Keterbatasan bukan penghalang untuk meraih kebahagiaan. Berfikir sederhana adalah cara terbaik untuk mendapatkan kebahagiaan yang hakiki. Bagaimana berfikir sederhana itu? Yaitu dengan cara mensyukuri apa yang dikaruniakan Tuhan kepada kita dan memperdayakan seoptimal mungkin karunia tersebut.
4. Selalu bersikap dan berfikir positif.
Suasana lingkungan yang kita ciptakan sendiri berdasarkan pemikiran, keyakinan dan gagasan atau falsafah kita, akan memberikan macam apa kehidupan kita nantinya. Jika fikiran kita positif, maka lingkungan kita akan menjadi baik, oleh karenanya kita sendiri yang harus memutuskan apakah kita ingin bahagia atau tidak.
Hidup ini harus tolong menolong, agar kita dapat memberi manfaat kepada orang lain. Disitulah letak kebahagiaan.
(From Roslinawati, pasien HD RUSPAU HALIM PK, Jaktim)
Sumber : IKCC

Eritropoeitin efektif menaikkan Hb

Cara supaya pemberian Eritropoeitin efektif menaikkan Hb?
1. Apakah jumlah unit yang diberikan dalam 1 kali pemakaian sudah tepat? ( biasanya 50 – 150 IU/kgBB/minggu), tanyakan pada dokter anda.
2. Epo tidak bisa diberikan sekali-kali saja, tetapi rutin sampai diperoleh kadar Hb yang kurang lebih mendekati normal, setelah itu frekuensinya bisa dikurangi. Konsultasikan pada dokter anda.
3. Apakah asupan makanan anda sudah tepat dan seimbang?dengan makanan yang tepat dan seimbang akan membantu mempercepat kenaikan kadar Hb. Anda bisa konsultasikan dengan ahli gizi.
4. Seringkali kadar Hb tidak mau naik karena persediaan zat besi dalam tubuh anda mulai berkurang, sehingga tidak bisa membantu meningkatkan kadar Hb.
Ada cara yang dapat sedikit membantu meningkatkan zat besi anda, yaitu dengan mengkonsumsi 2 potong crackers tawar sebelum tidur malam atau 100 cc juice apel (jika anda tidak hiperkalemia).
(Tuti Korina) Sumber : IKCC

Thursday, January 21, 2010

Cangkok Ginjal (Kidney Transplant)

Ketika seorang individu gagal ginjal, tiga pilihan pengobatan yang tersedia: hemodialisis, peritoneal dialisis dan transplantasi ginjal. Banyak pasien merasa bahwa transplantasi ginjal yang berhasil memberikan kualitas kehidupan yang lebih baik karena memungkinkan kebebasan lebih besar dan sering dikaitkan dengan peningkatan tingkat energi dan pola makan yang tidak terlalu dibatasi. Dalam membuat keputusan tentang apakah ini adalah pengobatan terbaik untuk Anda, Anda mungkin mendapati ada manfaatnya berbicara dengan orang yang sudah memiliki transplantasi ginjal. Anda juga perlu berbicara dengan dokter, perawat dan anggota keluarga.

Apakah yang dimaksud transplantasi ginjal?
Sebuah transplantasi ginjal adalah suatu operasi di mana seseorang yang telah gagal ginjal sendiri menerima ginjal baru untuk mengambil alih pekerjaan membersihkan darah.

Apakah ada berbagai jenis transplantasi ginjal?
Ya. Ada dua jenis transplantasi ginjal: orang-orang yang berasal dari donor hidup dan orang-orang yang berasal dari berhubungan donor yang telah meninggal (non-living donor). Seorang donor dapat hidup seseorang di dekat Anda atau keluarga atau pasangan Anda atau teman dekat, dan dalam beberapa kasus seorang asing yang ingin menyumbangkan sebuah ginjal kepada siapa pun yang membutuhkan transplantasi. Ada beberapa keuntungan dan kerugian untuk kedua jenis transplantasi ginjal. Ini tercakup dalam brosur gratis NKF "Kidney Transplant." Anda dapat memperoleh salinan dengan menelepon 800 622-9010.

