Wednesday, September 2, 2009

PENATALAKSANAAN DIET PADA NEFROPATI DIABETIK

Kebutuhan Zat Gizi

Peran diet sangatlah penting untuk mencegah terjadinya nefropati diabetes lebih lanjut dan mencegah komplikasi penyakit lainnya. Zat gizi yang mendapatkan perhatian adalah:

Protein : Pembatasan protein pada pasien nefropati diabetik merupakan hal yang penting. Asupan protein lebih rendah dari pada diet diabetes pada umumnya. Protein dianjurkan sesuai dengan tingkatan penurunan fungsi ginjal. Pada saat ini anjuran asupan protein 0.8gr/kg BB/hari, kurang atau sama dengan 10% dari total energi. Apabila terjadi penurunan fungsi ginjal sudah sangat buruk GFR/CCT/TKK 10-15 mL/menit maka asupan protein dianjurkan lebih rendah yaitu 0.6 gr/kg BB. Sebagian protein (50%) bernilai biologis tinggi. Pada berbagai penelitian, pemberian diet rendah protein bersamaan dengan pemberian asam amino esensial dan hormon eritropoetin pada pasien dengan nefropati diabetik menunjukan penurunan perburukan fungsi ginjal dibanding dengan pasien yang yang diberi diet rendah protein saja. Dengan kata lain, fungsi ginjal dipertahankan tidak bertambah buruk.
Pada nefropati diabetik dimana pasien sudah menjalani terapi pengganti hemodialisis protein dianjurkan 1.2 g/kgBB/hari, sedangkan jika pasien menjalani CAPD (Continuous Ambulatory dianjurkan 1.3 - 1.5 g/kg BB/hariPeritoneal Dialysis) protein 20% dari total atau sama dengan kalori.

Energi : secara tepat dapat dihitung kebutuhan energi untuk pasien nefropati diabetik ini, yaitu 35 Kcal/kgBB/hari. Asupan energi yang adekuat bertujuan agar protein tidak dipecah menjadi sumber energi. Karena protein dibatasi pada diet nefropati diabetik dengan terapi konservatif, energi lebih banyak diambil dari sumber karbohidrat dan lemak.

Karbohidrat : Sumber karbohidrat yang dianjurkan adalah 60% dari total kalori, penggunaan karbohidrat tetap diutamakan. Pada diet nefropati diabetik, dengan pembatasan protein dirasakan sulit untuk mencapai kebutuhan kalori apabila menggunakan karbohidrat kompleks saja. Oleh karena itu bahan makanan tinggi kalori rendah protein dari karbohidrat sederhana seperti gula dapat dianjurkan dikonsumsi bersamaan dengan makanan, atau dimasukan dalam makanan olahan. Anjuran diet pada pasien diabetes yang terbaru mengutamakan jumlah karbohidratnya, bukan jenisnya. Anjuran konsumsi sukrosa lebih liberal. Bukti menunjukan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari perencanaan makan pasien diabetes tidak memperburuk kontrol glukosa darah.

Lemak : Anjuran lemak pada nefropati diabetik adalah 30% dari total kalori. Anjuran presentase lemak lebih tinggi dari diet diabetes umumnya, hal ini dimaksudkan untuk mencukupi kebutuhan energi, karena sumber energi dari protein terbatas. Lemak diutamakan tidak jenuh ganda maupun tunggal yaitu minyak jagung, minyak wijen. Asupan lemak jenuh dianjurkan kurang dari 10%. Asupan kolesterol dianjurkan kurang dari 300mg/hari.

Garam (natrium) : Anjuran asupan garam (Na) untuk pasien diabetik nefropati berkisar antara 1000- 3000 mg Na sehari, tergantung pada tekanan darah, ada tidaknya edema atau asites, serta pengeluaran urin sehari. Pada nefropati diabetik yang sudah menjalani terapi pengganti hemodialisis kebutuhan natrium adalah 1000 mg + 2000 mg apabila urine sehari 1000ml.

