Kadar K+ serum di bawah nilai normal (<3 meq="" strong="">3>
ETIOLOGI:
- Kehilangan K+ melalui Saluran cerna (GI losses) terlihat pada muntah-muntah sedot nasogastrik, diare, sindrom malabsorpsi, penyalahgunaan pencahar. Adenoma villi dapat mengekskresikan K+ dan diikuti oleh sejumlah besar lendir dalam tinja. Kehilangan dari saluran cerna di bawah lambung akan menghasilkan konsentrasi K+ urin yang rendah serta asidosis metabolik yang sekunder terhadap kehilangan banyak bikarbonat. Kehilangan dari lambung akan menghasilkan konsentrasi K+ yang tinggi dalam urin (biasanya >40 mEq/L) serta alkalosis metabolik sekunder dari kehilangan klorida yang banyak.
- Diuretik. Tiazid, furosemid, asam etakrinat, dan bumetanid. Penurunan maksimal dari kadar K+ serum biasanya terlihat setelah 7 hari pengobatan. Derajat deplesi K+ tergantung pada asupan Na+ dengan pembatasan garam yang ketat (<2 asupan="" atau="" g="" hari="" na="" sup="">+2>
TATALAKSANA HIPOKALEMIA
- Defisit kalium sukar atau tidak mungkin dikoreksi jika ada hipomagnesemia. Ini sering terjadi pada pemakaian diuretik boros kalium.Kadar magnesium harus dicek jika kadar kalium sulit dinaikkan. Magnesium harus diganti jika kadar serum rendah. Kadar serum magnesium tidak mencerminkan cadangan total tubuh, penggunaan magnesium secara empirik diindikasikan sekalipun pada kadar magnesium serum yang normal kalium serum masih sukar ditingkatkan(lihat bab tentang hypomagnesemia).
- Terapi oral. Suplementasi K+ (20 mEq KCl) harus diberikan pada awal terapi diuretik. Cek ulang kadar K+ 2 sampai 4 minggu setelah suplementasi dimulai. Cek secara berkala setelah itu. Pada alkalosis metabolik hipokalemik-hipokloremik, suplemen klorida harus diberikan juga (KCl). Pertimbangkan diuretik hemat-kalium pada pasien dengan hipokalemia karena kehilangan melalui ginjal., namun jangan gunakan pada pasien insufisiensi ginjal, pasien dengan suplemen kalium, atau pasien yang mendapat penghambat ACE kecuali di bawah pengawasan ketat (yakni pada rawat-inap, dengan pengukuran kalium setiap hari).
- Terapi IV harus digunakan untuk hipokalemia berat dan pada pasien yang tidak tahan dengan suplemen oral.
KECEPATAN PEMBERIAN KALIUM INTRAVENA
Kecepatan pemberian tidak boleh dikacaukan dengan dosis.
Kecepatan pemberian tidak boleh dikacaukan dengan dosis.
- Jika kadar K+ serum >2.4 mEq/L dan tak ada kelainan EKG, K+ bisa diberikan dengan kecepatan 10 sampai 20 mEq/jam dengan pemberian maksimum 200 mEq per hari. Tatalaksana cepat dibutuhkan jika kadar K+<2 40="" dengan="" diencerkan="" ekg="" harus="" infus="" jam="" k="" kadar="" kelainan="" melalui="" meq="" pemantauan="" perifer="" sampai="" sup="">+2>
KOREKSI HIPOKALEMIA PERIOPERATIF
- KCL biasa digunakan untuk menggantikan defisiensi K+, karena juga biasa disertai defisiensi Cl-.
- Jika penyebabnya diare kronik, KHCO3 atau kalium sitrat mungkin lebih sesuai.
- Terapi oral dengan garam kalium sesuai jika ada waktu untuk koreksi dan tidak ada gejala klinik.
- Penggantian 40-60 mmol K+ menghasilkan kenaikan 1-1,5 mmol/L dalam K+ serum, tetapi ini sifatnya sementara karena K+ akan berpindah kembali ke dalam sel. Pemantauan teratur dari K+ serum diperlukan untuk memastikan bahwa defisit terkoreksi.
Kalium iv
- KCl sebaiknya diberikan iv jika pasien tidak bisa makan dan mengalami hipokalemia berat.
- Secara umum, sebaiknya tidak tambahkan KCl ke dalam botol infus. Gunakan sediaan siap-pakai dari pabrik. Pada koreksi hipokalemia berat (< 2 mmol/L) , sebaiknya gunakan NaCl bukan dekstrosa. Pemberian dekstrosa bisa menyebabkan penurunan sementara K+ serum sebesar 0,2-1,4 mmol/L karena stimulasi pelepasan insulin oleh glukosa.
- Infus yang mengandung KCl 0,3% dan NaCl 0,9% menyediakan 40 mmol K+ /L. Ini harus menjadi standar dalam cairan pengganti K+.
- NaCl 0,9% dalam jumlah besar bisa menyebabkan kelebihan beban cairan. Jika ada aritmia jantung, dibutuhkan larutan K+ yang lebih pekat diberikan melalui vena sentral dengan pemantauan EKG. Pemantauan teratur sangat penting. Pikirkan masak-masak sebelum memberikan > 20 mmol K+/jam.
- Konsentrasi K+> 60 mmol/L sebaiknya dihindari melalui vena perifer, karena cenderung menyebabkan nyeri dan sklerosis vena.
No comments:
Post a Comment