Bagaimana cara memulai proses mendapatkan transplantasi ginjal?
Dokter Anda dapat membahas proses transplantasi dengan Anda atau mengarahkan Anda ke pusat transplantasi untuk evaluasi lebih lanjut.

Bagaimana saya dapat membayar untuk transplantasi saya?
Sebagian besar kebijakan asuransi kesehatan swasta mencakup banyak biaya yang berhubungan dengan transplantasi ginjal, termasuk obat-obatan. Selain itu, sebagian besar calon transplantasi ginjal memenuhi persyaratan untuk Medicare, yang akan mencakup 80 persen dari biaya operasi transplantasi. Setelah transplantasi, Anda akan perlu untuk memakai obat untuk mencegah penolakan terhadap ginjal baru Anda. Medicare Part B akan mencakup 80 persen dari biaya ini obat anti-penolakan, tetapi bukan biaya obat lain mungkin Anda butuhkan. Untuk sebagian besar pasien, cakupan Medicare ini akan berhenti setelah 36 bulan. Namun, jika Anda memenuhi persyaratan untuk Medicare cakupan berdasarkan usia atau cacat, biaya Anda obat anti penolakan dapat dilindungi selama Anda berada di Medicare. Pekerja sosial atau penasihat keuangan di pusat transplantasi Anda harus tersedia untuk menjawab pertanyaan tentang pilihan cakupan Anda.

Apakah penolakan?
Komplikasi yang paling penting yang mungkin terjadi setelah transplantasi adalah penolakan terhadap ginjal. Yang sistem kekebalan tubuh penjaga terhadap serangan oleh semua benda asing, seperti bakteri. Sistem pertahanan ini mungkin mengenali jaringan yang dicangkokkan dari orang lain sebagai "asing" dan bertindak untuk memerangi ini "penyerbu asing."

Anda akan perlu memakai obat setiap hari untuk mencegah penolakan terhadap ginjal baru Anda. Kebanyakan pasien perlu mengambil tiga jenis. Utama satu biasanya siklosforin atau tacrolimus atau sirolimus. Selain itu, Anda kemungkinan besar akan mengambil beberapa jenis steroid dan obat ketiga, seperti mycophenolate mofetil, azathioprine atau rapamycin. Perawatan tambahan mungkin diperlukan jika terjadi penolakan episode. Regular check up di pusat transplantasi Anda akan memastikan deteksi dini dan pengobatan penolakan.

Apakah efek samping dari obat anti-penolakan?
Obat anti penolakan memiliki sejumlah besar kemungkinan efek samping karena pertahanan kekebalan tubuh ditekan. Untungnya, efek samping ini biasanya dapat dikelola untuk sebagian besar pasien. Jika efek samping yang terjadi, mengubah dosis atau jenis obat biasanya akan menjaga mereka. Beberapa efek samping yang paling umum termasuk tekanan darah tinggi, berat badan dan kerentanan terhadap infeksi dan tumor. Anda mungkin juga memerlukan pengobatan tambahan untuk menjaga tekanan darah dan mencegah bisul dan infeksi.

Bagaimana kemungkinan bahwa transplantasi ginjal akan terus berfungsi secara normal?
Hasil transplantasi memperbaiki mantap dengan kemajuan penelitian. Dalam hal yang ditransplantasikan gagal ginjal, transplantasi kedua mungkin merupakan pilihan yang baik bagi banyak pasien.

Apakah saya perlu mengikuti diet khusus?
Transplantasi ginjal, seperti perawatan lain untuk gagal ginjal, sering memerlukan diet khusus berikut pedoman. Jika Anda berada di dialisis sebelumnya, Anda mungkin menemukan diet baru ini kurang dibatasi. Jangka waktu anda harus mengikuti diet khusus bervariasi. Kemajuan Anda akan diikuti dengan cermat, dan dokter dan ahli diet Anda akan mengubah diet sesuai kebutuhan.

Apa lagi yang bisa saya lakukan?
Anda harus memberi diri Anda sepenuhnya dengan membaca dan berbicara dengan dokter, perawat dan pasien yang sudah memiliki transplantasi ginjal. Anda juga dapat melihat publikasi Yayasan Ginjal Nasional tercantum di bawah ini.