Kalium : Kadar kalium darah harus dipertahankan dalam batas normal. Pada beberapa pasien, kadar kalium darah meningkat disebabkan karena asupan kalium dari makanan yang berlebih atau karena obat-obatan yang diberikan. Anjuran asupan kalium tidak selalu dibatasi, kecuali bila terjadi hiperkalemia yaitu kalium darah > 5.5 mEq, jumlah urine yang sedikit atau GFR/CCT/TKK kurang atau sama dengan 10mL/menit. Pada kondisi ini anjuran asupan kalium berkisar 40-70 mEq/hari (1600-2800 mg/hari) atau 40mg/kgBB/hari, hindari makanan tinggi kalium. Pada nefropati diabetik dengan terapi pengganti hemodialisis kebutuhan kalium dapat dihitung berdasarkan pengeluaran urine sehari, yaitu kebutuhan dasar 2000 mg + 1000 mg apabila urine sehari 1000ml. Obat pengikat kalium dapat diusulkan kepada dokter yang merawat.

Fosfor : Pada pasien diabetik nefropati, apabila terjadi hiperfosfatemia (kadar fosfat darah >6mg/dL) biasanya diterapi dengan diet rendah fosfat. Apabila asupan fosfor berkisar 8-12 mg/kgBB/hari. Dengan semakin jeleknya fungsi ginjal, untuk mengontrol fosfat tidak mungkin hanya dengan diet. Obat pengikat fosfat diperlukan untuk mengikat fosfat dari makanan dalam saluran cerna yang bertujuan mencapai serum fosfat darah berkisar 4-6mg/dL. Asupan protein berhubungan dengan asupan fosfat. Perlu diketahui, agar obat pengikat fosfat bekerja optmal, maka harus diminum bersamaan dengan makan.

Kalsium : Hipokalsemia (kadar Kalsium darah <8,5 mg/dL) kadang terjadi pada pasien nefropati diabetik, penyebabnya adalah asupan kalsium yang tidak adekuat, penyerapan di usus yang tidak baik serta hiperfosfatemia. Oleh karena itu biasanya pemberian suplemen kalsium diberikan dokter dalam bentuk tablet. Asupan kalsium yang dianjurkan adalah 1200 mg/hari. Suplemen kalsium yang biasa diberikan salah satunya adalah kalsium karbonat, karena selain untuk suplemen juga sebagai fosfat binder (pengikat fosfat). Kadar kalsium darah yang diharapkan berkisar 8.5-11 mg/dL.


Contoh bahan makanan :
-Protein bernilai biologis tinggi : telur, susu, daging, ayam, ikan dsb
-Protein biologis rendah :yaitu bahan makanan selain hewani seperti kacang-kacangan, biji-bijian, umbi, tempe, tahu, beras, jagung, havermout, kentang, ubi, bayam, daun singkong, sawi, kacang panjang, dll
-Karbohidrat komplek : umbi, biji-bijian, dan sayuran seperti : kentang, ubi, singkong, beras havermout, jagung, bayam, sawi, kacang panjang, dll
-Karbohidrat sederhana :gula pasir, gula jawa, madu, sirup, permen, minuman ringan, dll
-Bahan makanan tinggi kalori rendah protein : makanan /jajanan terbuat dari singkong, ubi, tepung maizena, tepung sagu, / tapioka, sagu mutiara, /pacar cina, agar-agar seperti: getuk, keripik, singkong, kolak biji salak, pudding maizena, semprit sagu, kue lapis sagu, ongol-ongol, sagu ambon, kue bagea, agar-agar bening, dll, selai, jelly, non diary creamer, formula komersial rendah protein.
-Lemak jenuh : mentega, minyak kelapa sawit, kelapa, lemak susu.
-Lemak tidak jenuh ganda : minyak jagung kedelai, minyak bunga matahari, minyak bunga saff, mayonais
-Lemak tidak jenuh tunggal : minyak zaitun, alpukat, minyak kacang
-Kolesterol : lemak dari hewani seperti lemak daging, kuning telur, otak, susu full cream, dll
-Fosfor : susu dan hasil olahnya, hati, ikan sarden, udang, kacang kedelai, tahu, tempe, dan kacang-kacangan
-Natrium : garam dapur, penyedap/ MSG, soda kue, zat pengawet, (Na. Benzoat). Makanan yang menggunakan bahan-bahan tersebut dalam pengolahanya .
-Kalium : Pisang, tomat, alpukat, jambu biji, jeruk, rebung, bayam, daun pepaya, daun singkong, kentang, singkong, labu kuning, susu, santan kelapa, dll.

Source: http://www.ikcc.or.id/

No comments:

Post a Comment