Jika Anda ingin menjadi relawan dan mencari tahu lebih banyak tentang apa yang terjadi di mana Anda tinggal, hubungi Afiliasi NKF lokal.

Tuesday, January 12, 2010

Olahraga Perpanjang Usia Pasien Ginjal

Berolahraga tidak hanya baik untuk menjaga kesehatan, namun juga memperpanjang usia harapan hidup terutama untuk para penderita penyakit ginjal. Demikian diungkap oleh sebuah penelitian.

Banyak pasien yang mengalami penyakit ginjal kronis atau chronic kidney disease (CKD) meninggal lebih awal. Namun, seringkali penyebab kematian itu tidak terkait langsung dengan masalah ginjal, menurut informasi dari penelitian tersebut.

Para peneliti menganalisa data yang dikumpulkan dari 15.368 partisipan dari US National Health and Nutrition Examination Survey III. Dari seluruh pastisipan, sekitar 5,9 persen mengalami penyakit CKD. Berdasarkan aktivitas fisik yang dihitung berdasarkan frekuensi dan intensivitas, para partisipan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu tidak aktif, sesekali aktif dan aktif.

Studi kemudian menemukan, sekitar 28 persen dari pasien CKD yang tidak aktif dibandingkan dengan 13,5 persen partisipan tanpa CKD. Partisipan aktif dan sesekali aktif sekitar 56 persen dan 42 persen lebih lama hidup dibandingkan dengan pasien CKD tidak aktif. Manfaat yang sama juga diperoleh oleh partisipan tanpa CKD.

"Data tersebut menyarankan, kenaikan aktivitas fisik kemungkinan meningkatkan usia harapan hidup untuk penderita CKD. Hal itu sangat penting terutama untuk pasien tingkat III CKD yang biasanya meninggal sebelum mereka mencapai tingkat akhir dari penyakit tersebut," ujar Dr. Srinivasan Beddhu dari Salt Lake City Veterans Administration Healthcare System and University of Utah, Amerika Serikat.
Other Articles

Source : IKCC

Sering Konsumsi Suplemen Bisa Sebabkan Batu Ginjal

TIDAK salah jika Anda mengonsumsi suplemen atau juga makanan dan minuman yang mengandung Vitamin C dosis tinggi. Tidak salah karena makanan itu berguna untuk tubuh. Masalahnya, jika terlalu sering, Anda bisa terserang penyakit batu ginjal. Penyakit yang satu ini bisa membuat aktivitas dan kualitas hidup Anda menurun.

Ginjal berfungsi sebagai filter untuk membersihkan darah/cairan lainnya agar bahan-bahan kimia yang terkandung dalam darah atau cairan tubuh tidak beredar ke seluruh tubuh. Kotoran yang tersaring akan dikeluarkan melalui ginjal bersama air seni. Namun, karena tak semua kotoran terbawa oleh urin, sisa kotoran itu akan mengendap. Jika endapan itu tidak dikeluarkan, endapan itu akan menetap di ginjal atau berpindah ke kandung kemih. Endapan tersebut bisa menghasilkan kristal. Kristal tersebut akan menghambat saluran kemih (kalkulus uriner), pendarahan, penyumbatan aliran kemih dan bahkan infeksi.

Terbentuknya batu bisa terjadi karena air kemih jenuh dengan garam-garam yang dapat membentuk batu atau karena air kemih kekurangan penghambat pembentukan batu yang normal. Sekitar 80 persen batu terdiri dari kalsium. Sisanya mengandung berbagai bahan, termasuk asam urat, sistin dan mineral struvit.

Faktor Penyebab

Faktor utama timbulnya penyakit batu ginjal adalah pola hidup yang tidak sehat. "Pada masa remaja kita terkadang memaksimalkan pertumbuhan, minuman untuk kesehatan tulang atau bahkan minuman bervitamin C tinggi agar bisa tetap fit. Padahal jika dilakukan terlalu sering akan mengakibatkan infeksi pada ginjal dan mengakibatkan batu," terang dr Maftahul Alam dari RS Mitra Keluarga, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Yang rentan terkena penyakit ini adalah remaja hingga orang dewasa (usia 20-45 tahun).

Selain makanan atau minuman suplemen, faktor penyebab yang lain adalah makanan yang bisa menyebabkan asam urat, sebut saja jeroan sapi, kambing, dan lain sebagainya. Makanan ini banyak mengandung enzim yang bisa menimbulkan endapan pada ginjal. Faktor lain adalah diet ketat. Pada umumnya orang menjalankan diet ketat supaya langsing. Masalahnya, diet ketat seperti itu bisa menimbulkan kristal pada ginjal. Kurang minum dan menahan kencing juga bisa menjadi pemicu batu ginjal.

Gejala

Gejala batu ginjal, antara lain pinggang terasa nyeri dan pegal-pegal. Kadang-kadang penyakit ini tidak menimbulkan keluhan. Rasa sakit akan timbul bila batu merusak jaringan atau terbawa ke saluran kemih hingga menyumbatnya. Batu pada ginjal, terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Rasa sakit yang ditimbulkan oleh batu ginjal terasa berbeda tergantung letak batu tersebut. Jika batu masih menyumbat ureter, pelvis renalis, maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat). Namun, gejala pada umumnya adalah mual dan muntah, perut menggelembung, demam, menggigil, dan darah di dalam air kemih. Penderita mungkin menjadi sering berkemih, terutama ketika batu melewati ureter.

Menurut dr Alam, kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat yang hilang-timbul di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggang yang menjalar ke perut, daerah kemaluan, dan paha sebelah dalam. Batu bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih sehingga terjadi enfeksi. Batu struvit (campuran dari magnesium, amonium dan fosfat) juga disebut "batu infeksi" karena batu ini hanya terbentuk di dalam air kemih yang terinfeksi.

Batu yang masih kecil dan hanya berada di saluran kemih biasanya tidak terlalu berbahaya. Akan berbahaya jika batu tersebut membesar dan menyumbat saluran kencing. Bila batu ini agak besar dan menyumbat, sumbatan tersebut dapat menahan air seni. Jika tidak segera diobati, bisa terjadi pembengkakan pada ginjal yang akan menimbulkan rasa sakit yang amat sangat. Bila sampai parah, penderita bisa muntah-muntah.

Ukuran batu bervariasi, mulai dari yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sampai yang sebesar 2,5 cm atau lebih. Batu yang besar disebut "kalkulus staghorn". Batu ini bisa mengisi hampir keseluruhan pelvis renalis dan kalises renalis. Jika penyumbatan ini berlangsung lama, air kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam ginjal. Jika demikian, terjadi penekanan yang akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan selanjutnya bisa merusak ginjal.

Pengobatan

Dulu, operasi merupakan jalan satu-satunya untuk menghilangkan batu. Minum banyak air dan obat, baik tradisional maupun medis, tak cukup. Operasi masih merupakan jalan terbaik untuk mengeluarkan batu penyumbat ginjal. Tapi sekarang berbeda. Operasi hanya dilakukan jika batu memang memenuhi dinding ginjal dan tidak bisa ditempuh dengan cara lain.

Pada saat ini, pengobatan tergantung pada letak batu yang mengganjal. Batu kecil yang tidak menyebabkan gejala, menyumbatan atau infeksi, biasanya tidak perlu diobati. Hanya dengan meminum banyak cairan untuk meningkatkan pembentukan air kemih. Jika batu telah terbuang, tidak perlu pengobatan lagi. Kolik renalis atau bagian ureter paling atas yang berukuran 1 cm atau kurang seringkali bisa dipecahkan dengan gelombang ultrasonik (extracorporeal shock wave lithotripsy, ESWL).

ESWL adalah terapi penghancuran batu (ginjal) dengan gelombang kejut (shock wave) yang ditransmisi dari luar tubuh. Ribuan gelombang kejut ditembakkan ke batu ginjal sampai hancur. Pecahan batu selanjutnya akan dibuang dalam air kemih. ESWL adalah sebuah terapi yang tidak memerlukan pembedahan atau memasukkan alat ke dalam tubuh pasien. Sementara batu kecil di dalam ureter bagian bawah bisa diangkat dengan endoskopi yang dimasukkan melalui uretra ke dalam kandung kemih.

Source : IKCC